Tinjauan Peserta
Didik dalam Perspektif Ekonomi
Oleh :
Sri Purwati
Pendahuluan.
Sasaran
pendidikan adalah manusia yang mampu dididik atau dikenal sebagai peserta
didik. Dengan adanya pendidikan maka peserta didik diharapkan akan mampu
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Peserta didik sebagai
makhluk yang serba guna dan memiliki beragam kemampuan selalu terhubung dengan
lingkungan sosial. Mereka tidak dapat melepaskan hubungan tersebut dan tidak
dapat hidup sendiri sebab manusia khususnya peserta didik selalu bergantung
terhadap orang lain dan tidak mampu hidup sendiri.
Ketergantungan manusia khususnya peserta didik dalam ruang
lingkup sosial baik di sekolah maupun di masyarakat sangat dipegaruhi oleh
prinsip dasar ekonomi sebab manusia
khususnya peserta didik selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah
manusia disebut sebagai makhluk ekonomi (homo
economicus)yang selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya.Dengan
demikian pendidikan dan ekonomi memiliki hubungan fungsional yang saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Keterkaitan pendidikan dan ekonomi dapat diterangkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, seperti tenaga kerja, pengetahuan, dan teknologi.
Faktor-faktor ini hanya dapat diwujudkan
dengan masuknya peran pendidikan melalui human
factor (faktor manusia), sebab pembangunan ekonomi pada dasarnya dilakukan
oleh manusia dan untuk manusia (Sa’ud, 2009:246). Sebagai makhluk ekonomi, peserta didik akan berusaha
bertindak rasional dengan memperhitungkan sebab akibat dalam mengambil suatu
keputusan dalam rangka pemenuhan kebutuhannya sehingga tidak merugikan dirinya
sendiri dan pada keadaan inilah sangat diperlukan peranan pendidik yang akan mamberikan
arahan, pendidikan, dan pembelajaran agar merekadapat bertindak dan melakukan
perbuatan yangbermanfaat, tidak merugikan peserta didik dikemudian hari dan
memberikan keuntungan di masa akan datang.
Menurut Hakiim (2009:215), Pembelajaran di sekolah harus
bermanfaat untuk bekal kehidupan peserta didik pada masa kini dan masa yang
akan datang. Pembelajaran yang diarahan kepada peserta didik bersifatcontent
oriented yaitu mengarahka pada penguasaan materi dilegkapi dengan adanya
modifikasi yang berorientasi kepada
kehidupan. Peserta didikakan diperkenalkan dengan berbagai fenomena kehidupan
termasuk dengan pekerjaan sebagai bekal untuk kehidupan mereka.
Pentingnya memahami peserta didik ditinjau dari aspek ekonomi
bagi seorang pendidik menjadi suatu langkah untuk menghasilakan out put yang berkualitas melalui peningkatan pemahaman
atas berbagai nilai-nilai posistif dari pendidikan yang akan mempengarui
kehidupan perekonomian serta sebaliknya ekonomi juga akan mempengaruhi
pendidikan seseorang. Atas dasar pemikiran tersebut, maka tulisan ini akan
mendalami lebih lanjut mengenai hakekat peserta didik, hakekat ekonomi, dan
tinjauan peserta didik dalam aspek
ekonomi.
Hakekat Peserta Didik
Menurut pendapat Maunah (2009:172), peserta didik adalah
setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang, atau sekelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan, ia mempunyai pribadi yang belum dewasa yang
diserahkan kepada tanggung jawab pendidik supaya diberi anjuran-anjuran,
norma-norma dan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan, pihak yang
dibentuk dan pihak yang dihumanisasikan. Menurut Sinolungan (1997:4) Peserta didik dalam arti luas
adalah setiap orang yang terkait dengan proses
pendidikan sepanjang hayat,
sedangkan dalam arti sempit
adalah setiap siswa yang belajar
di sekolah. Departemen Pendidikan Nasional (2003:4) menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Bedasarkan pasal 1 ayat 4 UU RI No.
20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan
menurut Ahmadi (1991:26), peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang
memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna
dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, sebagai umat manusia,
sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau
individu.
Adapun menurut Meichati dalam Maunah (2009:171-172), peserta
didik memiliki ciri-ciri seperti yaitu (a) belum memiliki pribadi dewasa
susila, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik; (b) masih
menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaanya; (c) sebagai manusia yang
memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut
seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan
berbicara, perbedaan individual dan sebaginya.
Pentingnya pemahaman mengenai peserta didik berkaitan dengan
fungsi pendidikan menjadi sarana perkembangan jiwa sebagaimana yang diugkapkan
oleh Dimyati (2002:3) bahwa peserta didik mengalami perkembangan jiwa sesuai
asas emansipasi diri menuju keutuhan dan kemandirian serta mengalami proses dan
peningkatan kemampuan mentalnya. Dari berbagai pendapat tersebut maka
dapat disimpulkan pengertian peserta didik adalah seseorang yang berusaha
mengembangkan dirinya dalam proses pendidikan yang didik oleh pendidik dengan
tujuan untuk menjadi pribadi yang utuh,
memiliki keterampilan dan pengetahuan serta sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Hakikat Ekonomi
Istilah ‘ekonomi’ berasal
dari bahasa Yunani asal kata ‘oikosnamos’ atau
oikonomia’ yang artinya ‘manajemen urusan
rumah-tangga’, khususnya penyediaan dan
administrasi pendapatan.. Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan
kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah; pertama, tentang “kebutuhan” ⎯ yaitu
suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan
jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua, tentang” pemuas kebutuhan” yang
memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya (Abdullah, 1992: 5; Sastradipoera, 2001:
4)
Ahli ekonomi lainnya
yaitu J.L. Meij (Abdullah, 1992: 6) mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha manusia ke arah
kemakmuran. Pendapat tersebut sangat realistis, karena ditinjau dari aspek ekonomi di mana manusia sebagai
mahluk ekonomi (Homo Economicus) pada hakekatnya mengarah kepada pencapaian
kemakmuran.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ekonomi adalah manajemen penyediaan dan administrasi pendapatanyang mempersoalkan kebutuhan dan
pemuasan kebutuhan manusia untuk menuju arah kemakmuran.
Hakikat Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan
Pada
zaman modern dan globalisasi sebagian besar manusia cenderung mengutamakan
kesejahteraan materi yang membuat kedudukan ekonomi menjadi salah satu
perhatian yang sangat besar karena pengaruhnya akan mampu berdampak pada
seluruh aspek kehidupan termasuk dalam pendidikan. Menurut Mujib dalam Maunah
(2009:99), landasan ekonomi memberikan persfektif tentang potensi-potensi
manusia, keuangan, materi, persiapan yang mengatur sumber keuangan dan
bertanggung jawab terhadap anggaran pembelajaran.
Pendekatan pendidikan bersifat
ekonomi yang berpangkal pada konsep investment
in human capital (investasi pada sumber daya manusia).Setiap investasi
diharapkan akan mampu menimbulkan keuntungan. Pendidikan memerlukan investasi
yang besar karena keuntungan tersebut harus dapat diperhitungkan bila
pendidikaan tersebut memiliki nilai ekonomi.Pentingnya memahami landasan
ekonomi dalam pendidikan berkaitan dengan peran pendidikan sebagai penghasil tenaga
kerja yang berpengetahuan dan peningkatan status perekonomian bangsa.Sebab incom seseorang banyak dipengaruhi oleh
jenis pendidikan dan tingkat pendidikan yang diperoleh. Secara umum income lulusan SD lebih rendah bila
dibandingkan dengan income lulusan
SMA, dan dengan demikian pula lulusan SMA akan berpenghasilan lebih rendah bila
dibandingkandengan lulusan perguruan tinggi (Sa’ud, 2009:245-246)..
Manusia sebagai makhluk ekonomi memiliki kemampuan dan
kebiasaan yang tampak pada ciri-cirinya sebagai makhluk ekonomi(homo economicus)yaitu memiliki etos
kerja, bisa bekerja dengan sempurna, bersifat produktif, biasa hidup hemat,
tidak bermewah-mewah, dan bisa hidup efisien. Maka dari itu sangat penting
melakukan proses pembelajaran terhadap peserta didik yang menekankan pentingnya
tinjauan ekonomi dan penerapannya dalam kehidupan. Kondisi ini tidak terlepas dari
fungsi ekonomi pendidikan sebagai penunjang kelancara proses pendidikan dan
sebagai bahan pelajaran untuk membentuk manusia ekonomi (Pidarta, 2009:274).
Kegiatan ekonomi dalam pendidikan dapat ditinjau dari fungsi
produksi dalam bidang pendidikan diantaranya fungsi produksi administrator,
fungsi produksi psikologi, dan fungsi produksi ekonomi. Adapun fungsi pertama
ialah fungsi produksi administrator meliputi (a) sarana dan prasarana belajar
yang dapat dinilai dari luas dan kuaitas bangunan; (b) Perlengkapan belajar,
media, dan alat peraga dengan menghitung harganya; (c) buku-buku dan bentuk
material lainnya; (d) barang-barang habis pakai yag dihitung dalam wujud uang;
dan (e) waktu guru bekerja dan personalia lainnya yang dipakai dalam merespon
peserta didik yang juga dinilai dengan uang (Pidarta, 2009:246).
Fungsi kedua adalah fungsi produksi psikologi yang
berhubungan dengan out put fungsi produksi yang mencakup peningkatan
kepribadian, pengarahan dan pembentukan
sikap, penguatan kemauan peningkatan estetika, penambahan pengetahuan, ilmu,
dan teknologi, dan peningkatan keterampilan. Sedangkan fungsi ketiga yaitu
fungsi produksi ekonomi yang meliputi semua biaya pendidikan seperti pada input
fungsi produksi administrator, semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk
keperluan pendidikan seperti uang saku, transportasi, membeli buku, dan uang
yang mungkin diperoleh ewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak
didapat sebab waktu terseutdipakai untuk belajar atau kuliah (opportunity cost)(Maunah, 2009:101-102).
Menurut Link (dalam Pidarta, 2009:253),
di masa pembangunan Indonesia sekarang dilaksanakan pengembangan perilaku
ekonomi mendapat tempat yang strategis dengan munculnya Link and Match.Kebijakan ini meminta dunia pendidikan untuk
menyaiapkan tenaga-tenaga kerja yang sesuai dengan pasaran kerja yang mencakup
mutu, jumlah, dan jenisnya.
Tinjauan Peserta Didik Dalam Persfektif
Ekonomi.
Kehidupan masyarakat akan terus mengalami perubahan yang
terjadi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan
menimbulkan berbagai dampak perubahan dalam pendidikan dan kehidupan
perekonomian. Implikasinya dalam pendidikan adalah terjadi penyesuaian dalam
mengantasipasi perubahan melalui berbagai jenjang pendidikan melalui peningkatan
kemampuan peserta didik khususnya dalam peningkatan keterampilan diri (life skill)yang befungsi sebagai inventasi untuk memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang.
Adapun menurut pendapat Tirtarahardja (2008:52), peserta
didik memiliki ciri-ciri yaitu (a) individu yang memiliki potensi fisik dan
psikis yang khas sehingga merupakan insan yang unik; (b) individu yang sedang
berkembang; (c) individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi, dan (d) individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka tinjauan peserta didik
sebagai individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sebab sejak
lahir peserta didik telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan dan
diaktualisasikan. Proses pengaktualisasian ini membutuhkan bantuan dan
bimbingan dari pendidik. Dengan demikian potensi fisik dan psikis yang dimiliki
peserta didik akan mampu membentuk manusia sebagai makluk ekonomi yang memiliki
etos kerja, bersifat produktif, hidup hemat dan bekerja dengan profesional.
Menurut Hakiim (2009:216) melalui proses pembelajaran maka,
dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik agar mempunyai kecakapan hidup dan
berjiwa kewirausahaan. Kecakapan hidup seperti kecakapan vokasional (vocational skill) atau kemampuan kejuruan
akan membekali peserta didik dengan kecakapan teknis dan sikap yang dibutuhkan
oleh perusahaan atau lemaga yang menyediakan lapangan pekerjaan.
Selain adanya potensi-potensi peserta didik yang ingin
dikembangkan dan diaktualisasikan dalam persfektif ekonomi, maka tinjauan
persfektif ekonomi terhadap peserta didik dapat pula diamati melalui ciri-ciri
individu yang sedang berkembang. Pendekatan ini mengutamakan kepada keterkaitan
lulusan sistem pendidikan dari in put (bahan
mentah) kemudian mengalami proses dalam sistem pendidikan dan berkembang lebih
optimal sebagai hasil (out put). Dalam
istilah ini dikenal sebagai proses produksi ekonomi dalam pendidikan. Dengan
demikian, peserta didik akan mampu memenuhi tuntutan terhadap tenaga kerja pada
berbagai sektor pembangunan seperti sektor ekonomi, pertanian, perdagangan, dan
industri. Kesempatan kerja yang diperoleh lebih baik akan mampu meningkatkan
dan memperbaiki tingkat kehidupan dengan penghasilan yang digunakan sebagai usaha pemenuhan
kebutuhan (Sa’ud, 2009:240).
Selanjutnya tinjauan ekonomi terhadap peserta didik ditinjau
melalui ciri-ciri individu sebagai individu yang membutuhkan bimbingan
individual dan perlakuan manusiawi. Menurut Tirtarahardja (2008:53), dalam diri
peserta didik ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu keadaan tidak berdaya
menyebabkan ia membutuhkan bantuan dan adanya kemampuan untuk mengembangkan
ekonomi. Maka dari itu, perlu dipahami latar belakang kehidupan perekonomian
peserta didik.
Dengan memahami latar belakang peserta didik akan mampu
memahami permasalahan (problem)
peserta didik seperti ketidakmampuan memenuhi perlengkapan belajar menyangkut
buku pelajaran dan peralatan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang bila
diabaikan akan menghambat proses produksi pendidikan untuk menghasikan out put yang berdaya guna dan mampu bersaing dalam
mengahadapi tantangan zaman seperti dalam menghadapi perdagangan bebas selain
itu, peserta didik perlu mendapat perlakukan yang sama tanpa membeda-bedakan
keadaaan latar belakang perekonomiannya.
Anak-anak yang terancam putus
sekolah dan anak-anak yang putus sekolah adalah mereka yang memperoleh
prioritas dalam pembiayaan pembangunan pendidikan. Mereka adalah anak-anak dari
keluarga miskin, anak-anak yang tinggal didaerah terpencil, anak-anak yang
tinggal di daerah perbatasan dengan Negara lain, anak-anak yang berasal dari
suku-suku terasing, anak-anak yang tinggal di daerah konflik, anak-anak yang
tinggal di daerah bencana, anak jalanan dan anak yang bekerja, anak yang
mempunyai kebutuhan khusus dan lain-lain.
Pemberian kesempatan
pendidikan melalui sekolah inklusif bagi peserta didik yang sering
termarginalkan karena kondisi latar belakanya, merupakan suatu investasi bangsa
dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sekolah inklusif yang relatif
lebih murah akan menghasilkan output pendidikan yang berkualitas
dengan keahlian yang sesuai kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Peserta didik yang berasal dari keluarga dengan kehidupan
perekonomian lemah akan membutuhkan bantuan pendidikan dan terkadang karena
permasalahan ekonomi mereka menjadi pribadi yang tertutup dan sulit untuk
beradaptasi dengan lingkunganya, disinilah dibutuhkan peran pendidik dalam memberikan
bimbingan individual dan perlakukan manusiawi.
Setelah melakukan tinjauan persfektif ekonomi terhadap
peserta didik melalui ciri peserta didik sebagai individu yang memiliki
potensi, individu yang sedang berkembang, dan individu yang membutuhkan
bimbingan individual dan perlakuan manusia, maka ciri terakhir yang perlu mendapat
perhatian yang berfokus pada keberadaan peserta didik sebagai individu yang memiliki
kemampuan untuk mandiri.
Dalam persfektif ekonomi berkaitan dengan fungsi produki ekonomi
peserta didik memiliki kemampuan mandiri yang dapat diwujudkan dengan adanya
kreativitas dalam berkarya atau menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai atau
harga jual. Seperti adanya siswa yang bekerja setelah bersekolah dengan tujuan
memenuhi kebutuhan hidup khususunya biaya pendidikan, mereka tidak tergantung
dengan pihak lain dan berusaha memenuhi biaya pendidikan melalui usahanya sendiri
dengan bersikap mandiri dan tampa bantuan pihak lain.Maka dari itu, pentingnya
melakukan tinjauan peserta didik dalam aspek ekonomi yang berlandaskan fungsi
ekonomi dalam dunia pendidikan untuk menunjang kelancaran proses pendidikan dan
menyukseskan misi pendidikan yang semuanya bermuara pada perkembangan peserta
didik.
Kesimpulan
Tinjauan peserta didik dalam aspek ekonomi dapat dipahami
dengan terlebih dahulu memahami ciri-ciri peserta didik seperti individu yang
memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan insan yang unik;
individu yang sedang berkembang; individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perlakuan manusiawi, dan individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
yang keseluruhan ciri-ciri tersebut memiliki hubungan yang erat dengan konsep
ekonomi pedidikan.
Daftar Putaka
Abdullah. 1992. Materi Pokok
Pendidikan IPS-2: Buku 1, Modul 1, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan , PPPG Tertulis.
Ahmadi, A. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta
:Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan
Nasional. 2003. Undang-undang Nomor 19 tahun 2003: tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati. 2002. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hakiim, L. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:
Wacana Prima
Maunah, B. 2009.Landsan Pendidikan.Yogyakarta: Teras
Pidarta, M. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Sa’ud, S. 2009. Perencanaan Penddidikna. Bandung:
Rosdakarya
Sinolungan, R.E. 1997. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Gunung Agung.
Tirtarahardja, U.
2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar