Senin, 23 Desember 2013

Aplikasi Teknologi Pendidikan Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan



Aplikasi Teknologi Pendidikan Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Oleh: Sri Purwati
Pendahuluan
Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Data tersebut disebutkan dalam harian Kompas terbitan Selasa, 27 November 2012. Data tersebut membuktikan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan isu sentral di negara-negara maju maupun berkembang seperti Indonesia.
Masalah ini sudah lama dicoba diatasi dengan berbagai cara dan upaya, namun hasilnya belumlah optimal. Teknologi pendidikan yang merupakan bagian dari pendidikan, yang berkepentingan dengan segala aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan, juga ikut serta berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui cara-cara yang berbeda.
Teknologi pendidikan memiliki potensi untuk mengatasi permasalahan tersebut, oleh karena itu perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya dengan mengatasi masalah belajar siswa yang pada umumnya adalah sulit mempelajari konsep yang abstrak, sulit membayangkan peristiwa yang telah lalu, sulit mengamati obyek yang terlalu kecil atau terlalu besar, sulit memperoleh pengalaman langsung, sulit memahami pelajaran yang diceramahkan, sulit memahami konsep yang rumit, terbatasnya waktu untuk belajar, selain itu sikap pasif dan kurang minatnya peserta didik juga menjadi faktor rendahnya mutu pendidikan (Miarso 2011: 554).
Berdasarkan hal tersebut di atas, nampaknya peningkatan mutu pendidikan perlu diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pendidikan formal maupun non-formal dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan peserta didik. Selain itu perlu memberikan bekal penguasaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) pada guru agar mereka mampu melaksanakan pembelajaran yang menggunakan multimedia secara baik, karena media pendidikan yang merupakan aspek nyata dari aplikasi teknologi pendidikan (Miarso 2011: 554).
Aplikasi yang berdasarkan pendekatan teknologi pendidikan, diharapkan mampu mewujudkan peningkatan mutu pendidikan. Karena pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources (Miarso 2011: 556).
Kecepatan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di dunia yang tidak dapat diperkirakan ditanggapi positif oleh dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh Departemen yang menangani masalah pendidikan. Salah satunya adalah dengan meluncurkan beberapa situs pendidikan, diantaranya EdukasiNet sebagai bentuk pemanfaatan teknologi internet dalam pendidikan. EdukasiNet diharapkan dapat menjadi bahan belajar dan fasilitas komunikasi dan interaksi antar komunitas pendidikan dengan berbasis internet. EdukasiNet memungkinkan orang dapat berkomunikasi dan bertukar informasi satu sama lain setiap saat dengan mudah dan cepat. Oleh karena luasnya aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka rumusan masalah pada makalah ini hanya dibatasi pada penggunakan EdukasiNet sebagai pembelajaran berbasis internet.

Hakekat  Aplikasi Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan menurut Miarso dalam bukunya, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan pengembangan secara sistematis berbagai macam sumber belajar, termasuk di dalamnya pengelolaan dan penggunaan sumber tersebut (Miarso, 2011: 6).
Ditinjau dari pendekatan pendidikan, teknologi pendidikan adalah suatu proses yang bersistem dalam usaha mendidikan atau membelajarkan. Dalam proses yang bersistem ini kemungkinan besar digunakan teknologi pendidikan sebagai produk (Miarso 2007: 76).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa aplikasi teknologi sebagai penerapan dari suatu disiplin ilmu yang membahas proses dalam usaha mendidik atau membelajarkan, dan dalam proses mendidik atau membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi.
Hakekat Mutu Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti: bahan ajar (kognitif, psikomotorik, afektif), metodologi yang bervariatif sesuai dengan kemampuan guru, sarana dan prasarana sekolah, dukungan administrasi, sumber daya dan dukungan lingkungan yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan berfungsi mensikronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan saran pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik dalam konteks intrakurikuler maupun dalam konteks ekstrakurikuler, baik dalam substansi akademis maupun non-akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.
Mutu dalam konteks “hasil belajar” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap waktu cawu, akhir semester, akhir tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (studens achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, Ebta, Ebtanas). Dapat pula prestasi di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya: computer, beragam jenis teknik, jasa. Bahkan seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan lain sebagainya (Depdiknas: 2003).
Konsep tentang peningkatan mutu pendidikan juga diartikan secara berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi. Secara konseptual kriteria mutu itu dikategorikan ke dalam lima hal, yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efesiensi, dan produktivitas (Miarso, 2011: 516). Dari uraian di atas di dapat simpulan bahwa mutu pendidikan adalah tingkat keunggulan hasil kerja dalam pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun dalam hasil pendidikan. Dari pengertian aplikasi teknologi pendidikan dan pengertian peningkatan mutu pendidikan di atas, dapat dikatakan bahwa aplikasi teknologi pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah penerapan teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas proses mendidik atau membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi sebagai upaya peningkatan keunggulan hasil kerja dalam bidang pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun berupa hasil pendidikan.
Menurut Miarso dalam Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (2011) beberapa pedoman umum dalam aplikasi teknologi pendidikan dan implemasinya:
1) Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain.
2) Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serampak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya.
3) Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar.
4) Tumbuhnya daya lipat atau efek sinergi, dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur mempunyai nilai-nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah (Miarso, 2007: 78).

EdukasiNet Pembelajaran Berbasis Internet
Salah satu program yang ditelurkan Depdiknas untuk meningkatkan kualitas, penyebaran akses pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan adalah sebagai wujud nyata adalah pembentukan Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), pada tahap-tahap awal memang Jardiknas hanya diprioritasnya untuk sekolah-sekolah kejuruan pada akhirnya semua-semua diharapkan memiliki jaringan Internet yang dapat digunakan untuk proses belajar mengajar (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 307).
Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya dalam bentuk LAN atau WAN maupun hubungan personal komputer terhadap jaringan internet (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 307).
Hal ini menjadikan halaman internet merupakan bagian yang sangat strategis dalam media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dan guru dalam menguasai teknologi pendidikan khususkan teknologi komputer dan internet.
Pembelajaran berbasis internet yang dikeluarkan oleh Depdiknas diberi nama EdukasiNet, yang beralamat pada e_dukasi.net. Kedepan situs ini dapat terus dikembangkan dan dilengkapi dengan seluruh mata pelajaran dan seluruh jalur pendidikan, bimbingan belajar, bimbingan dan penyuluhan ataupun konsultasi, tutorial, remedial, e-mail, forum diskusi, mailing list, ujian kemampuan, bank soal, pengetahuan populer dan lain-lain (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311).
Disamping itu EdukasiNet diharapkan mampu memberikan informasi praktis tentang pengetahuan baik terhadap siswa maupun kepada guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai guru profesional.
Fitur-fitur yang ditawarkan dalam EdukasiNet bersifat nasional dapat diakses dan di download dengan mudah (easily), siapa saja boleh menggunakan asal tidak mengabaikan hak cipta dan hak kekayaan intelektual. EdukasiNet dimulai tahun 2002 dan pada tanggal 11 Agustus 2003 bersamaan dengan pencanangan bulan telematika dan menkominfo di launching EdukasiNet sebagai situs resmi pendidikan Indonesia (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 314).
Manfaat EdukasiNet
• Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.
• Guru dan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat melakukan dikusi melalui forum diskusi.
• Guru dan siswa saling dapat bertukar informasi melalui mailing list.
• Guru dan siswa dapat mendownload materi pelajaran yang diperlukan.
• Sumber belajar dapat diakses dimana saja dan kapan saja (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311).
Adapun manfaat EdukasiNet sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi antarsekolah antara lain:
• Dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan pengguna lainnya melalui fasilitas forum.
• Dapat memperoleh dan mengirimkan informasi mengenai berita dan artikel serta event yang terjadi dalam komunitas pendidikan.
• Akan memperoleh ruang (space) untuk menampilkan profil sekolah sebagai subdomain e-dukasi.net
• Dapat mengikuti kelas maya melalui fitur telekolaborasi edukasi.net.
(sumber: febiluphobiet.wordpress.com/2009/06/09/e-dukasi-net/)
Pada dasarnya situs EdukasiNet dapat dimanfaatkan oleh siapa saja dan dengan cara yang sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kepada situasi dan kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan. Namun demikian, untuk membantu para guru dalam pemanfaatan situs ini, beberapa bentuk pola pemanfaatan berikut dapat dilakukan (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311):
1. Pola pemanfaatan di Lab Komputer
Bagi sekolah yang telah memiliki fasilitas laboratorium komputer yang tersambung ke internet, dapat memanfaatkan situs ini di lab. Situs ini dapat diakses secara bersama-sama dalam bentuk klasikal ataupun individual di lab dengan bimbingan guru.
2. Pola pemanfaatan di Kelas
Apabila sekolah belum memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD proyektor dan sebuah komputer yang tersambung ke internet, maka pemanfaatan situs ini dapat dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas. Bahan belajar yang ada pada edukasi.net akan menjadi bahan pengayaan proses pembelajaran tatap muka di kelas, sesuai dengan topik yang dibahas pada saat itu.
3. Pola penugasan
Untuk sekolah yang belum memiliki sambungan internet, dapat memanfaatkan situs ini dengan pola penugasan. Siswa dapat mengakses internet pada tempat-tempat yang menyediakan jasa layanan internet, misalnya warnet, di rumah, ataupun tempat lainnya.
4. Pola pemanfaatan individual
Di luar itu semua siswa di beri kebebasan untuk memanfaatkan dan mengeksplor seluruh materi yang ada pada EdukasiNet, baik yang berupa bahan belajar, pengetahuan populer dan fasilitas komunikasi secara individual. Pemanfaatannya bisa dilakukan di rumah, bagi siswa yang memiliki komputer yang tersambung ke internet atau dilakukan di Warnet.
Tantangan EdukasiNet
Menurut Yuhetty dan Harjito prospek EdukasiNet kedepan akan mengalami banyak tantangan yang harus dihadapi dan disiasati agar dapat dimanfaatkan dengan baik dalam peningkatan mutu pendidikan. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi di Indonesia yaitu (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 318):
1. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah secara umum tentang pendayagunaan ICT untuk pendidikan, sifatnya masih diatas kertas, artinya belum diikuti dengan tindakan yang sungguh-sungguh oleh seluruh unsur pemerintah untuk melaksanakannya. Hal ini tampak pada data UNESCO 2002 yang menyatakan ada tiga kategori negara-negara yang mendayagunakan ICT untuk pendidikan di Asia Pasifik, yaitu:
• Advance countries ( interacting ICT into the education system); contohnya adalah Korea Selatan, Australia, Singapura. Mereka telah memiliki kebijakan nasional dalam bidang pendayagunaan ICT untuk pendidikan, dan telah memiliki kurikulum ICT yang terintegrasi dengan pendidikan Nasional. Pada kategori ini kondisi pendayagunaan ICT untuk pendidikan adalah sebagai berikut :
 Hampir semua kelas telah dilengkapi komputer dan peralatan ICT yang lain.ü
 Rasio ketersediaan komputer dan jumlah sisiwa disekolah asalah 1:5 untuk jenjang SMU dan 1:7 untuk SMP, dan 1:10 untuk SD.ü
 Semua sekolah memiliki tingkat akses internet dengan kecepatan yang tinggi dan bandwithü
 33% guru dilatih setiap tahun oleh guru yang dudah memilki sertifikat ICT.ü
• Middle countries; negara-negara yang termasuk dalam kategori ini kebijakan dan rencana induk tentang ICT secara nasional, menerapkan dan mencoba bermacam-macam strategi tetapi ICT belum terintegrasi penuh dalam pendidikan. Contoh Thailand, Cina, Jepang Philipina, India.
• Beginning Countries; Negara- negara pemula, contoh: Indonesia, Myanmar, Vietnam, Bangladesh. Negara-negara ini telah memiliki kebijakan Nasional namun belum memiliki sumber daya yang cukup untuk melaksanakan kebijakan dan rencana kerja atau belum mempunyai kebijakan tetapi sudah memulai pilot proyek (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311).
2. ICT Literacy
Tidak dapat dipungkiri pada saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia, bahkan sebagaian besar masyarakat pendidikan belum sepenuhnya memilki kesadaran terhadaop pemanfaatan penggunaan ICT untuk pendidikan. Data APJII tahun 2001 menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia baru mencapai sekitar 1.980.000 pengguna. Ini tentu saja sangat kecil bila dibandingkan dengan populasi rakyat Indonesia yang mencapai 200 juta lebih.
World Bank melaporkan profil pamanfaatan information and communication technology (ICT) di Indonesia, yaitu rasio jumlah komputer 9.9 per 1000 penduduk, sambungan telpon 91 per 1000 penduduk, jumlah internet host 0.8 per 10 000 penduduk dengan pengguna internet sebanyak 2 juta orang (Anonim, 2002). Investasi dibindang ICT tercatat sebesar US$ 3,54 Milyar atau 2.2 persen terhadap PDB dengan ICT per kapita sebesar US$ 16.6. Jika menggunakan indeks pengembangan ICT yang dikembangkan oleh UNCTAD-PBB (2003), Indonesia menduduki ututan ke 77 dari 171 negara. Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih dibawah Singapura yang menempati urutan 14, Brunei urutan ke-40, Malaysia urutan ke-43, dan Filipina urutan ke-59; tetapi masih lebih tinggi dibandingkan Thailand pada urutan ke-92 dan Vietnam urutan ke-113.
3. Sumber daya manusia dalam ICT
Ketersediaan sumber daya manusia yang menguasai ICT di Indonesia masih sangat kurang. Tenaga yang ada disekolah biasanya adalah guru bidang studi yang tidak memiliki latar belakang pendidikan IT dan dipinta untuk menangani IT disekolah.
4. Kurikulum
Hingga saat ini belum ada kurikulum ICT resmi untuk jenjang pendidkan dasar dan menengah, karena hingg saat ini pengembangan kurikulum tersebut yang dilakukan oleh pihak yang berkompeten yaitu Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas belum juga selesai.

Simpulan

Kecepatan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di dunia yang tidak dapat diperkirakan ditanggapi positif oleh dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh Departemen yang menangani masalah pendidikan. Salah satunya adalah dengan meluncurkan beberapa situs pendidikan, diantaranya EdukasiNet sebagai bentuk pemanfaatan teknologi internet dalam pendidikan. EdukasiNet diharapkan mampu memberikan informasi praktis tentang pengetahuan baik terhadap siswa maupun kepada guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai guru profesional. Fitur-fitur yang ditawarkan dalam EdukasiNet bersifat nasional dapat diakses dan di download dengan mudah (easily), siapa saja boleh menggunakan asal tidak mengabaikan hak cipta maupun hak kekayaan intelektual. Manfaat EdukasiNet antara lain:
• Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.
• Guru dan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat melakukan dikusi melalui forum diskusi.
• Guru dan siswa saling dapat bertukar informasi melalui mailing list
• Guru dan siswa dapat mendownload materi pelajaran yang diperlukan.
• Sumber belajar dapat diakses dimana saja dan kapan saja
Kemajuan Teknologi Infornasi dan Komunikasi memberikan banyak peluang bagi pendidikan untuk berkembang. Pendalaman materi-materi pelajaran di sekolah yang biasanya menggunakan buku dapat dilakukan dengan alternatif lain yaitu lewat intenet. Aplikasi teknologi pendidikan dalam hal ini berbasis internet diharapkan mampu meningkatan mutu pembelajaran sehingga pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Daftar Pustaka
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.
Prawiradilaga, Dewi S, dkk. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta
Prawiradilaga, Dewi S. 2012. Wawasn Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar