Landasan
Teori & Pendekatan Sistem Dalam Teknologi Pendidikan
Oleh: Sri
Purwati
Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah
sistem yang teridiri dari banyak komponen yang saling berhubungan dan sangat
kompleks namun memiliki tujuan besar yang sama yaitu menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas ini
menjadi agenda penting dan strategis bagi setiap bangsa dan Negara, karena
dengan sumber daya manusia berkualitaslah sebuah Negara mampu untuk bertahan
dan beradaptasi dalam setiap perubahan kehidupan serta melanjutkan
pembangunan-pembangunan jangka panjang dan penuh ketidakpastian.
Sistem Pendidikan Nasional
dapat dijelaskan dengan dua pengertian yaitu menurut fungsi dan struktur
(Suparlan : 2008). Berdasarkan fungsi, Pendidikan Nasional merupakan sistem
penyelenggaraan pendidikan oleh institusi negara Indonesia, dalam rangka
mewujudkan hak menentukan eksistensi nasional sebagai sebuah bangsa dalam
bidang pendidikan atau (right of self-determination on education).
Menurut struktur, Pendidikan Nasional sebagai sistem adalah keseluruhan satuan
kegiatan pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam
rangka menunjang ketercapaian tujuan nasional.
Penyelenggaraan sistem
pendidikan di sebuah negara memiliki perbedaan satu sama lain yang dipengaruhi
oleh sistem sosial budaya yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat dan
negara tersebut. Hal ini menjadi sangat kompleks mengingat sebuah negara
memiliki jumlah individu yang sangat banyak dan beragam, sehingga
penyelenggaraan pendidikan juga membutuhkan pengelolaan yang sistematis dan
sistemik.
Pengelolaan yang tidak
sederhana tersebut meliputi level instruksional (ruang kelas), level
administratif (sekolah), level wilayah, level nasional hingga level global.
Keseluruhan level atau tahapan merupakan rangkaian proses yang kompleks namun
memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai tujuan pendidikan nasional dan hal ini
merupakan perwujudan dari sebuah sistem yang berorientasi pada pemecahan
masalah secara efektif dan efisien.
Landasan
Teori sistem
Menurut Banathy, teori
sistem adalah suatu ekspresi yang terorganisir dari rangkaian berbagai konsep
dan prinsip yang saling terkait yang berlaku untuk semua sistem. Terdapat dua
kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sebuah sistem yaitu:
1. Pendekatan Prosedur
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan
sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Pendekatan Komponen atau Elemen
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen
sehingga sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem memiliki klasifikasi yang dapat membedakan sistem yang satu
dengan sistem yang lain, klasifikasi dari sistem sebagai berikut:
a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi
gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang
hubungan manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system)
adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem
sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.
b. Sistem Deterministik dan
Sistem Probabilistik
Sistem deterministik (deterministic
system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat,
misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistik (probabilistic
system) adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung
unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan
rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi
nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.
C. Sistem Tertutup dan
Sistem Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar
materi, informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini
tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia
dalam tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open system)
adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh
lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang.
d. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Alamiah (natural
system) adalah sistem yang terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya.
Sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang
dibuat oleh manusia, misalnya sistem komputer.
e. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Berdasarkan tingkat kerumitannya,
sistem dibedakan menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks
(misalnya otak manusia).
Konsep dasar sistem secara umum dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a)
Komponen-komponen
sistem saling berhubungan satu sama.
b)
Suatu
keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentukannya.
c)
Bersama-sama
dalam mencapai tujuan.
d)
Memiliki
input dan output.
e)
Terdapat
proses yang merubah input menjadi output.
f)
Terdapat
aturan
g)
Terdapat
subsistem yang lebih kecil.
h)
Terdapat
deferensiasi antar subsistem.
i)
Terdapat
tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.
j)
Model
sistem
Untuk memahami atau mengembangkan suatu
sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem.
Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan
sistem yang lain.
1.
Tujuan (goal):
Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya satu atau mungkin
banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. Tujuan
inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan sistem bekerja. Tanpa tujuan
yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
2. Komponen (component):
Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input
menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan
subsistem dari sebuah sistem.
3.
Penghubung
(interface): Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya
bertemu atau berinteraksi.
4. Batasan (boundary):
Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang termasuk didalam sistem dan yang
diluar sistem.
5. Lingkungan
(environment): Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang menyediakan
asumsi, kendala dan input terhadap suatu sistem
Pendekatan
Sistem dan Sistem Pendidikan
Pendekatan sistem merupakan
suatu metode ilmiah, dimana proses pencapaian hasil atau tujuan logis
dari pemecahan masalah dilakukan dengan cara efektif dan efisien. Menurut
Reigeluth, pendekatan sistem adalah transaksi dari suatu urutan logis dari
operasi untuk tujuan mengubah satu atau lebih faktor dalam suatu sistem.
Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu mencapai suatu efek sinergitis
dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem tersebut bila
dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan terpisah bagian
demi bagian. Jadi, pendekatan sistem merupakan aplikasi pandangan sistem (system
view or system thinking) dalam upaya memahami sesuatu atau untuk memecahkan
suatu permasalahan secara lebih efektif dan efisien.
Pendekatan sistem dapat
dihubungkan dengan analisis kondisi fisik (misalnya: sistem tata surya, rakitan
mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring
ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis
gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai
hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem
fisik dan sistem biotis, sistem sosial seperti sistem pendidikan pada umumnya
bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian di luar sistem (rentan terhadap pengaruh luar). Sebagai
contoh, sistem persekolah yang mudah dipengaruhi oleh situasi/trend di
masyarakat dan kebijakan pemerintah. Karakter sistem pendidikan yang bersifat
terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih
kritis dan kreatif dalam mencari alternatif pengembangan secara
berkesinambungan.
Pendekatan sistem adalah
upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah
yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem. Pendekatan
sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga
diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian
dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut
dengan masalah lainnya. Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan sistem ini
dilaksanakan antara lain :
1. Jenis dan
jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga
penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya terbatas akan
dapat dihindari.
2. Proses
yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat
dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3. Keluaran
yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih cepat dan
objektif.
4. Umpan
balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program. Jadi pelbagai
kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan, sehingga tidak ada yang luput
dari perhatian. Sekalipun demikian bukan berarti pendekatan sistem tidak
mempunyai kelemahan, salah satu kelemahan yang penting adalah dapat terjebak
dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan
keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat
diselesaikan.
Dalam pendekatan sistem
upaya pemecahan masalah secara menyeluruh dilakukan dengan analisa sistem. Ada
banyak batasan tentang analisa sistem, beberapa di antaranya:
1.
Analisa
sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan relevansi antara
beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang ada.
2. Analisa
sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada,
dilakukan pengumpulan pelbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan
pelbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraian, sehingga membantu
administrator dalam mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
suatu analisa sistem yang baik adalah :
1.
Tentukan input
dan output dasar dari sistem.
2.
Tentukan
proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
3.
Rancang
perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :
- Fersibility : cari yang memungkinkan
- Viability : kelangsungan
- Cost : cari yang harganya murah/terjangkau
- Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar.
4. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.
5. Implementasikan dan penilaian terhadap
sistem yang baru.
Pendekatan sistem adalah
satu kesatuan dalam:
(1) a way of thinking (filsafat
sistem), yaitu sebuah paradigma baru dari persepsi dan penjelasan, yang
diwujudkan dalam gabungan, berpikir holistik, tujuan-mencari, hubungan sebab
akibat, dan proses-penyelidikan yang fokus dengan titik sasaran dapat
menggambarkan suatu rancang bangun atau unsur pendekatan sistem yang akan
bermanfaat dan mudah diaplikasikan pada tugas-tugas manajerial dalam konteks
merumuskan strategi.
(2) a method or technique of analysis (analisis
sistem), yaitu pengamatan dan pemeriksaan fenomena yang berhubungan untuk
tujuan memahami cara berinteraksi dari beberapa faktor dan mempengaruhi kinerja
sebuah sistem dalam periode waktu yang lama (Reigeluth). Analisis sistem
menekankan pada metode berfikir dan bekerja mengenai bagaimana menggunakan
sumber-sumber yang tersedia secara optimal atau pendekatan yang bermanfaat pada
proses pengambilan keputusan baik yang dilakukan pada tingkat manajerial maupun
operasional.
(3) a managerial style (manajemen
sistem), yaitu menekankan pada metode berfikir dan bekerja dengan titik sasaran
pada upaya pencarian manfaat. Manajemen sistem menggunakan metode sintesis
(memadukan semua unsur dalam satu kesatuan), untuk mengintegrasikan operasi
kerja melalui perencanaan operasional sehingga jaringan hubungan antar komponen
menjadi jelas atau pendekatan yang berguna dalam pengelolaan
organisasi-organisasi besar terutama dalam pengelolaan fungsi, proyek, atau
program-program.
Salah satu model sistem
yang sangat umum adalah model ”masukan-proses-hasil”, dimana antara masukan dan
hasil terdapat sebuah proses yang memiliki banyak komponen yang saling
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem Pendidikan Nasional juga
merupakan sebuah sistem yang kompleks, dimana sumber-sumber masukan dari
masyarakat ke dalam sistem pendidikan nasional dapat berupa informasi, energi
atau tenaga dan bahan-bahan.
Hal ini dapat tergambar dari Sistem
Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai
Standar Pendidikan Nasional di bawah ini.
Terdapat dua jenis masukan
dalam bentuk informasi, yaitu informasi produk dan informasi operasional.
Informasi produk berupa kualitas dan kuantitas peserta didik. Kualitas peserta
didik meliputi identitas, latar belakang keluarga (termasuk sosial ekonomi),
kemampuan, minat, dan sebagainya. Kuantitas peserta didik menyangkut jumlah
keseluruhan peserta didik dalam umur siap sekolah dan mempunyai kebutuhan untuk
mengikuti kegiatan pendidikan. Jumlah keseluruhan peserta didik tersebut
menurut kesatuan wilayah baik provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
Sedangkan informasi
operasional berupa sumber daya kependidikan, penghasilan nasional, penghasilan
perkapita, ilmu, seni, teknologi, cita-cita nasional dan segala barang dan
peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan pendidikan. Di samping itu, juga
termasuk informasi lingkungan meliputi sistem bio-sosial, sistem sosial budaya,
sosial ekonomi, dan sosial politik. Adapun masukan dalam bentuk energi atau
tenaga adalah energi manusia yang meliputi semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan baik peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan. Di samping itu, diperlukan energi bukan manusia berupa listrik,
gas, bensin, dan sebagainya yang dapat dipergunakan sebagai peralatan
pendidikan dan administratif dalam melancarkan operasional pendidikan dan
administrasi.
Masukan berupa bahan-bahan
adalah sumber-sumber Sistem Pendidikan Nasional non-manusia seperti kurikulum,
buku pelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan administrasi, teknologi
pendidikan, bangunan dan sebagainya. Di samping itu, termasuk masukan berupa
penghasilan nasional dan penghasilan per kapita yang tersedia untuk membiayai
seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Selanjutnya, proses dalam sistem pendidikan
nasional meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1. Tujuan
pendidikan, yaitu sesuatu hal yang diharapkan dapat dicapai sepanjang proses.
Tujuan pada akhir keseluruhan proses adalah tujuan umum atau tujuan nasional
pendidikan. Sedangkan untuk sampai pada akhir proses, terdapat sederatan tujuan
yang disebut tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai pengarah
operasional kegiatan pendidikan.
2. Organisasi
Pendidikan, yaitu keseluruhan tatanan hubungan antar bagian-bagian dan antar unsur-unsur
dalam sebuah kesatuan sistem pendidikan nasional.
3. Masa
Pendidikan, yaitu jangka waktu kelangsungan seluruh kegiatan di sebuah satuan
pendidikan
4. Prasarana
Pendidikan, yaitu segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya proses
pendidikan dalam sistem pendidikan nasional.
5. Sarana
Pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan
dalam mencapai tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi proses pendidikan.
6.
Isi
Pendidikan, yaitu semua hal atau pengalaman yang perlu dipelajari oleh peserta
didik.
7.
Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
dan pelaksanaan pendidikan (guru, pustakawan, teknolog pendidikan, dan
sebagainya).
8.
Peserta
didik, yaitu semua anak, remaja, dan orang dewasa yang terlibat dalam proses
pendidikan.
Kemudian, hasil dari proses pendidikan dapat digambarkan sebagai
sejumlah orang-orang terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor
yang secara optimal dapat dicapai oleh setiap orang. Pada akhirnya setiap
individu mampi terus belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotor secara maksimal, menjadi anggota masyarakat yang baik
dalam berperan sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan warga negara,
dan menjadi hamba Tuhan yang beriman dan bertaqwa.
Menurut Peter Senge, penyelenggaraan suatu sistem pendidikan di sebuah
negara dapat digambarkan ke dalam sebuah nested system yang sistematis
dan sistemik. Sistem instruksional merupakan dasar yang sangat penting dari
semua komponen sistem pendidikan dan berdampak pada sistem keseluruhan. Hal ini
dikarenakan, sistem instruksional atau level ruang kelas menjadi tempat
pertemuan utama sebuah sistem dengan komponen ”masukan” yaitu peserta didik.
Level inilah yang akan menentukan apakah tujuan pendidikan (umum dan khusus)
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Nested system di atas dapat diperjelas dengan peran masing-masing sistem dalam
mewujudkan tujuan pendidikan.
National System
|
Menentukan peraturan, regulasi, standar dan
pembiayaan
|
District System
|
Implementasi kebijakan, baik berupa
personel, kurikulum, fasilitas, dan biaya
|
School System
|
Bertanggung jawab mengorganisasikan,
mengkoordinasikan, mendukung dan melakukan supervisi terhadap implementasi
kurikulum dan kegiatan instruksional
|
Instructional System
|
Bertanggung jawab atas tercapainya
kompetensi (pengalaman belajar) dan mengembangkan potensi-potensi peserta
didik.
|
Sedangkan global system menjadi
bagian yang tidak berdampak langsung terhadap sistem pendidikan nasional, namun
keberadaannya secara perlahan-lahan mampu memberikan pengaruh yang besar
terhadap sistem pendidikan nasional. Sebagai contoh, pilar-pilar pendidikan
yang dirumuskan oleh UNESCO (Learning to know, learning to do, learning to
be, and learning to live together), lahirnya SEAMOLEC atau jaringan sistem
belajar jarak jauh mampu memberikan perubahan terhadap sistem pendidikan
nasional dan masih banyak lagi perkembangan global yang harus dipertimbangkan
secara kritis dan tepat untuk kepentingan sistem pendidikan nasional.
Perubahan
Sistemik dalam Pendidikan
Analisis sistematik pertama
dalam sistem pendidikan Indonesia telah dilakukan pada tahun 1968 melalui
proyek The National Assesment of Education. Rekomendasi yang dihasilkan adalah
pada aspek kualitatif dari pendidikan dasar, di antaranya merevisi kurikulum
yang ada, meningkatkan kualitas guru-guru pendidikan dasar, memanfaatkan radio
pendidikan, menyediakan buku teks, dan bahan belajar untuk guru setelah dilakukan
penataran dan pelatihan serta peningkatan supervisi sekolah.
Namun, perubahan yang telah
dilakukan belum mencakup keseluruhan aspek atau belum menggunakan paradigma
perubahan sistemik, seperti yang dijelaskan oleh Reigeluth bahwa sebuah
perubahan sistemik mencakup pengalaman belajar, sistem instruksional yang
menerapkan pengalaman belajar tersebut, sistem administratif yang mendukung
sistem instruksional dan sistem pemerintahan yang mengatur keseluruhan sistem
pendidikan.
Selain hal di atas, telah
banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sistem pendidikan nasional,
yaitu mulai dipersiapkan tenaga-tenaga terlatih selain guru dan sumber-sumber
belajar lainnya untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Penggunaan media komunikasi seperti radio di atas merupakan awal dari penerapan
teknologi pembelajaran secara formal. Kemudian teknologi sebagai alat (tools)
berkembang sebagai proses dan struktur. Jacques Ellul (Miarso: 2007)
mengartikan teknologi sebagai peranti, teknik, dan keseluruhan struktur dalam
masyarakat, sehingga teknologi pembelajaran menjadi bagian dari pengertian
teknologi secara luas.
Teknologi juga merupakan
suatu sistem dengan memiliki struktur tertentu yang dapat meliputi hal-hal
sebagai berikut: 1) adanya organisasi dengan hierarki tertentu, 2) adanya
deferensiasi peranan para pelakunya yang tidak bebas dari nilai sosial yang
berlaku, 3) tumbuh profesi baru yang masing-masing memerlukan pendidikan
khusus, serta dalam melaksanakan tugas berpegang pada norma dan etika profesi,
4) adanya pengintegrasian berbagai komponen fisik dan nonfisik ke dalam suatu
sistem, 5) keberadaannya sebagai subsistem dari keseluruhan sistem teknologi
dan sosial-ekonomi, dan 6) adanya kerjasama dan saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama.
Beberapa bentuk penerapan
teknologi pembelajaran secara menyeluruh yaitu meliputi seluruh komponen
sebagai berikut: (a) Proyek percontohan sistem PAMONG (Pendidikan Anak oleh
Masyarakat, Orang tua, dan Guru) di berbagai daerah di Indonesia, (b) Pemasyarakatan
P4 melalui permainan yang diujicobakan di Kabupaten Batu, Malang. (c) Proyek
Pendidikan melalui Satelit (Rural Satellite Project) di perguruan tinggi
wilayah Indonesia bagian Timur (BKSPT INTIM). (d) Program pendidikan karakter
melalui serial televisi ACI (Aku Cinta Indonesia) atau serial televisi
(pendidikan). (e) Program KEJAR Paket A dan B. (f) Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM). (g) SLTP Terbuka. (h) Sistem Belajar Jarak Jauh yang
diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan. (i) Jaringan
sistem belajar jarak jauh (Indonesian Distance Learning Network) dan
SEMOLEC (SEAMEO Open Learning Center).
Saat ini perkembangan yang
terjadi dalam berbagai aspek kehidupan terutama ilmu pengetahuan dan teknologi
mempengaruhi pengelolaan dan penyelenggaraan system pendidikan nasional. Hal
ini dapat dirasakan dari lahirnya konsep pendidikan terbuka dan jarak jauh
sebagai perwujudan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan
tujuan terhadap peningkatan mutu dan akses pemerataan pendidikan. Namun
pemanfaatan teknologi seperti teknologi informasi dan komunikasi ini tidak
merubah atau merevolusi system pendidikan yang sudah ada, tetapi melengkapi
teknologi tradisional yang selama ini telah berjalan dengan baik.
Pemanfaatan berbagai
teknologi ini tidak hanya berdampak pada proses pembelajaran atau peserta didik
saja namun diharapkan pula mampu menyentuh berbagai komponen sistem pendidikan,
sehingga peran teknologi untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna (nilai
tambah) dapat terwujud dalam sistem pendidikan nasional.
Simpulan
1. Landasan
teori sistem merupakan cara-cara berfikir dan bekerja dengan menggunakan
konsep-konsep teori sistem yang relevan , efektif dan efisien dalam memecahkan
masalah.
2.
Pendekatan
sistem telah menjadi suatu metode ilmiah karena merupakan proses pencapaian
hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dengan cara efektif dan
efisien.
3.
Peran
Teknologi Pembelajaran dalam perubahan sistemik dalam sistem pendidikan
nasional mampu meningkatkan nilai tambah terutama dalam peningkatan mutu
pendidikan dan pemerataan akses pendidikan. Hal ini dikarenakan peran dari
teknologi yang mampu menunjang atau melengkapai bahkan memperbaiki sistem
konvensional yang ada. Namun perhatian terhadap teknologi pembelajaran belum mendapatkan
perhatian yang optimal. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan-pengembangan
yang lebih besar dan bermakna agar peranan Teknologi Pembelajaran mampu
meningkatkan pembangunan pendidikan di masa depan.
Daftar PustakaDinn, W. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas terbuka.
Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Miarso, Y. (2011). Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyadi. (1993). sistem
Akuntansi. Yogyakarta: STIE ( sekolah Tinggi penerbiatan sekolah tinggi
ilmi Ekonomi YKPN).
Pidarta, M. (2009). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Tirtarahardja, P. D. (2003). pengantar pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar