Aplikasi
Teknologi Pendidikan Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Oleh: Sri
Purwati
Pendahuluan
Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di
dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan
Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko
dan Brasil. Data tersebut disebutkan dalam harian Kompas terbitan Selasa, 27
November 2012. Data tersebut membuktikan bahwa peningkatan mutu pendidikan
merupakan isu sentral di negara-negara maju maupun berkembang seperti
Indonesia.
Masalah ini sudah lama dicoba diatasi dengan berbagai cara
dan upaya, namun hasilnya belumlah optimal. Teknologi pendidikan yang merupakan
bagian dari pendidikan, yang berkepentingan dengan segala aspek pemecahan
masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan, juga
ikut serta berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui cara-cara yang
berbeda.
Teknologi pendidikan memiliki potensi untuk mengatasi
permasalahan tersebut, oleh karena itu perlu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Diantaranya dengan mengatasi masalah belajar siswa yang pada
umumnya adalah sulit mempelajari konsep yang abstrak, sulit membayangkan
peristiwa yang telah lalu, sulit mengamati obyek yang terlalu kecil atau
terlalu besar, sulit memperoleh pengalaman langsung, sulit memahami pelajaran
yang diceramahkan, sulit memahami konsep yang rumit, terbatasnya waktu untuk
belajar, selain itu sikap pasif dan kurang minatnya peserta didik juga menjadi
faktor rendahnya mutu pendidikan (Miarso 2011: 554).
Berdasarkan hal tersebut di atas, nampaknya peningkatan mutu
pendidikan perlu diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada
pendidikan formal maupun non-formal dalam rangka mewujudkan proses yang
efisien, menyenangkan dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta
tingkat perkembangan peserta didik. Selain itu perlu memberikan bekal
penguasaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) pada guru agar mereka mampu
melaksanakan pembelajaran yang menggunakan multimedia secara baik, karena media
pendidikan yang merupakan aspek nyata dari aplikasi teknologi pendidikan
(Miarso 2011: 554).
Aplikasi yang berdasarkan pendekatan teknologi pendidikan,
diharapkan mampu mewujudkan peningkatan mutu pendidikan. Karena pada hakikatnya
teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis,
merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar
yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources
(Miarso 2011: 556).
Kecepatan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di
dunia yang tidak dapat diperkirakan ditanggapi positif oleh dunia pendidikan di
Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh Departemen yang menangani masalah
pendidikan. Salah satunya adalah dengan meluncurkan beberapa situs pendidikan,
diantaranya EdukasiNet sebagai bentuk pemanfaatan teknologi internet dalam
pendidikan. EdukasiNet diharapkan dapat menjadi bahan belajar dan fasilitas
komunikasi dan interaksi antar komunitas pendidikan dengan berbasis internet.
EdukasiNet memungkinkan orang dapat berkomunikasi dan bertukar informasi satu
sama lain setiap saat dengan mudah dan cepat. Oleh karena luasnya aplikasi
teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka rumusan masalah
pada makalah ini hanya dibatasi pada penggunakan EdukasiNet sebagai
pembelajaran berbasis internet.
Hakekat Aplikasi Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan menurut Miarso dalam bukunya, Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan
pengembangan secara sistematis berbagai macam sumber belajar, termasuk di
dalamnya pengelolaan dan penggunaan sumber tersebut (Miarso, 2011: 6).
Ditinjau
dari pendekatan pendidikan, teknologi pendidikan adalah suatu proses yang
bersistem dalam usaha mendidikan atau membelajarkan. Dalam proses yang
bersistem ini kemungkinan besar digunakan teknologi pendidikan sebagai produk
(Miarso 2007: 76).
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa aplikasi teknologi sebagai
penerapan dari suatu disiplin ilmu yang membahas proses dalam usaha mendidik atau
membelajarkan, dan dalam proses mendidik atau membelajarkan tersebut
kemungkinan besar menggunakan teknologi.
Hakekat Mutu Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada proses
pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat
berbagai input, seperti: bahan ajar (kognitif, psikomotorik, afektif),
metodologi yang bervariatif sesuai dengan kemampuan guru, sarana dan prasarana
sekolah, dukungan administrasi, sumber daya dan dukungan lingkungan yang
kondusif. Manajemen sekolah, dukungan berfungsi mensikronkan berbagai input
tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar
mengajar baik antara guru, siswa dan saran pendukung di kelas maupun di luar
kelas, baik dalam konteks intrakurikuler maupun dalam konteks ekstrakurikuler,
baik dalam substansi akademis maupun non-akademis dalam suasana yang mendukung
proses pembelajaran.
Mutu dalam konteks “hasil belajar” mengacu pada prestasi yang
dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap waktu cawu,
akhir semester, akhir tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai
atau hasil pendidikan (studens achievement) dapat berupa hasil test kemampuan
akademis (misalnya ulangan umum, Ebta, Ebtanas). Dapat pula prestasi di suatu
cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya: computer,
beragam jenis teknik, jasa. Bahkan seperti suasana disiplin, keakraban, saling
menghormati, kebersihan dan lain sebagainya (Depdiknas: 2003).
Konsep tentang peningkatan mutu pendidikan juga diartikan
secara berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi. Secara konseptual
kriteria mutu itu dikategorikan ke dalam lima hal, yaitu kesesuaian, daya
tarik, efektivitas, efesiensi, dan produktivitas (Miarso, 2011: 516). Dari uraian
di atas di dapat simpulan bahwa mutu pendidikan adalah tingkat keunggulan hasil
kerja dalam pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun dalam hasil
pendidikan. Dari pengertian aplikasi teknologi pendidikan dan pengertian
peningkatan mutu pendidikan di atas, dapat dikatakan bahwa aplikasi teknologi
pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah penerapan teknologi
pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas proses mendidik atau
membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi sebagai upaya
peningkatan keunggulan hasil kerja dalam bidang pendidikan baik yang berupa
proses pendidikan maupun berupa hasil pendidikan.
Menurut Miarso dalam Menyemai Benih Teknologi Pendidikan
(2011) beberapa pedoman umum dalam aplikasi teknologi pendidikan dan
implemasinya:
1)
Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi,
manajemen, rekayasa dan lain-lain.
2)
Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serampak, dengan
memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya.
3)
Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah
belajar.
4)
Tumbuhnya daya lipat atau efek sinergi, dimana penggabungan pendekatan dan atau
unsur mempunyai nilai-nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula
pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih daripada
memecahkan masalah secara terpisah (Miarso, 2007: 78).
EdukasiNet Pembelajaran Berbasis Internet
Salah satu program yang ditelurkan Depdiknas untuk
meningkatkan kualitas, penyebaran akses pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan adalah sebagai wujud nyata adalah pembentukan Jejaring Pendidikan
Nasional (Jardiknas), pada tahap-tahap awal memang Jardiknas hanya
diprioritasnya untuk sekolah-sekolah kejuruan pada akhirnya semua-semua
diharapkan memiliki jaringan Internet yang dapat digunakan untuk proses belajar
mengajar (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 307).
Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan
komputer satu dengan komputer lainnya dalam bentuk LAN atau WAN maupun hubungan
personal komputer terhadap jaringan internet (Prawiradilaga dan Siregar, 2008:
307).
Hal ini menjadikan halaman internet merupakan bagian yang
sangat strategis dalam media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan siswa dan guru dalam menguasai teknologi pendidikan khususkan
teknologi komputer dan internet.
Pembelajaran
berbasis internet yang dikeluarkan oleh Depdiknas diberi nama EdukasiNet, yang
beralamat pada e_dukasi.net. Kedepan situs ini dapat terus dikembangkan dan
dilengkapi dengan seluruh mata pelajaran dan seluruh jalur pendidikan,
bimbingan belajar, bimbingan dan penyuluhan ataupun konsultasi, tutorial,
remedial, e-mail, forum diskusi, mailing list, ujian kemampuan, bank soal, pengetahuan
populer dan lain-lain (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311).
Disamping
itu EdukasiNet diharapkan mampu memberikan informasi praktis tentang
pengetahuan baik terhadap siswa maupun kepada guru dalam melaksanakan tugas
sehari-hari sebagai guru profesional.
Fitur-fitur yang ditawarkan dalam EdukasiNet bersifat
nasional dapat diakses dan di download dengan mudah (easily), siapa saja boleh
menggunakan asal tidak mengabaikan hak cipta dan hak kekayaan intelektual.
EdukasiNet dimulai tahun 2002 dan pada tanggal 11 Agustus 2003 bersamaan dengan
pencanangan bulan telematika dan menkominfo di launching EdukasiNet sebagai
situs resmi pendidikan Indonesia (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 314).
Manfaat
EdukasiNet
•
Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.
•
Guru dan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat melakukan dikusi melalui
forum diskusi.
•
Guru dan siswa saling dapat bertukar informasi melalui mailing list.
•
Guru dan siswa dapat mendownload materi pelajaran yang diperlukan.
•
Sumber belajar dapat diakses dimana saja dan kapan saja (Prawiradilaga dan
Siregar, 2008: 311).
Adapun
manfaat EdukasiNet sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi antarsekolah antara
lain:
•
Dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan pengguna lainnya melalui
fasilitas forum.
•
Dapat memperoleh dan mengirimkan informasi mengenai berita dan artikel serta
event yang terjadi dalam komunitas pendidikan.
•
Akan memperoleh ruang (space) untuk menampilkan profil sekolah sebagai
subdomain e-dukasi.net
•
Dapat mengikuti kelas maya melalui fitur telekolaborasi edukasi.net.
(sumber:
febiluphobiet.wordpress.com/2009/06/09/e-dukasi-net/)
Pada dasarnya situs EdukasiNet dapat dimanfaatkan oleh siapa
saja dan dengan cara yang sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kepada
situasi dan kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan. Namun demikian, untuk
membantu para guru dalam pemanfaatan situs ini, beberapa bentuk pola
pemanfaatan berikut dapat dilakukan (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311):
1.
Pola pemanfaatan di Lab Komputer
Bagi
sekolah yang telah memiliki fasilitas laboratorium komputer yang tersambung ke
internet, dapat memanfaatkan situs ini di lab. Situs ini dapat diakses secara
bersama-sama dalam bentuk klasikal ataupun individual di lab dengan bimbingan
guru.
2.
Pola pemanfaatan di Kelas
Apabila
sekolah belum memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD proyektor dan
sebuah komputer yang tersambung ke internet, maka pemanfaatan situs ini dapat
dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas. Bahan belajar yang ada pada
edukasi.net akan menjadi bahan pengayaan proses pembelajaran tatap muka di
kelas, sesuai dengan topik yang dibahas pada saat itu.
3.
Pola penugasan
Untuk
sekolah yang belum memiliki sambungan internet, dapat memanfaatkan situs ini
dengan pola penugasan. Siswa dapat mengakses internet pada tempat-tempat yang
menyediakan jasa layanan internet, misalnya warnet, di rumah, ataupun tempat
lainnya.
4.
Pola pemanfaatan individual
Di
luar itu semua siswa di beri kebebasan untuk memanfaatkan dan mengeksplor
seluruh materi yang ada pada EdukasiNet, baik yang berupa bahan belajar,
pengetahuan populer dan fasilitas komunikasi secara individual. Pemanfaatannya
bisa dilakukan di rumah, bagi siswa yang memiliki komputer yang tersambung ke internet
atau dilakukan di Warnet.
Tantangan EdukasiNet
Menurut Yuhetty dan Harjito prospek EdukasiNet kedepan akan
mengalami banyak tantangan yang harus dihadapi dan disiasati agar dapat
dimanfaatkan dengan baik dalam peningkatan mutu pendidikan. Ada beberapa
tantangan yang harus dihadapi di Indonesia yaitu (Prawiradilaga dan Siregar,
2008: 318):
1.
Kebijakan pemerintah
Kebijakan
pemerintah secara umum tentang pendayagunaan ICT untuk pendidikan, sifatnya
masih diatas kertas, artinya belum diikuti dengan tindakan yang sungguh-sungguh
oleh seluruh unsur pemerintah untuk melaksanakannya. Hal ini tampak pada data
UNESCO 2002 yang menyatakan ada tiga kategori negara-negara yang mendayagunakan
ICT untuk pendidikan di Asia Pasifik, yaitu:
•
Advance countries ( interacting ICT into the education system); contohnya
adalah Korea Selatan, Australia, Singapura. Mereka telah memiliki kebijakan
nasional dalam bidang pendayagunaan ICT untuk pendidikan, dan telah memiliki
kurikulum ICT yang terintegrasi dengan pendidikan Nasional. Pada kategori ini
kondisi pendayagunaan ICT untuk pendidikan adalah sebagai berikut :
Hampir semua kelas telah dilengkapi komputer
dan peralatan ICT yang lain.ü
Rasio ketersediaan komputer dan jumlah sisiwa
disekolah asalah 1:5 untuk jenjang SMU dan 1:7 untuk SMP, dan 1:10 untuk SD.ü
Semua sekolah memiliki tingkat akses internet
dengan kecepatan yang tinggi dan bandwithü
33% guru dilatih setiap tahun oleh guru yang
dudah memilki sertifikat ICT.ü
•
Middle countries; negara-negara yang termasuk dalam kategori ini kebijakan dan
rencana induk tentang ICT secara nasional, menerapkan dan mencoba
bermacam-macam strategi tetapi ICT belum terintegrasi penuh dalam pendidikan.
Contoh Thailand, Cina, Jepang Philipina, India.
•
Beginning Countries; Negara- negara pemula, contoh: Indonesia, Myanmar,
Vietnam, Bangladesh. Negara-negara ini telah memiliki kebijakan Nasional namun
belum memiliki sumber daya yang cukup untuk melaksanakan kebijakan dan rencana
kerja atau belum mempunyai kebijakan tetapi sudah memulai pilot proyek
(Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311).
2.
ICT Literacy
Tidak
dapat dipungkiri pada saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia, bahkan
sebagaian besar masyarakat pendidikan belum sepenuhnya memilki kesadaran
terhadaop pemanfaatan penggunaan ICT untuk pendidikan. Data APJII tahun 2001
menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia baru mencapai sekitar
1.980.000 pengguna. Ini tentu saja sangat kecil bila dibandingkan dengan
populasi rakyat Indonesia yang mencapai 200 juta lebih.
World
Bank melaporkan profil pamanfaatan information and communication technology
(ICT) di Indonesia, yaitu rasio jumlah komputer 9.9 per 1000 penduduk,
sambungan telpon 91 per 1000 penduduk, jumlah internet host 0.8 per 10 000
penduduk dengan pengguna internet sebanyak 2 juta orang (Anonim, 2002).
Investasi dibindang ICT tercatat sebesar US$ 3,54 Milyar atau 2.2 persen
terhadap PDB dengan ICT per kapita sebesar US$ 16.6. Jika menggunakan indeks
pengembangan ICT yang dikembangkan oleh UNCTAD-PBB (2003), Indonesia menduduki
ututan ke 77 dari 171 negara. Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih
dibawah Singapura yang menempati urutan 14, Brunei urutan ke-40, Malaysia
urutan ke-43, dan Filipina urutan ke-59; tetapi masih lebih tinggi dibandingkan
Thailand pada urutan ke-92 dan Vietnam urutan ke-113.
3.
Sumber daya manusia dalam ICT
Ketersediaan
sumber daya manusia yang menguasai ICT di Indonesia masih sangat kurang. Tenaga
yang ada disekolah biasanya adalah guru bidang studi yang tidak memiliki latar
belakang pendidikan IT dan dipinta untuk menangani IT disekolah.
4.
Kurikulum
Hingga
saat ini belum ada kurikulum ICT resmi untuk jenjang pendidkan dasar dan
menengah, karena hingg saat ini pengembangan kurikulum tersebut yang dilakukan
oleh pihak yang berkompeten yaitu Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas belum
juga selesai.
Simpulan
Kecepatan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di
dunia yang tidak dapat diperkirakan ditanggapi positif oleh dunia pendidikan di
Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh Departemen yang menangani masalah
pendidikan. Salah satunya adalah dengan meluncurkan beberapa situs pendidikan,
diantaranya EdukasiNet sebagai bentuk pemanfaatan teknologi internet dalam
pendidikan. EdukasiNet diharapkan mampu memberikan informasi praktis tentang
pengetahuan baik terhadap siswa maupun kepada guru dalam melaksanakan tugas
sehari-hari sebagai guru profesional. Fitur-fitur yang ditawarkan dalam
EdukasiNet bersifat nasional dapat diakses dan di download dengan mudah
(easily), siapa saja boleh menggunakan asal tidak mengabaikan hak cipta maupun
hak kekayaan intelektual. Manfaat EdukasiNet antara lain:
•
Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.
•
Guru dan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat melakukan dikusi melalui
forum diskusi.
•
Guru dan siswa saling dapat bertukar informasi melalui mailing list
•
Guru dan siswa dapat mendownload materi pelajaran yang diperlukan.
•
Sumber belajar dapat diakses dimana saja dan kapan saja
Kemajuan Teknologi Infornasi dan Komunikasi memberikan banyak
peluang bagi pendidikan untuk berkembang. Pendalaman materi-materi pelajaran di
sekolah yang biasanya menggunakan buku dapat dilakukan dengan alternatif lain
yaitu lewat intenet. Aplikasi teknologi pendidikan dalam hal ini berbasis
internet diharapkan mampu meningkatan mutu pembelajaran sehingga pada akhirnya
akan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka
Miarso,
Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana &
UNJ: Jakarta.
Prawiradilaga,
Dewi S, dkk. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ:
Jakarta
Prawiradilaga,
Dewi S. 2012. Wawasn Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar