Jawaban
Ujian Akhir Martikulasi
Program
Studi Magister Teknologi Pendidikan
Universitas
Sriwijaya
Nama
Mahasiswa : Sri Purwati
NIM
: 06032681318031
Mata
Kuliah : Psikologi
Dosen
: Prof. Dr. H.
Fuad Abd. Rachman, M. Ed
Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M. Si
Soal
1.
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa, motivasi
sering dipandang sebagai faktor yang cukup dominan. Jelaskan dan berikan contoh
apa saja yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswanya!
2. Salah
satu implikasi penelitian-penelitian tentang memori terhadap pembelajaran
adalah bahwa guru harus memandang tugas
mereka adalah untuk membantu siswa membentuk record (rekaman) permanen terhadap informasi yang disajikan di
kelas. Jelaskan apa maksudnya dan berikan contoh !
3.
Menurut para ahli, emosi berpengaruh
besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Jelaskan apa yang dapat dilakukan
oleh guru dalam kaitan dengan ini guna membantu siswa memaksimalkan hasil
belajarnya dan berikan contoh!
4.
Menurut De Bono (1989) ada dua tipe
berfikir, yaitu berfikir vertikal dan berfikir lateral. Kedua-duanya perlu
dikembangkan pada diri siswa melalui proses pembelajaran. Menurut pendapat
anda, apa yang bias dilakukan oleh para guru saat ini dalam mengembangkan kedua
tipe berfikir ini pada diri siswa? Jelaskan dan berikan contoh aplikasinya!
Jawaban
1.
Usaha yang dapat dilakukan oleh guru
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara:
(a) Menumbuhkan
dan membentuk sikap positif pada diri siswa pada awal kegiatan pembelajaran.
Usaha ini dapat dilakukan melalui kegiatan apersepsi. Guru dapat mengajukan
pertanyaan untuk menumbuhkan ketertarikan siswa pada kegiatan pembelajaran yang
akan dilalui. Kemudian menumbuhkan sikap positif pada siswa sehingga siswa
memiliki motivasi untuk mengetahui manfaat apa yang akan dia dapatkan bila
siswa tersebut mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan awal
pembelajaran ini siswa akan mengetahui tujuan dari pembelajaran. Sebagai guru
kita dapat pula memberikan motivasi kepada siswa agar motivasi yang belum ia
miliki oleh siswa dapat tumbuh dan bila telah ada motivasi dalam diri siswa dapat
semakin meningkat menghasilkan dorongan dan semangat untuk belajar.
(b) Memberikan
stimulus (rangsangan) untuk menumbuhkan ketertarikan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Stimulus atau rangsangan yang dapat dilakukan selama
proses pembelajaran seperti menimbulkan daya tarik pada siswa melalui kegiatan
permainan dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran
atau melalui pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran guru sebaiknya telah terlebih dahulu merancang kegiatan
pembelajaran sehingga guru dapat lebih mudah mengelola kelas dan menciptakan
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan memanfaatkan model-model
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Menstimulasi siswa melalui kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar. Karena dengan kegiatan yang menyenangkan akan mampu membawa perubahan
terhadap diri siswa.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan
seorang guru untuk meningkatkan motivasi siswa selain dari apa yang diungkapkan diatas selama proses
pembelajaran yaitu:
(1) Meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui pemberian hadiah (rewards). Pemberian rewards berkaitan
dengan kebutuhan akan penghargaan pada diri siswa. Bentuk rewards yang dapat diberikan
seperti sertifikat, buku pelajaran, atau pujian dan penghargaan. Contohnya bila
siswa berhasil menjawab pertanyaan dengan benar maka guru dapat memberikan
ungkapan dengan simbol mengacungkan jempolnya atau ketika siswa mampu menjawab
pertanyaan guru dengan benar maka guru dapat menepuk bahu siswa tersebut sambil
mengucapkan jawaban yang diberikan adalah benar. Dengan melakukan tindakan
tersebut, akan tembul semangat, percaya diri, dan rasa kebanggaan pada siswa
sehingga ia akan semakin bersemangat untuk belajar dengan demikian dapat
dikatakan motivasi belajar siswa itu pun akan semakin meningkat.
(2) Meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui kompetisi antara siswa. Adanya kompetisi atau
persaingan antara siswa dapat memotivasi siswa untuk semakin kearah yang lebih
baik. Dalam kompetisi semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
seorang pemenang dengan alasan tersebut siswa akan bersaing dan berusaha untuk
menjadi yang terbaik sebagai seorang pemenang.
(3) Meningkatkan
motivasi siswa melalui pemberian ulangan. Kegiatan pemberian ulangan pada siswa
akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebab siswa akan berusaha untuk
mendapatkan hasil ulangan yang baik sehingga akan memicunya untuk belajar lebih
giat dalam menghadapi ulangan.
(4) Meningkatkan
motivasi siswa melalui penilaian hasil ulangan atau hasil kerja siswa dan memberitahukan
hasil ulangan atau hasil kerja yang telah dicapai. Penilaian terhadap hasil
belajar dan hasil kerja siswa sangat dibutuhkan siswa karena dengan mengetahui
hasil tersebut akan sangat efektif dalam peningkatan motivasi siswa.
(5) Memberikan
contoh yang positif dan inspiratif untuk meningkatkan motivasi. Dalam kegiatan
pembelajaran, guru dapat menyampaikan kisah-kisah inspiratif terhadap
pentingnya belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
(c)
Membantu siswa mencapai kompetensinya
dan memberikan reinforcement (penguatan)
pada kegiatan akhir pembelajaran. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru harus
membantu siswa dalam memberikan keyakinan padanya bahwa mereka memiliki
kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.
Maksud dari istilah guru harus memandang
tugas mereka untuk membantu siswa membentuk record
(rekaman) permanen terhadap informasi yang disajikan di kelas adalah guru harus
memahami peran dan tugas seorang guru untuk membantu siswa membentuk record (rekaman) informasi pada siswa.
Hal ini sangat berkaitan dengan fungsi memori siswa sebagai pemberian kode atau
sandi, menyimpan dan menimbulkan atau memunculkan kembali atas informasi yang
didapatkan siswa. Adapun tugas guru dalam membantu siswa membentuk permanen record memory (memori permanen) atau long term memory berkaitan dengan
peran guru sebagai penyampai informasi. Agar tujuan tersebut tercapai maka,
guru harus mengetahui struktur memori.
Struktur memori terdiri dari sensory storage,
short-term memory, dan long-term
memory. Agar siswa sampai pada tahap permanen
record memory atau long-term memory, maka terlebih dahulu siswa akan melalui tahap
memori yang disebut sensory storage. Pada tahap sensory storage, guru harus mengetahui
keterbatasan memori siswa dalam merencanakan dan memberikan pembelajaran. Bila
guru terlalu banyak menyampaikan informasi dan terlalu cepat pula dalam
penyampaiannya maka, memori siswa tidak akan mampu merekamnya dengan baik.
Sebaliknya guru harus menyampaikan informasi dengan mengatur kecepatan informasi
yang diberikan, memberikan waktu bagi siswa untuk memproses seluruh informasi
tersebut sehingga akan terbentuk rekaman informasi yang baik pada siswa selain itu guru dapat pula mengindikasikan
bahwa informasi yang disampaikan adalah penting dengan menaikan atau menurunkan
intonasi suara. Tahap selanjutnya setelah memori siswa melalui tahap sensory stroge, adalah tahap short term memory. Pada tahap ini guru
dapat melakukan pengulangan beberapa ide selama beberapa kali, kemudian
berhenti sejenak untuk menuliskan poin-poin penting di papan tulis, memberikan banyak contoh atau ilustrasi,
memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir dan mengulangi secara mental
mengenai apa saja yang baru mereka pelajari. Kegiatan ini akan sangat membantu
siswa dalam proses perekaman informasi menuju long term memory (memori permanen). Memori permanen merupakan bagian
dari sistem memori yang dapat menyimpan informasi dalam masa yang lama. Agar
memori pada siswa menuju memori permanen guru memberikan pengulangan informasi
atau merancang proses pembelajaran yang mengarahkan pada prinsip pengulangan
misalnya melalui pemberian tugas atau ulangan yang materinya bedasarkan
kumpulan pokok bahasan materi sebelumnya yang telah dipelajari. Cara lain yang
dapat dilakukan agar memori tersebut lama tersimpan dalam memori maka, guru
dapat membantu siswa dengan melakukan
pembelajaran bermakna yaitu proses pembelajaran yang mencakup keterkaitan
antara informasi baru dan sesuatu yang sudah disimpan dalam memori jangka
panjang melalui kegiatan pengerjaan tugas pembelajaran.
3.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh guru
dalam kaitan dengan emosi siswa guna membantu siswa memaksimalkan hasil
belajarnya adalah dengan meningkatkan dan mempengaruhi emosi pada siswa menjadi
emosi yang positif. Guru dapat berperan untuk membangkitkan emosi, sebab emosi
bisa dibangkitkan oleh peristiwa eksternal (dari luar diri siswa). Peran guru
dalam membangkitkan emosi positif pada siswa diantaranya:
1. Guru
memberikan motivasi kepada siswa pentingnya belajar, pentingnya pendidikan, dan
pentingnya pengetahuan bagi masa depannya dan memberikan contoh seperti mencontohkan kehidupan orang-orang
yang telah mendapatkan kesuksesan karena rajin belajar, tekun berusaha, tidak
putus asa bila menghadapi kegagalan, dan membangkitkan kesadaran siswa bahwa
sebagai siswa mereka memiliki peran lain dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dengan belajar dan memperoleh prestasi di sekolah, siswa tersebut
akan memberikan kebahagiaan pada orang tuanya. Dengan demikian siswa akan mampu
terstimulasi secara emosional dan berdampak akan muncul semangat untuk rajin
belajar. Sehingga terjadi peningkatan
kuantitas belajar yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas
siswa.
2. Guru
menciptakan suasana atau lingkungan yang menyenangkan dalam proses
pembelajaran. lingkungan yang menyenangkan mencakup lingkungan fisik yang
menyangkut penataan ruang kelas, sedangkan lingkungan psikologis misalnya penggunaan
musik untuk meningkatkan hasil belajar seperti musik klasik yang mampu
menimbulkan dan meningatkan emosi positif pada siswa. Emosi positif dapat
mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik. Sebagai
guru, memiliki peran penting dalam menciptakan emosi yang positif. Bila guru
tidak mampu menciptakan emosi positif dan membuat situasi pembelajaran yang
menegangkan, situasi ketakutan maka tindakan tersebut akan menghasilkan emosi
negatif yang akan memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Pentingnya peranan guru sebagai bagian dari faktor eksternal dalam
membangkitkan emosi siswa perlu disadari oleh semua guru agar dapat
menghasilkan keluaran hasil belajar (out
put) yang berkualitas.
3. Guru
mengajarkan nilai-nilai agama atau nilai sosial yang berkembang dalam kehidupan
budaya masyarakat atau di dilingkungan
sekitar siswa. Mengajarkan nilai-nilai agama dan nilai sosial dalam masyarakat
akan mampu menumbuhkan dan membangkitkan emosi positif. Contohnya siswa diajarkan untuk menghormati orang tua
dan guru. Maka secara tidak langsung hal ini akan berpengaruh pada siswa, siswa
akan menghormati dan menghargai peran dan kedudukan guru (otoritas guru). Bila
siswa diperintahkan membuat tugas belajar, ia akan menuruti nasehat guru
sehingga akan segera mengerjakan. Hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya
kuantitas belajar tidak hanya di sekolah namun juga di rumah.
4. Tindakan
yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan proses berfikir vertikal dan
berfikir lateral pada siswa yaitu:
a. Cara
mengembangkan berfikir vertikal pada siswa
Berfikir vertikal adalah cara berfikir karena adanya
dorongan untuk menemukan jawaban yang benar atas suatu permasalahan. Berfikir
vertikal bersumber dari fungsi belahan otak kiri yang merupakan cara berfikir
rasional, metode analitis, dan linier menuju pada suatu kesimpulan. Berfikir
vertikal lebih banyak berkaitan dengan kemampuan intelektual seperti kemampuan
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan angka, memecahkan
masalah analogi verbal, dan mengingat ejaan dari suatu kata. Maka dalam hal
ini, guru memiliki peran dalam mengembangkan berfikir vertikal pada siswa
melalui kegiatan pembelajaran seperti, (1) guru melakukan pemberian tugas,
latihan, dan ulangan pada siswa.
(2)
guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, guru
membantu siswa mencapai pemahaman materi pembelajaran.
(3)
guru mengembangkan kemampuan berfikir siswa melalui kegiatan pembelajaran
pengklasifikasian kategori-kategori ilmu pengetahuan, melatih siswa membuat
hipotesis dan menarik kesimpulan dengan terlebih dahulu melakukan analisis dan
memecahkan masalah
(4)
guru mengadakan landasan penilaian atau kategori aspek penilaian untuk
memberikan nilai akhir pada siswa
(5)
guru mendeskripsikan tujuan pembelajaran
sesuai silabus dan menambah area online (alamat website) yang dapat menyediakan
akses informasi secara mudah bagi siswa
(6)
guru membimbing siswa dalam mengemukakan pendapatnya kemudian memberikan
penguatan positif pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Cara
mengembangkan berfikir lateral pada siswa
Cara berfikir lateral adalah cara berfikir seseorang
yang didominasi fungsi belahan otak kanan. Berfikir lateral adalah berfikir
kreatif yang dapat memberikan berbagai macam kemungkinan jawaban berdasarkan
informasi yang didapatkan. Pola berfikir lateral merujuk pada pola berfikir ke
berbagai arah. Adapun tindakan yang dapat dilakukan oleh guru dalam
mengembangkan kemampuan berfikir lateral pada siswa adalah :
(1) guru seharusnya merancang kegiatan
pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik mampu berfikir alternatif
contohnya guru mengajukan pertanyaan secara lisan kepada seluruh siswa. Bila salah satu siswa telah mampu menjawab
pertanyaan tersebut maka guru beralih bertanya kepada siswa lain dengan
menanyakan hal yang sama namun menggunakan kata adakah “cara yang lain?”, “Atau
adakah jawaban yang lain?”dengan demikian, siswa akan berusaha mencari
alternatif-alternatif jawaban yang terbaik. sehingga siswa akan terstimulasi
untuk belajar secara terus-menerus.
(2) guru meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif melalui kegiatan evalusai pembelajaran yang dirancang secara inovatif
dan variatif seperti guru melakukan variasi tekhnik evaluasi pembelajaran bukan
hanya melalui tes obyektif tetapi dapat pula dilakukan melalui kegiatan
menyusun laporan eksperiman, menyusun laporan wawancara, dan tes uraian.
(3) Guru dapat pula melatih otak kanan siswa
melalu permainan-permainan mental. Melalui permainan mental maka kemampuan otak
kanan siswa dapat dilatih. Contoh permainan mental melatih otak kanan yaitu :
a.
Eight
game: pura-puralah
menulis angka delapan tidur atau simbol ? di udara dengan tangan kiri dan kanan
secara bersama-sama. Permainan sederhana ini bertujuan untuk menyeimbangkan
syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan.
b. Thumb game
: acungkanlah jempol tangan kiri dan kelingking tangan kanan, sambil
menyorongkan kedua belah tangan ke arah kanan. Sebaliknya, acungkanlah jempol
tangan kanan dan kelingking tangan kiri, sambil menyorongkan kedua belah tangan
ke arah kiri. Permainan sederhana ini bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf
motorik kiri dan syaraf motorik kanan.
c.
Pattern
game: gambarlah pola-pola tertentu di atas kertas kosong, dengan
tangan kiri dan kanan secara bersama-sama, ke arah dalam, luar, atas, dan
bawah. Selain bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf
motorik kanan, permainan unik ini juga dapat menggali potensi visual.
d. pecific
crawl: Gerakkan tangan kanan serentak dengan kaki kiri.
Kemudian balaslah, gerakkan tangan kiri serentak dengan kaki kanan. Idealnya,
siku tangan menyentuh lutut. Iringi pula dengan lagu permainan ini bertujuan
untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan, gerakan ini
juga dapat membuat pikiran terbuka terhadap hal-hal yang baru.
e.
Rotated
reading: Balikkan sebuah tulisan (atas bawah), lalu bacalah tulisan
tersebut dari kanan ke kiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar