Senin, 23 Desember 2013

Landasan Teori & Pendekatan Sistem Dalam Teknologi Pendidikan



Landasan Teori & Pendekatan Sistem Dalam Teknologi Pendidikan
Oleh: Sri Purwati

Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah sistem yang teridiri dari banyak komponen yang saling berhubungan dan sangat kompleks namun memiliki tujuan besar yang sama yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas ini menjadi agenda penting dan strategis bagi setiap bangsa dan Negara, karena dengan sumber daya manusia berkualitaslah sebuah Negara mampu untuk bertahan dan beradaptasi dalam setiap perubahan kehidupan serta melanjutkan pembangunan-pembangunan jangka panjang dan penuh ketidakpastian.
Sistem Pendidikan Nasional dapat dijelaskan dengan dua pengertian yaitu menurut fungsi dan struktur (Suparlan : 2008). Berdasarkan fungsi, Pendidikan Nasional merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan oleh institusi negara Indonesia, dalam rangka mewujudkan hak menentukan eksistensi nasional sebagai sebuah bangsa dalam bidang pendidikan  atau (right of self-determination on education). Menurut struktur, Pendidikan Nasional sebagai sistem adalah keseluruhan satuan kegiatan pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam rangka menunjang ketercapaian tujuan nasional.
Penyelenggaraan sistem pendidikan di sebuah negara memiliki perbedaan satu sama lain yang dipengaruhi oleh sistem sosial budaya yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat dan negara tersebut. Hal ini menjadi sangat kompleks mengingat sebuah negara memiliki jumlah individu yang sangat banyak dan beragam, sehingga penyelenggaraan pendidikan juga membutuhkan pengelolaan yang sistematis dan sistemik. 
Pengelolaan yang tidak sederhana tersebut meliputi level instruksional (ruang kelas), level administratif (sekolah), level wilayah, level nasional hingga level global. Keseluruhan level atau tahapan merupakan rangkaian proses yang kompleks namun memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai tujuan pendidikan nasional dan hal ini merupakan perwujudan dari sebuah sistem yang berorientasi pada pemecahan masalah secara efektif dan efisien.
Landasan Teori sistem
Menurut Banathy, teori sistem adalah suatu ekspresi yang terorganisir dari rangkaian berbagai konsep dan prinsip yang saling terkait yang berlaku untuk semua sistem. Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sebuah sistem yaitu:
1. Pendekatan Prosedur
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Pendekatan Komponen atau Elemen
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen sehingga sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem memiliki klasifikasi yang dapat membedakan sistem yang satu dengan sistem yang lain, klasifikasi dari sistem sebagai berikut:
a.        Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.
b.     Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
 Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.
C. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang.
d. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
     Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem komputer.
e. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
    Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).

Konsep dasar sistem secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a)      Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama.
b)      Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentukannya.
c)      Bersama-sama dalam mencapai tujuan.
d)     Memiliki input dan output.
e)      Terdapat proses yang merubah input menjadi output.
f)       Terdapat aturan
g)      Terdapat subsistem yang lebih kecil.
h)      Terdapat deferensiasi antar subsistem.
i)        Terdapat tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.
j)        Model sistem
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain.
1.      Tujuan (goal): Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya satu atau mungkin banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. Tujuan inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan sistem bekerja. Tanpa tujuan yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
2. Komponen (component): Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.
3.        Penghubung (interface): Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
4.      Batasan (boundary): Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang termasuk didalam sistem dan yang diluar sistem.
5.      Lingkungan (environment): Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala dan input terhadap suatu sistem

Pendekatan Sistem dan Sistem Pendidikan
Pendekatan sistem merupakan suatu metode ilmiah, dimana proses pencapaian hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dilakukan dengan cara efektif dan efisien. Menurut Reigeluth, pendekatan sistem adalah transaksi dari suatu urutan logis dari operasi untuk tujuan mengubah satu atau lebih faktor dalam suatu sistem. Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem tersebut bila dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan terpisah bagian demi bagian. Jadi, pendekatan sistem merupakan aplikasi pandangan sistem (system view or system thinking) dalam upaya memahami sesuatu atau untuk memecahkan suatu permasalahan secara lebih efektif dan efisien.
Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisik (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisik dan sistem biotis, sistem sosial seperti sistem pendidikan pada umumnya bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistem (rentan terhadap pengaruh luar). Sebagai contoh, sistem persekolah yang mudah dipengaruhi oleh situasi/trend di masyarakat dan kebijakan pemerintah. Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih kritis dan kreatif dalam mencari alternatif pengembangan secara berkesinambungan.
Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya. Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan sistem ini dilaksanakan antara lain :
1.   Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya terbatas akan dapat dihindari.
2.          Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3.           Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih cepat dan objektif.
4.        Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program. Jadi pelbagai kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan, sehingga tidak ada yang luput dari perhatian. Sekalipun demikian bukan berarti pendekatan sistem tidak mempunyai kelemahan, salah satu kelemahan yang penting adalah dapat terjebak dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.

Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara menyeluruh dilakukan dengan analisa sistem. Ada banyak batasan tentang analisa sistem, beberapa di antaranya:
1.      Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan relevansi antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang ada.
2.       Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan pelbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan pelbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraian, sehingga membantu administrator dalam mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang baik adalah :
1.        Tentukan input dan output dasar dari sistem.
2.        Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
3.        Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :
- Fersibility : cari yang memungkinkan
- Viability : kelangsungan
- Cost : cari yang harganya murah/terjangkau
- Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar.
4. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.
5. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.

Pendekatan sistem adalah satu kesatuan dalam:
(1) a way of thinking (filsafat sistem), yaitu sebuah paradigma baru dari persepsi dan penjelasan, yang diwujudkan dalam gabungan, berpikir holistik, tujuan-mencari, hubungan sebab akibat, dan proses-penyelidikan yang fokus dengan titik sasaran dapat menggambarkan suatu rancang bangun atau unsur pendekatan sistem yang akan bermanfaat dan mudah diaplikasikan pada tugas-tugas manajerial dalam konteks merumuskan strategi.
(2) a method or technique of analysis (analisis sistem), yaitu pengamatan dan pemeriksaan fenomena yang berhubungan untuk tujuan memahami cara berinteraksi dari beberapa faktor dan mempengaruhi kinerja sebuah sistem dalam periode waktu yang lama (Reigeluth). Analisis sistem menekankan pada metode berfikir dan bekerja mengenai bagaimana menggunakan sumber-sumber yang tersedia secara optimal atau pendekatan yang bermanfaat pada proses pengambilan keputusan baik yang dilakukan pada tingkat manajerial maupun operasional.
(3) a managerial style (manajemen sistem), yaitu menekankan pada metode berfikir dan bekerja dengan titik sasaran pada upaya pencarian manfaat. Manajemen sistem menggunakan metode sintesis (memadukan semua unsur dalam satu kesatuan), untuk mengintegrasikan operasi kerja melalui perencanaan operasional sehingga jaringan hubungan antar komponen menjadi jelas atau pendekatan yang berguna dalam pengelolaan organisasi-organisasi besar terutama dalam pengelolaan fungsi, proyek, atau program-program.
Salah satu model sistem yang sangat umum adalah model ”masukan-proses-hasil”, dimana antara masukan dan hasil terdapat sebuah proses yang memiliki banyak komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem Pendidikan Nasional juga merupakan sebuah sistem yang kompleks, dimana sumber-sumber masukan dari masyarakat ke dalam sistem pendidikan nasional dapat berupa informasi, energi atau tenaga dan bahan-bahan.
Hal ini dapat tergambar dari Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional di bawah ini.
Terdapat dua jenis masukan dalam bentuk informasi, yaitu informasi produk dan informasi operasional. Informasi produk berupa kualitas dan kuantitas peserta didik. Kualitas peserta didik meliputi identitas, latar belakang keluarga (termasuk sosial ekonomi), kemampuan, minat, dan sebagainya. Kuantitas peserta didik menyangkut jumlah keseluruhan peserta didik dalam umur siap sekolah dan mempunyai kebutuhan untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Jumlah keseluruhan peserta didik  tersebut menurut kesatuan wilayah baik provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
Sedangkan informasi operasional berupa sumber daya kependidikan, penghasilan nasional, penghasilan perkapita, ilmu, seni, teknologi, cita-cita nasional dan segala barang dan peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan pendidikan. Di samping itu, juga termasuk informasi lingkungan meliputi sistem bio-sosial, sistem sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial politik. Adapun masukan dalam bentuk energi atau tenaga adalah energi manusia yang meliputi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan baik peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Di samping itu, diperlukan energi bukan manusia berupa listrik, gas, bensin, dan sebagainya yang dapat dipergunakan sebagai peralatan pendidikan dan administratif dalam melancarkan operasional pendidikan dan administrasi.
Masukan berupa bahan-bahan adalah sumber-sumber Sistem Pendidikan Nasional non-manusia seperti kurikulum, buku pelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan administrasi, teknologi pendidikan, bangunan dan sebagainya. Di samping itu, termasuk masukan berupa penghasilan nasional dan penghasilan per kapita yang tersedia untuk membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Selanjutnya, proses dalam sistem pendidikan nasional meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1.    Tujuan pendidikan, yaitu sesuatu hal yang diharapkan dapat dicapai sepanjang proses. Tujuan pada akhir keseluruhan proses adalah tujuan umum atau tujuan nasional pendidikan. Sedangkan untuk sampai pada akhir proses, terdapat sederatan tujuan yang disebut tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai pengarah operasional kegiatan pendidikan.
2.  Organisasi Pendidikan, yaitu keseluruhan tatanan hubungan antar bagian-bagian dan antar unsur-unsur dalam sebuah kesatuan sistem pendidikan nasional.
3.     Masa Pendidikan, yaitu jangka waktu kelangsungan seluruh kegiatan di sebuah satuan pendidikan
4.  Prasarana Pendidikan, yaitu segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya proses pendidikan dalam sistem pendidikan nasional.
5.   Sarana Pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan.
6.        Isi Pendidikan, yaitu semua hal atau pengalaman yang perlu dipelajari oleh peserta didik.
7.        Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan (guru, pustakawan, teknolog pendidikan, dan sebagainya).
8.        Peserta didik, yaitu semua anak, remaja, dan orang dewasa yang terlibat dalam proses pendidikan.
Kemudian, hasil dari proses pendidikan dapat digambarkan sebagai sejumlah orang-orang terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang secara optimal dapat dicapai oleh setiap orang. Pada akhirnya setiap individu mampi terus belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor secara maksimal, menjadi anggota masyarakat yang baik dalam berperan sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan warga negara, dan menjadi hamba Tuhan yang beriman dan bertaqwa.
Menurut Peter Senge, penyelenggaraan suatu sistem pendidikan di sebuah negara dapat digambarkan ke dalam sebuah nested system yang sistematis dan sistemik. Sistem instruksional merupakan dasar yang sangat penting dari semua komponen sistem pendidikan dan berdampak pada sistem keseluruhan. Hal ini dikarenakan, sistem instruksional atau level ruang kelas menjadi tempat pertemuan utama sebuah sistem dengan komponen ”masukan” yaitu peserta didik. Level inilah yang akan menentukan apakah tujuan pendidikan (umum dan khusus) dapat dicapai secara efektif dan efisien.














Nested system di atas dapat diperjelas dengan peran masing-masing sistem dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
National System
Menentukan peraturan, regulasi, standar dan pembiayaan
District System
Implementasi kebijakan, baik berupa personel, kurikulum, fasilitas, dan biaya
School System
Bertanggung jawab mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mendukung dan melakukan supervisi terhadap implementasi kurikulum dan kegiatan instruksional
Instructional System
Bertanggung jawab atas tercapainya kompetensi (pengalaman belajar) dan mengembangkan potensi-potensi peserta didik.
Sedangkan global system menjadi bagian yang tidak berdampak langsung terhadap sistem pendidikan nasional, namun keberadaannya secara perlahan-lahan mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem pendidikan nasional. Sebagai contoh, pilar-pilar pendidikan yang dirumuskan oleh UNESCO (Learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together), lahirnya SEAMOLEC atau jaringan sistem belajar jarak jauh mampu memberikan perubahan terhadap sistem pendidikan nasional dan masih banyak lagi perkembangan global yang harus dipertimbangkan secara kritis dan tepat untuk kepentingan sistem pendidikan nasional.

Perubahan Sistemik dalam Pendidikan
Analisis sistematik pertama dalam sistem pendidikan Indonesia telah dilakukan pada tahun 1968 melalui proyek The National Assesment of Education. Rekomendasi yang dihasilkan adalah pada aspek kualitatif dari pendidikan dasar, di antaranya merevisi kurikulum yang ada, meningkatkan kualitas guru-guru pendidikan dasar, memanfaatkan radio pendidikan, menyediakan buku teks, dan bahan belajar untuk guru setelah dilakukan penataran dan pelatihan serta peningkatan supervisi sekolah.
Namun, perubahan yang telah dilakukan belum mencakup keseluruhan aspek atau belum menggunakan paradigma perubahan sistemik, seperti yang dijelaskan oleh Reigeluth bahwa sebuah perubahan sistemik mencakup pengalaman belajar, sistem instruksional yang menerapkan pengalaman belajar tersebut, sistem administratif yang mendukung sistem instruksional dan sistem pemerintahan yang mengatur keseluruhan sistem pendidikan.
Selain hal di atas, telah banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sistem pendidikan nasional, yaitu mulai dipersiapkan tenaga-tenaga terlatih selain guru dan sumber-sumber belajar lainnya untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional. Penggunaan media komunikasi seperti radio di atas merupakan awal dari penerapan teknologi pembelajaran secara formal. Kemudian teknologi sebagai alat (tools) berkembang sebagai proses dan struktur. Jacques Ellul (Miarso: 2007) mengartikan teknologi sebagai peranti, teknik, dan keseluruhan struktur dalam masyarakat, sehingga teknologi pembelajaran menjadi bagian dari pengertian teknologi secara luas.
Teknologi juga merupakan suatu sistem dengan memiliki struktur tertentu yang dapat meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) adanya organisasi dengan hierarki tertentu, 2) adanya deferensiasi peranan para pelakunya yang tidak bebas dari nilai sosial yang berlaku, 3) tumbuh profesi baru yang masing-masing memerlukan pendidikan khusus, serta dalam melaksanakan tugas berpegang pada norma dan etika profesi, 4) adanya pengintegrasian berbagai komponen fisik dan nonfisik ke dalam suatu sistem, 5) keberadaannya sebagai subsistem dari keseluruhan sistem teknologi dan sosial-ekonomi, dan 6) adanya kerjasama dan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
Beberapa bentuk penerapan teknologi pembelajaran secara menyeluruh yaitu meliputi seluruh komponen sebagai berikut: (a) Proyek percontohan sistem PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru) di berbagai daerah di Indonesia, (b) Pemasyarakatan P4 melalui permainan yang diujicobakan di Kabupaten Batu, Malang. (c) Proyek Pendidikan melalui Satelit (Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah Indonesia bagian Timur (BKSPT INTIM). (d) Program pendidikan karakter melalui serial televisi ACI (Aku Cinta Indonesia) atau serial televisi (pendidikan). (e) Program KEJAR Paket A dan B. (f) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). (g) SLTP Terbuka. (h) Sistem Belajar Jarak Jauh yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan. (i) Jaringan sistem belajar jarak jauh (Indonesian Distance Learning Network) dan SEMOLEC (SEAMEO Open Learning Center).
Saat ini perkembangan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan terutama ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi pengelolaan dan penyelenggaraan system pendidikan nasional. Hal ini dapat dirasakan dari lahirnya konsep pendidikan terbuka dan jarak jauh sebagai perwujudan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan tujuan terhadap peningkatan mutu dan akses pemerataan pendidikan. Namun pemanfaatan teknologi seperti teknologi informasi dan komunikasi ini tidak merubah atau merevolusi system pendidikan yang sudah ada, tetapi melengkapi teknologi tradisional yang selama ini telah berjalan dengan baik.
Pemanfaatan berbagai teknologi ini tidak hanya berdampak pada proses pembelajaran atau peserta didik saja namun diharapkan pula mampu menyentuh berbagai komponen sistem pendidikan, sehingga peran teknologi untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna (nilai tambah) dapat terwujud dalam sistem pendidikan nasional.

Simpulan
1.            Landasan teori sistem merupakan cara-cara berfikir dan bekerja dengan menggunakan konsep-konsep teori sistem yang relevan , efektif dan efisien dalam memecahkan masalah.
2.           Pendekatan sistem telah menjadi suatu metode ilmiah karena merupakan proses pencapaian hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dengan cara efektif dan efisien.
3.        Peran Teknologi Pembelajaran dalam perubahan sistemik dalam sistem pendidikan nasional mampu meningkatkan nilai tambah terutama dalam peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan akses pendidikan. Hal ini dikarenakan peran dari teknologi yang mampu menunjang atau melengkapai bahkan memperbaiki sistem konvensional yang ada. Namun perhatian terhadap teknologi pembelajaran belum mendapatkan perhatian yang optimal. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan-pengembangan yang lebih besar dan bermakna agar peranan Teknologi Pembelajaran mampu meningkatkan pembangunan pendidikan di masa depan.
Daftar Pustaka
Dinn, W. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas terbuka.
Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Miarso, Y. (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyadi. (1993). sistem Akuntansi. Yogyakarta: STIE ( sekolah Tinggi penerbiatan sekolah tinggi ilmi Ekonomi YKPN).
Pidarta, M. (2009). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tirtarahardja, P. D. (2003). pengantar pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar