Minggu, 22 September 2013

pengantar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan adalah pengalaman belajar yang dapat diperoleh dimanapun seperti dalam lingkungan budaya masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling membina hubungan antara individu dengan individu lainnya karena adanya pola ketergantungan hidup diantara sesama manusia. Manusia tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, karena itu proses interaksi akan terus berlangsung, dan selama manusia masih mampu berinteraksi dalam lingkungan maka akan dihasilkan berbagai hasil kebudayaan baru sebagai wujud perubahan sosial di masyarakat. Keanekaragaman asal usul dan latar belakang pendidikan juga mempengaruhi interaksi sosial sehingga dapat memunculkan perubahan dalam masyarakat. Selain itu, Perkembangan zaman yang semakin maju serta aktivitas sosial masyarakat yang terus berlangsung akan berdampak pula terhadap munculnya pengaruh perubahan sosial bagi pendidikan. Maka dari itu, saya sebagai penulis akan menyampaikan makalah yang berjudul Implikasi perubahan sosial bagi pendidikan.

1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah hakekat pendidikan?
2. Bagaimanakah hakekat perubahan sosial?
3. Bagaimanakah implikasi perubahan sosial bagi pendidikan?

1.3 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.Untuk mengetahui hakekat pendidikan
2.Untuk mengetahui hakekat perubahan sosial
3.Untuk mengetahui implikasi perubahan sosial bagi pendidikan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Pendidikan

Pendidikan menurut pendapat Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L.Sulo memiliki beberapa batasan berdasarkan fungsinya. Pertama, pendidikan berarti proses transformasi budaya; kedua, pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi; ketiga, pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara sebagai pribadi yang tahu akan hak dan kewajibanya sebagai warga negara; dan keempat pendidikan sebagai usaha penyiapan tenaga kerja (Tirtarahardja, 2008: 33). Adapun menurut pendapat Prof. Dr. Made Pidarta (2009: 3), pendidikan merupakan usaha untuk membuat orang berbudaya. Batasan pengertian ini mengandung makna pendidikan dan budaya akan beriringan dan saling mempengaruhi. Semakin banyak orang menerima pendidikan maka semakin berbudaya orang tersebut. Dan semakin tinggi kebudayaan maka, semakin tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya. Pengertian Pendidikan menurut John Dewey, Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Sedangkan, pendidikan dalam batasan dimensi perubahan sosial dapat diartikan sebagai suatu proses mengubah perilaku individu yang mengarah pada pola perubahan perilaku yang baik sehingga individu dapat berperan sebagai agen maupun tingkat kelembagaan yang mampu mengubah struktur sosial yang ada dalam masyarakat. Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat dan sebaliknya, jika masyarakat mengalami perubahan, secara tidak langsung sistem pendidikan juga mengalami perubahan.

2.2 Hakekat perubahan sosial

Menurut Prof. Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga masyarakat di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk didalam perubahan sosial menyangkut perubahan nilai-nilai, sikap-sikap dimana pola-pola perikehidupan diantara kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Adapun menurut Kingsley Davis adalah perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada suatu struktur dan fungsi masyarakat. Gillin dan Gillin mendefinisikan perubahan sosial sebagai variasi dan cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan oleh perubahan geografis, kebudayaan dan penemuan baru dalam masyarakat. Sedangkan menurut Mac. Iver, perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan-hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah proses yang meliputi bentuk keseluruhan aspek kehidupan masyarakat. perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan perubahan lembaga masyarakat, sikap dan nilai sosial, struktur dan fungsi masyarakat. Perubahan sosial menggambarkan suatu proses perkembangan masyarakat yang dapat terjadi secara alamiah dan direncanakan. Perubahan sosial yang bersifat alamiah adalah suatu perubahan yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan perubahan sosial yang direncanakan adalah perubahan yang terjadi karena adanya suatu program yang direncanakan seperti perubahan sosial yang sengaja direncanakan dalam aspek pendidikan. Perubahan sosial dalam aspek pendidikan merupakan investasi besar karena pendidikan akan membantu menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga akan mampu meningkatkan derajat dan martabat individu dan kelak menjadi agen perubahan.

Hal-hal yang berkaitan dengan perubahan sosial yaitu :
1. Nilai-nilai sosial Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Melalui pendidikan maka seseorang akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai nilai sosial sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan dan akan mampu menjadi agen perubahan dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kehidupan yang dianutnya, namun keadaan dapat terjadi sebaliknya bila seseorang tidak melalui proses pendidikan nilai-nilai sosial dan moral.
2. Pola-pola perilaku Pola-pola perilaku merupakan sikap atau perilaku. Pola perilaku yang baik yang diciptakan melalui proses pendidikan, saat seseorang didik maka akan terbentuk pribadi yang baik dengan pola perilaku yang baik. Sehingga akan berdampak positif terhadap perubahan sosial.
3. Organisasi Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan sosial menyangkut pula perubahan organisasi pendidikan seperti sekolah
4.Lembaga dalam masyarakat ( Politik ). Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Indonesia memiliki Undang-Undang yang mengatur tujuan pendidikan nasional yang dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian dan campur tangan pemerintah.
5.Lapisan dalam masyarakat lapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Melalui pendidikan seseorang akan mampu meningkatkan derajat dan martabatnya di lingkungan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan mengakibatkan perubahan sosial dalam struktur sosial.

2.4 Implikasi perubahan sosial bagi pendidikan

Penyebab perubahan sosial dan implikasinya bagi pendidikan adalah :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi Menurut Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc (2011: 132) , teknologi merupakan sistem yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu sebagai perpanjangan dari kemampuan manusia. Dalam aspek pendidikan, teknologi telah mampu menghasilkan perubahan sosial. yang diwujudkan dengan pemanfaatan media pembelajaran seperti komputer agar proses pengajaran dapat terlaksana dengan baik dan menghasilkan keluaran (out put) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan teknologi informasi, pendidikan di Indonesia melakukan pengembangan pendidikan berbasiskan sistem informasi agar mampu mengikuti perubahan jaman. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

2. Globalisasi Menurut Hamijoyo ciri-ciri yang berkaitan dengan globalisasi yaitu: (1)Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi dan manajemen yang tangguh (2)Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut saat ini harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, dan sosial politik dan sekaligus mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan (3)Adanya saling ketergantungan antarnegara (4)Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. (Uno, 2010: 8)

Dalam dunia pendidikan, globalisasi membawa banyak dampak dan efek. Dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan paling tidak terlihat dalam tiga perubahan mendasar dalam dunia pendidikan.
Pertama, dalam perspektif neo-liberalisme, globalisasi menjadikan pendidikan sebagai komoditas dan komersil. Paradigma dalam dunia komersial adalah usaha mencari pasar baru dan memperluas bentuk-bentuk usaha secara kontinyu.Tuntutan pasar ini mendorong perubahan dalam dunia pendidikan. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk penyesuaian program studi, kurikulum, manajemen, dan lain-lain. Komersialisasi pendidikan juga memacu privatisasi lembaga-lembaga pendidikan.
Kedua, globalisasi mempengaruhi kontrol pendidikan oleh negara. Sepintas terlihat bahwa pemerintah masih mengontrol sistem pendidikan di suatu negara dengan cara intervensi langsung berupa pembuatan kebijakan.
Ketiga, globalisasi mendorong delokalisasi dan perubahan teknologi dan orientasi pendidikan. Pemanfaataan teknologi baru seperti komputer dan internet telah membawa perubahan yang sangat revolusioner dalam dunia pendidikan yang tradisional. Disamping membantu akselerasi arus pertukaran informasi, teknologi tersebut telah ikut mendorong berjamurnya system pendidikan jarak-jauh. Di sini terlihat fenomena delokalisasi, di mana orang-orang belajar dalam suasana yang sangat individual dan menghalanginya untuk berinteraksi dengan tetangga atau orang-orang di sekitarnya..

3.Bertambah atau berkurangnya penduduk Bertambah dan berkurangnya penduduk mempengaruhi perubahan sosial. Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari. Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat. Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh. Penduduk merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama.

 4.Penemuan-penemuan baru (inovasi) Asal kata inovasi berasal dari bahasa latin “innovation” yang artinya pembaharuan atau perubahan. Inovasi merupakan suatu perubahan baru untuk menuju ke arah perbaikan yang berbeda dengan sebelumnya dan dilakukan secara sengaja, terencana (bukan suatu kebetulan). Inovasi pendidikan berfungsi untuk memecahkan masalah atau inovasi pada bidang pendidikan. Inovasi pendidikan menyangkut suatu gagasan atau ide, metode, barang yang dirasa oleh seseorang atau masyarakat (kelompok orang) sebagai hal yang baru, baik itu berupa hasil penemuan baru (inverse) atau baru ditemukan orang (discovery) yang dipakai dalam mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan permasalahan pendidikan.
Tujuan utama inovasi pendidikan adalah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Tujuan yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin bisa diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi diadakan. Pembaruan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalah-masalah pendidikan. Majunya bidang teknologi dan komunikasi sekarang ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap kemajuan di bidang lain, termasuk dalam dunia pendidikan.
Tugas pembaruan pendidikan yang terutama adalah memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan, baik dengan cara yang konvensional maupun dengan cara yang inovatif. Inovasi atau pembaruan pendidikan juga merupakan suatu tanggapan baru terhadap masalah kependidikan yang nyata-nyata dihadapi. Titik pangkal pembaruan pendidikan adalah masalah pendidikan yang aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan dengan cara inovatif. Adapun perbedaan antara inovasi dengan perubahan adalah perubahan mengacu pada kelangsungan penilaian, penafsiran dan pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada, yang dianggap sebagai bagian aktivitas yang biasa. Sedangkan inovasi adalah mengacu kepada ide, objek atau praktik sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan”. Model dan contoh kegiatan inovasi pendidikan terdiri dari macam , yaitu model “top down innovation” dan model “bottom up innovation”. Model pertama adalah suatu inovasi yang datang dari atas atau yang diciptakan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang disponsori oleh lembaga-lembaga asing. Inovasi ini sengaja diciptakan oleh oleh Depdiknas selaku inovator dan regulator di bidang pendidikan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi, dan sebagainya. Kedua, adalah inovasi model “bottom up innovation”, yaitu model inovasi yang diciptakan berdasarkan ide, kreasi, dan inisiatif sendiri oleh suatu lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, guru, dosen, dan sebagainya. Model bottom up innovation ini lebih banyak dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi swasta dibanding sekolah atau perguruan tinggi negeri, karena sistem pengambilan keputusan yang sentralistis. Misalnya, suatu sekolah melakukan inovasi tentang efektifitas pembelajaran dengan menggunakan media atau alat transformasi pelajaran seperti komputer dan infocus dalam setiap kelas. Dalam hal ini kewenangan atau otoritas sekolah yang bersangkutan lebih menonjol dan dapat mengambil keputusan sendiri sepanjang tidak melanggar kaidah-kaidah normatif. Berikut ini adalah beberapa contoh inovasi pendidikan yang telah dilakukan oleh Depdiknas selama beberapa dekade terakhir ini, yaitu: Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), Sistem Pengajaran Modul, Guru Pamong, Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), dan sebagainya. BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

 Pendidikan dalam batasan dimensi perubahan sosial dapat diartikan sebagai suatu proses mengubah perilaku individu yang mengarah pada pola perubahan perilaku yang baik sehingga individu dapat berperan sebagai agen maupun tingkat kelembagaan yang mampu mengubah struktur sosial yang ada dalam masyarakat. Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat dan sebaliknya, jika masyarakat mengalami perubahan, secara tidak langsung sitem pendidikan juga mengalami perubahan. Perubahan sosial dalam aspek pendidikan merupakan investasi besar karena pendidikan akan membantu menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga akan mampu meningkatkan derajat dan martabat individu dan kelak menjadi agen perubahan. Implikasi perubahan sosial bagi pendidikan tampak pada perkembangan pengetahuan dan tekhnologi, globalisasi, perubahan jumlah penduduk, dan inovasi pendidikan
3.2 Saran
 Agar diperbanyak penelitian dan penulisan karya ilmiah mengenai implikasi teknologi bagi pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Nasution, 2011. Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Sari, Tika Pranda. 2012. Dampak Teknologi Informasi Bagi Dunia Pendidikan (http://tikapranandasari.blogspot.com/2012/01/dampak-teknologi-informasi-bagi-dunia.html/diakses 25 Agustus)
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Uno, Hamzah dan Nina Lamatenggo. 2010. Teknologi Komunikasi dan Informasi pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Wahyudin, Muhamad. 2007. Pengaruh teknologi informasi dalam pendidikan, (http://staff.blog.ui.ac.id/harrybs/2009/04/21/pengaruh-teknologi-informasi-dalam-pendidikan/ diakses 25 Agustus 2013)
Waruwu, Nurdelima 2010. Pentingnya inovasi dalam pendidikan. (http://didaktika.fitk-uinjkt.ac.id/2010/02/pentingnya-inovasi-dalam-pendidikan.html/ diakses 25 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar