ANALISIS PERENCANAAN STRATEGIS
I. Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
SMA Negeri 1
Sungai Pinang terletak ± 30 km dari ibu kota Kab. Ogan Ilir, memiliki luas
lokasi 15.000 m, selesai dibangun akhir Desember 2009 dan ditempati pada
tanggal 8 Januari 2010. SMA Negeri 1 Sungai Pinang adalah SMA satu-satunya di
kecamatan Sungai Pinang. SMA Negeri 1 Sungai Pinang mengalami perkembangan
fisik dan non fisik. Pada aspek fisik SMA Negeri 1 Sungai Pinang, telah
mengalami penambahan gedung yang digunakan sebagai ruang kelas yang semula
awal berdirinya SMA Negeri 1 Sungai
Pinang terdapat tiga lokal ruang kelas hingga sekarang pada tahun 2013 jumlah
lokal ruang kelas telah mengalami pertambahan menjadi sembilan lokal ruang
kelas, selain itu di SMA Negeri 1 Sungai Pinang telah dibangun pula gedung baru
sebagai laboratorium biologi.
Dilain pihak,
SMA Negeri 1 Sungai Pinang masih memiliki berbagai keterbatasan diantaranya
tidak adanya laboratorium fisika, laboratorium bahasa, laboratorium kimia, perspustakaan
dan ruang multimedia. Adapun perkembangan non fisik di SMA Negeri 1 Sungai
Pinang tampak pada pencapaian rata-rata ujian akhir nasional yang selalu
mengalami peningkatan, meningkatnya prestasi-prestasi yang diraih baik dibidang
akademik maupun non akademik, sehingga SMA Negeri 1 Sungai Pinang terakreditasi
“B”Manajemen sekolah di SMA Negeri 1 Sungai Pinang cukup baik. Selain itu, sekolah
menerapkan budaya yang menjadi kharakteristik SMA Negeri 1 Sungai Pinang,
seperti menyapa, menyalim guru saat bertemu, membaca al-Qur’an setiap pagi
sebelum belajar dan menyanyikan lagu wajib nasional pada saat kegiatan
pembelajaran selesai di laksanakan kemudian
baca doa setelah kegiatan tersebut berakhir.
Sebagai upaya
mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh SMA Negeri 1 Sungai Pinang,
maka dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran didukung oleh guru sebagai
pendidik dengan kualifikasi latar belakang pendidikan minimal S1 dan sebagai
salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa guru di SMA Negeri
1 Sungai Pinang telah dan sedang menempuh pendidikan S2 sebagai upaya
pengembangan diri sebagai pendidik.
Berdasarkan
dari kondisi yang ada, maka diperlukan suatu upaya pengembangan aspek-aspek
pendidikan lainnya di SMA Negeri 1 Sungai Pinang secara berkesinambungan.
Dengan demikian, diharapkan terlaksana proses pendidikan yang mendidik,
mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif,
demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan di SMA Negeri 1 Sungai
Pinang.
1.2
Dasar Hukum
1) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2) Peraturan
Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3) Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 6 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 dan 23 Tahun 2006
6)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
7)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
8)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
9)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Proses.
10)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No.12, No.13, No.14 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
11)
Panduan Penyususnan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
1.3 Proses Perencanaan Stategis
Mutu
pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia sangat
penting maknanya bagi pembangunan nasional. Maka dari itu diperlukan
perencanaan stategis yang tepat sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Berkaitan dengan perencanaan stategis Rowe dalam Mulyasa (2009:220)
mengemukakan bahwa “Stategic planning is
key link between stategic management and the otganization’s external
environment. It is the one factor the requires a careful analysis of the
external environment. Having identifield external threaths and oppotrunities,
stategic planner analyze available resources and organizational strengths and
weaknesses. The next step is to formulate alternative stategies that take
advantage of external opportunities and internal strangths. Selected
alternative are then made into plans of sction having specific resource and
organizational (structure and operational) requirements”.
Steinner
(1979:16-19) menjelaskan terdapat empat hal yang terkandung dalam substansi
presmis perencanaan yang berisi akumulasi informasi hasil analisis situasi atau
bagian dari perencanaan yang menyangkut corporate
appraisal, position audit, assesment of current position, and planning premises.
Dengan demikian perlu dipertimbangkan: (1) harapan-harapan masyarakat diluar
sistem, (2) harapan manajer dan tenaga kependidikan organisasi, (3) data base
yang berisi informasi tentang past
performance, the current situation, and the future, (4) melakukan analisis
dengan menggunakan teknik SWOT analysis.
Dalam
perumusan dokumen perencanaan strategis dapat dilakukan saat pengkajian telah
menghasilkan temuan, penyelesaian akhir perlu menunggu hingga semua keputusan
atau rumusan telah ditetapkan. Rencana strategis yang dirumuskan dalam jabaran
visi, misi, isu utama dan strategi pengembangan harus dijadikan sebagai pedoman
dalam mengembangkan rencana operasional (Mulyasa, 2009: 222-223). Program
stategis tersebut selanjutnya dapat dijabarkan ke dalam program jangka menengah
dan program jangka pendek, kemudian dilanjutkan dengan implementasi dan
evaluasi program.
1.4 Hakekat Visi dan Misi
1.4.1
Hakekat Visi
Visi merupakan gambaran
atau wawasan tentang keadaan yang diinginkan di masa depan (Mulyasa: 2009:223).
Wibisono (2006:43) menjelaskan visi sebagai
rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau
perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Dengan demikian dapat disimpulkan
visi adalah suatu pernyataan mengenai keadaan dan karakteristik yang ingin
dicapai pada masa depan. Sebagai gambaran masa depan, visi
tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu undang-undang pendidikan dan sejumlah
peraturan pemerintahannya, khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai jenjang
dan jenis Sekolahnya dan sesuai dengan profil sekolah yang bersangkutan.
Rumusan visi sekolah
menurut Bryson (2001:213) hendaknya mencakup: 1) visi harus dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi.
2) visi harus disebarkan di kalangan anggota organisasi (stakeholder),
dan 3) visi harus digunakan
untuk menyebarluaskan keputusan dan tindakan organisasi yang penting.
Selanjutnya, aspek yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan visi yaitu : (a)
visi harus dapat memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan kinerja dan
peranaan organisasi, (b) visi harus dapat memberikan tentang gambaran kondisi
masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi, (c) visi harus ditetapkan
secara rasional, realistis, dan mudah dipahami, (d) visi harus dirumuskan
secara singkat, padat, dan mudah diingat, (e) visi harus dilaksanakan secara
konsisten dalam pencapaian dan (f) visi harus berlaku pada semua kemungkinan
perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi hendaknya mempunyai sifat
fleksibel.
Akdon (2006:96)
menjelaskan terdapat
beberapa kriteri dalam merumuskan visi, antara lain: 1) visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal
masa depan yang ingin diwujudkan, 2)
visi dapat memberikan
arahan, mendorong anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja yang baik, 3) dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi
tantangan, 4) menjembatani masa kini dan masa
yang akan datang. 5) gambaran yang realistik dan
kredibel dengan masa depan yang menarik
dan 6) sifatnya
tidak statis dan tidak untuk selamanya.
Suatu visi akan menjadi realistik,
dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik, maka dalam proses
pembuatannya perlu melibatkan semua stakeholder. Selain keterlibatan semua
pihak, visi perlu secara intensif dikomunikasikan kesemua anggota organisasi
sehingga mereka merasa sebagai pemilik visi tersebut. visi itu
sebaiknya diberikan penjelasan berupa indikator-indikator untuk memperjelas
maksudnya.
Maka dari itu, pernyataan visi yang baik harus memenuhi
beberapa kriteria sebagai berikut: (1) Succinct. Pernyataan visi
harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat; (2) Appealing. Visi
harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan memberikan semangat
pada anggota organisasi; (3) Feasible. Visi yang baik harus bisa
dicapai dengan sumber daya, energi, waktu. Visi haruslah menyertakan tujuan dan
objektif yang stretch bagi anggota organisasi; (4) Meaningful. Pernyataan
visi harus bisa menggugah emosi positif anggota organisasi namun tidak boleh
menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi; (5) Measurable. Pernyataan
visi harus bisa diukur sehingga dimungkinkan untuk melakukan pengukuran kinerja
sehingga setiap anggota organisasi bisa mengetahui apakah visi sudah bisa
dicapai atau belum. (http://muhammadghazali.wordpress.com/2012/02/25/menentukan-visi-dan-misi-yang-baik/)
1.4.2 Hakekat Misi
Mulyasa
(2009:222) menjelaskan misi ditetapkan dengan mempertimbangkan rumusan
penugasan (yang merupakan tuntutan tugas dari luar dan keinginan dari dalam)
yang berkaitan dengan visi masa depan dan situasi yang dihadapi saat ini.
Istilah misi merujuk pada suatu pengertian sebagai pernyataan mengenai hal-hal
yang harus dicapai oleh organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa
yang akan datang. Penyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu penjelasan
yang akan ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk pencapaian
misi. Maka dari itu, misi disebut
juga sebagai tindakan atau upaya
untuk mewujudkan visi ataupun dengan istilah lain misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan
tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan
visi.
Rumusan misi sekolah merupakan dasar
bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah. Rumusan misi
yang sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan akan membimbing kehidupan sekolah sehingga memiliki implikasi yang penting bagi
semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana
sekolah. Perumusan dan penetapan misi
organisasi harus secara eksplisit menyatakan apa yang akan dicapai atau fungsi
apa yang dilaksanakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Penetapan misi sebagai pernyataan cita-cita organisasi dan seluruh komponen
yang terkait yang akan menjadi landasan kerja yang ahrus diikuti oleh seluruh
komponen organisasi guna mewujudkan tujuan organisasi. Rumusan misi yang baik
mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut: 1) rumusannya sejalan dengan
visi satuan organisasi/satuan kerja; 2) rumusannya jelas dengan bahasa yang
lugas; 3) rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus
dilaksanakan; 4) dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu; dan 5) memungkinkan
untuk perubahan/penyesuaian dengan perubahan visi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan misi yaitu 1) rumusan misi tidak
bertentangan dengan rumusan fungsi masing-masing satuan organisasi; 2) Harus
dilihat produk atau jasa pelayanan yang akan dihasilkan oleh satuan
organisasi/satuan kerja. Pada organisasi pemerintah lebih banyak difokuskan
pada jasa pelayanan kepada masyarakat. 3) Sasaran publik/masyarakat yang akan
dilayani dan nilai kualitas pelayanan yang ditawarkan; 4) Mencerminkan sesuatu
yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu; 5) Mengandung nilai-nilai luhur
organisasi yang tumbuh dari aspirasi seluruh anggota organisasi.
Misi satuan organisasi dirumuskan
dengan cara sebagai berikut : (1) Mereview (meninjau kembali) masalah yang
dihadapi, baik internal maupun eksternal dengan pendekatan analisis Strengths,
Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT). 2) Melibatkan seluruh anggota satuan organisasi dan satuan kerja
untuk memberikan partisipasi (sharing) secara maksimal sesuai dengan
kemampuannya. 3) Menumbuhkan sikap rasa memiliki (melu handarbeni atau sense
of belongingness) mengenai misi yang akan dirumuskan bersama 4) Mengakomodasi
cita-cita dan keinginan seluruh anggota satua organisasi atau satuan kerja.
Dengan pendekatan seperti ini (bootom up) akan menstimulasi segenap
komponen yang ada dalam satuan organisasi untuk memberikan kontribusi
terbaiknya bagi pencapaian misi yang akan disepakati dan 5) Rumusan misi yang
berasal dari pimpinan (top down) perlu disosialisasikan kepada seluruh
anggota organisasi dengan pendekatan yang demokratis dan terbuka untuk
penyempurnaan dan memperoleh masukan atau partisipasi dari bawah (http://sukabumikota.kemenag.go.id/file/dokumen/D000761.pdf.)
II.
Visi dan Misi SMA Negeri 1 Sungai Pinang
2.1 Visi SMA Negeri 1 Sungai Pinang
“Unggul
dalam Prestasi Berlandaskan IMTAQ dan IPTEK”
Indikator
:
1. Kelulusan
siswa mencapai 100%
2. Lulusan
banyak diterima diperguruan tinggi negeri.
3. Berprestasi
dalam lomba mata pelajaran.
4. Berprestasi
dalam lomba olahraga.
5. Berprestasi
dalam lomba kesenian
6. Rajin
dalam melaksanakan perintah Allah dan meninggal larangan-Nya.
2.2
M
i s i SMA Negeri 1 Sungai Pinang
Untuk
mencapai Visi Sekolah, maka perlu dilaksanakan Misi SMA Negeri 1 Sungai Pinang,
yaitu :
1. Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien dengan didukung oleh
sarana yang memadai.
2. Melaksanakan
bimbingan dan konseling untuk membina
motivasi dan prestasi siswa.
3. Melaksanakan
kegiatan latihan olahraga dan mengikuti lomba-lomba dibidang olahraga.
4. Melaksanakan
kegiatan latihan kesenian dan mengikuti lomba-lomba seni.
5. Memberikan
banyak pengetahuan tentang agama.
6. Melatih
dalam Baca Tulis Al-Qur’an.
III. Tujuan
Bertolak
dari visi dan misi diatas, SMA Negeri 1 Sungai Pinang memiliki tujuan yang
meliputi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek sebagai berikut:
3.1
Tujuan Jangka Panjang
Merujuk pada
tujuan pendidikan nasional maka tujuan pendidikan SMA Negeri 1 Sungai Pinang
adalah:
1.
Meningkatkan kualitas keimanan dan
ketaqwaan kepada ALLAh SWT berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia serta
bertanggung jawab.
2.
Meningkatkan semangat rasa cinta tanah
air dan bangsa serta negara kesatuan Republik Indonesia.
3.
Mengingkatkan prestasi lulusan sehingga
dikemudian hari mampu bersaing dengan lulusan manapun dalam memasuki perguran
tinggi negeri dan dunia kerja.
4.
Meningkatkan kemampuan berbagasa asing
melalui pembiasaan berbahasa Inggris, “english
for fun”
5.
Meningkatkan kualitas keterampilan siswa
terutama dalam bidang seni, olah raga dan sistem komputerisasi.
6.
Menjadikan SMA Negeri 1 Sungai Pinang
sebagai sekolah yang unggul melalui peningkatan hasil ujian nasional secara
berkesinambungan dan terus meningkat setiap tahunnya.
7.
Mengaktifkan dan meningkatkan kemampuan
siswa dalam membuat penelitian karya ilmiah dengan berperan serta dalam
kegiatan ilmiah pelajar berskala regional dan nasional.
3.2
Tujuan Jangka Pendek
1.
Pada tahun 2014, rata-rata nilai UAS
mencapai minimal 8,0.
2.
Pada tahun 2014, jumlah lulusan yang
melanjukan ke perguruan tinggi negeri minimal 50 %.
3.
Pada tahun 2014 memiliki tim olah raga
minimal tiga cabang dan mampu menjadi finalis tingkat kabupaten.
4.
Pada tahun 2014 memiliki tim kesenian
yang mampu tampil pada acara setingkat kabupaten/kota.
5.
Siswa semakin tertib dan mengerti dalam
pelaksanaan upacara bendera, peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaaan
6.
Mengoptimalkan proses pembelajaran
dengan pendekatan yang bervariasi, inovatif, dan bermakna.
7.
Mengembangkan kedisiplinan dari seluruh
komponen sekolah
8.
Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik melalui pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler
3.3 Upaya Mencapai Tujuan di SMA
Negeri 1 Sungai Pinang
1.
Peningkatan
Iman dan takwa
Kegiatan untuk meningkatkan iman dan
takwa dilaksanakan secara terprogram dengan melibatkan seluruh siswa dan guru.
Kegiatan memerlukan persiapan yang matang, dan dana yang memadai. Kegiata ini
bukan hanya kegiatan ceremonial atau kegatan rutin saja, melainkan dilaksanakan
secara benar, bertanggung jawab dan monitoring yang tepat.
Usaha yang dilakukan antara lain:
a. Meningkatkan kualaitas pengembangan
diri, belajar membaca Al-Qur’an setiap pagi sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai.
b. Mengadakan pembacaan Surat Yasin
bersama setiap jum’at pagi.
c. Mengikuti berbagai perlombaan
keagamaan, misalnya MTQ, Kaligrafi, ceramah agama, nasyid, dan busana muslim
yang diadakan bebagai instansi.
2.
Peningkatan
Mutu Akademik
Usaha peningkatan mutu akademik
merupakan usaha yang harus dilaksanakan secara simultan. Kegiatan ini hendaknya
mendapatkan dukungan dari semua komponen sekolah. Usaha peningkatan mutu ini bukan hanya untuk
meningkatkan nilai ujian sekolah, karena keduanya saling mendukung dan saling
mempengaruhi.
Usaha yang dilaksanakan adalah:
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Meningkatkan disiplin, efisiensi dan
efektivitas kegiatan pembelajaran.
c. Melaksanakan kegiatan jam tambahan
di sore hari.
d. Melaksanakan uji coba ujian
nasional.
e. Melaksanakan lomba mata pelajaran
tertentu, seperti Olimpiade Sanins, lomba pidato Bahasa Ingris.
f. Melaksanakan simulasi Ujian
Nasional.
g. Memasukkan pelajaran tertentu
kedalam kegiatan Pengembangan Diri, seperti Matematika, Sains.
h. Membentuk kelompok-kelompok belajar
sesuai dengan tempat tinggal siswa.
3.
Peningkatan
di bidang Non Akademik / Ektrakulikuler
a. Peningkatan kemampuan di bidang
Seni.
1) Memasukan pelajaran seni terntentu
kedalam pengembangan diri.
2)
Mengikuti
berbagai lomba seni baik di tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten.
b. Peningkatan
kemampuan di bidang Olah Raga.
1) Menyelenggarakan latihan
olahraga terprogram bola voli, bola kaki, bulu tangkis, dll.
2) Membuat
sarana olahraga seperti lapangan bola kaki dan bola voli.
3) mengadakan
pertandingan persahabatan dengan sekolah lain.
4) mengadakan
kegiatan pertandingan antar kelas (class meeting)
5) mengikuti
kegiatan pertandingan baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi.
4.
Peningkatan di bidang kebersihan dan di
Bidang Penghijauan
Upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan kebersihan dan penghijauan lingkungan sekolah
adalah:
a. Menyusun
dafrar piket guru dan siswa baik piket kelas maupun piket umum.
b. Melaksanakan
program penghijauan.
c. Pengadaan
dan penambahan pot bunga.
d. Membuat
kebun sayur-sayuran sebagai aplikasi kegiatan Muatan Lokal.
e. Menyediakan
alat-alat kebersihan.
f. Menyediakan
kotak sampah.
g. Membuat
lobang pembuangan sampah.
5.
Peningkatan di Bidang Usaha Kesahatan
Sekolah.
a. Bekerjasama
dengan Puskesmas Kecamatan dalam upaya pelayanan kesehatan.
b. Penyediaan
obat-obatan untuk UKS.
c. Bekerjasama
dengan Dinas Kesehatan melatih beberapa orang siswa sebagai petugas kesehatan.
IV. Analisis
4.1 Analisi Visi
Dari
visi SMA Negeri 1 Sungai Pinang telah memenuhi kreteria penyusunan visi,
sehingga visi SMA Negeri 1 Sungai Pinang” unggul dalam prestasi berlandaskan IMTAQ, IPTEK, dan berkarakter bangsa
telah dianggap mewakili sesuai keinginan dan kesesuaian dalam kebutuhan yang
berorientasi ke masa depan. Visi tersebut telah ditetapkan secara rasional agar
mudah dipahami, memberikan panduan/arahan dan motivasi, selain itu visi telah
ditumuskan secara singkat, padat, dan mudah diingat. Selanjutnya, visi SMA
Negeri 1 Sungai Pinang, telah dilengkapi pula dengan adanya indikator yang
dapat memperjelas maksud dari tujuan visi di SMA Negeri 1 Sungai Pinang.
4.2 Analisi Misi
Misi
yang ingin dicapai SMA Negeri 1 Sungai Pinang cukup baik dan telah memenuhi
syarat rumusan suatu misi karena rumusannya sejalan dengan visi satuan
organisasi/satuan kerja dengan rumusannya jelas dengan bahasa yang lugas;
menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan serta memungkinkan untuk perubahan/penyesuaian dengan
perubahan visi.
4.3 Analisi Tujuan
Tujuan
merupkan penjabaran dan aplikasi yang akan dicapai dari visi dan misi pada
suatu lembaga atau instansi. Tujuan yang ingin dicapai SMA Negeri 1 Sungai
Pinang suadah baik sesuai dengan visi dan misi yang ingin capai. Namun, pada tujuan
jangka panjang belum adanya pembatasan kurun waktu tujuan jangka panjang
sebagaimana batasan waktu pada tujuan jangka pendek ialah tujuan yang berusaha
untuk dicapai pada tahun 2014. Dengan demikian, apabila adanya batasan kurun
waktu pada tujuan jangka panjang di SMA Negeri 1 Sungai Pinang akan dapat
memperjelas dan memperkuat kedudukan tujuan tersebut.
4.4 Analisi Stategis
Analisis
lingkungan stategis sekalah
Profil
sekolah
a. Nama
Sekolah : SMA
Negeri 1 Sungai Pinang
Akreditasi
: Akreditasi B
Tanggal Berdiri : 14
Juli 2008
Tanggal Dibangun : Tengah
Nopember 2009
Selesai Dibangun : Akhir
Desember 2009
Tanggal Ditempati : 18 Januari
2010
Keputusan :
Bupati Ogan Ilir Nomor
402/KEP/DISDIK-OI/2008
NSS : 301111016001
NIS : 30.16.10.16.08.01
NPSN : 10646237
NPWP
Sekolah : 00.810.598.3-312.000
Luas
Bangunan : 511.75 m2
Luas
Halaman : 500 m²
Luas
Tanah : 1500 m²
Jumlah
Siswa : 233 Orang
b. Alamat
Sekolah : Jalan Lettu H. Ishak Ibrahim
Kelurahan / Kecamatan : Sungai Pinang
Kabupaten / Kota : Ogan
Ilir
Kode Pos : 30661
Telepon / Fax : -
e-mail
: Sman1_sungaipinang@yahoo.com
Sarana dan Prasarana
NO
|
JENIS RUANGAN
|
JUMLAH
|
LUAS (M2)
|
KONDISI
|
|
BAIK
|
RUSAK
|
||||
1
|
Ruang
Kelas (lokal siswa)
|
9
|
2065
|
9
|
-
|
2
|
Ruang
Kepala Sekolah
|
1
|
24
|
1
|
-
|
3
|
Ruang
guru
|
1
|
72
|
1
|
-
|
4
|
Laboratorium
Biologi
|
1
|
240
|
1
|
-
|
5
|
TU
|
1
|
48
|
1
|
-
|
6
|
UKS
|
1
|
32
|
1
|
-
|
7
|
Bimbingan
Konseling
|
1
|
32
|
1
|
-
|
8
|
Ruang
WC guru/murid
|
5
|
15
|
1
|
-
|
Keadaan Guru
IJAZAH TERTINGGI
|
STATUS KEPENDIDIKAN
|
|
JUMLAH GURU TETAP
|
JUMLAH
GURU TIDAK TETAP
|
|
S3/S2
|
1
|
-
|
S1
|
17
|
9
|
D3
|
-
|
-
|
D2/D1/SLTA
|
-
|
-
|
JUMLAH
|
18
|
9
|
NO
|
BIDANG/ MATA PELAJARAN (MP)
|
JUMLAH PERSONIL PER-MP
|
KESESUAIAN DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
|
KETERANGAN TENAGA RANGKAP MENGAJAR (MP)
|
|
SESUAI
|
TIDAK SESUAI
|
||||
1
|
Pend. Agama Islam
|
1
|
1
|
-
|
|
2
|
PKn
|
1
|
1
|
-
|
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
3
|
3
|
-
|
|
4
|
Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
-
|
|
5
|
Matematika
|
2
|
2
|
-
|
|
6
|
Fisika
|
1
|
1
|
-
|
|
7
|
Biologi
|
2
|
2
|
-
|
|
8
|
Kimia
|
2
|
2
|
-
|
|
9
|
Sejarah
|
1
|
1
|
-
|
|
10
|
Geografi
|
1
|
1
|
-
|
|
11
|
Ekonomi
|
2
|
2
|
-
|
|
12
|
Sosiologi
|
1
|
1
|
-
|
|
13
|
Seni Budaya
|
2
|
-
|
2
|
|
14
|
Penjaskes
|
1
|
1
|
-
|
|
15
|
TIK
|
1
|
-
|
1
|
|
16
|
Bahasa Arab
|
1
|
1
|
-
|
|
17
|
Mulok
|
2
|
-
|
2
|
|
18
|
BK
|
1
|
1
|
|
|
JUMLAH
|
27
|
22
|
5
|
|
Keadaan Siswa
KEADAAN
SISWA
|
TAHUN
PELAJARAN
|
KELAS
X
|
KELAS
XI
|
KELAS
XII
|
JUMLAH
|
JUMLAH
SISWA
|
2008/2009
|
46
|
-
|
-
|
46
|
2009/2010
|
55
|
46
|
-
|
101
|
|
2010/2011
|
91
|
48
|
47
|
186
|
|
2011/2012
|
105
|
84
|
47
|
236
|
|
2012/2013
|
106
|
98
|
81
|
285
|
|
JUMLAH
ROMBEL
|
2008/2009
|
2
|
-
|
-
|
2
|
2009/2010
|
2
|
2
|
-
|
4
|
|
2010/2011
|
3
|
2
|
2
|
7
|
|
2011/2012
|
3
|
2
|
2
|
7
|
|
2012/2013
|
3
|
3
|
2
|
6
|
|
JUMLAH
MENGULANG
|
2008/2009
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2009/2010
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2010/2011
|
3
|
1
|
-
|
4
|
|
2011/2012
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2012/2013
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rasio Penerimaan Siswa
TAHUN
PELAJARAN
|
JUMLAH
SISWA
|
|||
PENDAFTAR
|
DITERIMA
|
PROSENTASE
YANG DITERIMA
|
||
2008/2009
|
50
|
49
|
99,99 %
|
|
2009/2010
|
63
|
59
|
93,65 %
|
|
2010/2011
|
102
|
93
|
91,18 %
|
|
2011/2012
|
110
|
105
|
95,45 %
|
Rasio Kelulusan
NO
|
TAHUN PELAJARAN
|
JUMLAH
SISWA YANG MENGIKUTI
UJIAN NASIONAL (UN)
|
JUMLAH SISWA YANG LULUS
|
DITERIMA DIPERGURUAN
TINGGI
|
1
|
2010/2011
|
47
|
47
|
2
|
2
|
2011/2012
|
46
|
46
|
|
V. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dengan
adanya analisis perencanaan stategis maka program yang akan dilaksanakan serta
tujuan yang akan dicapai akan dapat terencana dan terlaksana secara optimal dengan
berpedoman pada upaya pencapaian tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Selain itu, dengan adanya keserasian antara visi dan misi yang saling berkaitan
dan melengkapi dapat menjadi pedoman serta semangat sebagai daya untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Keberhasilan program pendidikan akan berpengaruh
terhadap peningkatan mutu sekolah atau suatu lembaga pendidikan, salah satunya
adalah di SMA Negeri 1 Sungai Pinang.
5.2 Saran
1.
Sebagai upaya menunjang peningkatan mutu
pendidikan, maka diperlukan penembahan berbagai sarana-dan prasarana di SMA
Negeri 1 Sungai Pinang yang belum memadai
2.
Agar tujuan yang direncanakan dapat
dicapai diperlukan suasana optimisme dan adanya persamaan persepsi setiap
pelaku, pelaksana, dan unsur penunjang dalam mewujudkan suasana yang harmonis
dan profesional.
Daftar Pustaka
Akdon. 2006. Strategic Managemen for Educational Management. Bandung: Alfabeta.
Bryson, John M. 2001. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irfan, M. 2006. Teknik Perumusan Visi dan Misi di Lingkungan Departemen Agama (online).
(http://sukabumikota.kemenag.go.id/file/dokumen/
D000761.pdf,
diakses 22 Desember 2013).
Mulyasa. 2009. Menjadi Kepala Sekolah Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Steinner, G. 1979. Strategy Planning: What Every Manager Must
Know. Chicago: Free Press.