Sabtu, 09 November 2013

Makalah Landasan Dan Problematika Pendidikan Tinjauan Peserta Didik Dalam Persfektis Ekonomi



Tinjauan Peserta Didik dalam Perspektif Ekonomi
Oleh :
Sri Purwati

Pendahuluan.
            Sasaran pendidikan adalah manusia yang mampu dididik atau dikenal sebagai peserta didik. Dengan adanya pendidikan maka peserta didik diharapkan akan mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Peserta didik sebagai makhluk yang serba guna dan memiliki beragam kemampuan selalu terhubung dengan lingkungan sosial. Mereka tidak dapat melepaskan hubungan tersebut dan tidak dapat hidup sendiri sebab manusia khususnya peserta didik selalu bergantung terhadap orang lain dan tidak mampu hidup sendiri.
Ketergantungan manusia khususnya peserta didik dalam ruang lingkup sosial baik di sekolah maupun di masyarakat sangat dipegaruhi oleh prinsip dasar  ekonomi sebab manusia khususnya peserta didik selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut sebagai makhluk ekonomi (homo economicus)yang selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya.Dengan demikian pendidikan dan ekonomi memiliki hubungan fungsional yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Keterkaitan pendidikan dan ekonomi  dapat diterangkan  dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, seperti tenaga kerja, pengetahuan, dan teknologi. Faktor-faktor ini  hanya dapat diwujudkan dengan masuknya peran pendidikan melalui human factor (faktor manusia), sebab pembangunan ekonomi pada dasarnya dilakukan oleh manusia dan untuk manusia (Sa’ud, 2009:246). Sebagai makhluk ekonomi, peserta didik akan berusaha bertindak rasional dengan memperhitungkan sebab akibat dalam mengambil suatu keputusan dalam rangka pemenuhan kebutuhannya sehingga tidak merugikan dirinya sendiri dan pada keadaan inilah sangat diperlukan peranan pendidik yang akan mamberikan arahan, pendidikan, dan pembelajaran agar merekadapat bertindak dan melakukan perbuatan yangbermanfaat, tidak merugikan peserta didik dikemudian hari dan memberikan keuntungan di masa akan datang.
Menurut Hakiim (2009:215), Pembelajaran di sekolah harus bermanfaat untuk bekal kehidupan peserta didik pada masa kini dan masa yang akan datang. Pembelajaran yang diarahan kepada peserta didik  bersifatcontent oriented yaitu mengarahka pada penguasaan materi dilegkapi dengan adanya modifikasi yang  berorientasi kepada kehidupan. Peserta didikakan diperkenalkan dengan berbagai fenomena kehidupan termasuk dengan pekerjaan sebagai bekal untuk kehidupan mereka.
Pentingnya memahami peserta didik ditinjau dari aspek ekonomi bagi seorang pendidik menjadi suatu langkah untuk menghasilakan out put  yang berkualitas melalui peningkatan pemahaman atas berbagai nilai-nilai posistif dari pendidikan yang akan mempengarui kehidupan perekonomian serta sebaliknya ekonomi juga akan mempengaruhi pendidikan seseorang. Atas dasar pemikiran tersebut, maka tulisan ini akan mendalami lebih lanjut mengenai hakekat peserta didik, hakekat ekonomi, dan tinjauan peserta didik dalam  aspek ekonomi.
Hakekat  Peserta Didik         
Menurut pendapat Maunah (2009:172), peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang, atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan, ia mempunyai pribadi yang belum dewasa yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik supaya diberi anjuran-anjuran, norma-norma dan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan, pihak yang dibentuk dan pihak yang dihumanisasikan. Menurut Sinolungan (1997:4) Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses  pendidikan sepanjang hayat,  sedangkan dalam arti sempit  adalah setiap siswa yang  belajar di sekolah. Departemen Pendidikan Nasional (2003:4)  menegaskan bahwa,  peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha  mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Bedasarkan pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Ahmadi (1991:26), peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.
Adapun menurut Meichati dalam Maunah (2009:171-172), peserta didik memiliki ciri-ciri seperti yaitu (a) belum memiliki pribadi dewasa susila, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik; (b) masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaanya; (c) sebagai manusia yang memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebaginya.
Pentingnya pemahaman mengenai peserta didik berkaitan dengan fungsi pendidikan menjadi sarana perkembangan jiwa sebagaimana yang diugkapkan oleh Dimyati (2002:3) bahwa peserta didik mengalami perkembangan jiwa sesuai asas emansipasi diri menuju keutuhan dan kemandirian serta mengalami proses dan peningkatan kemampuan mentalnya. Dari berbagai pendapat tersebut maka dapat disimpulkan pengertian peserta didik adalah seseorang yang berusaha mengembangkan dirinya dalam proses pendidikan yang didik oleh pendidik dengan tujuan untuk  menjadi pribadi yang utuh, memiliki keterampilan dan pengetahuan serta sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Hakikat Ekonomi
Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani asal kata ‘oikosnamos’ atau  oikonomia’ yang artinya ‘manajemen urusan rumah-tangga’, khususnya  penyediaan dan administrasi pendapatan.. Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu  yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah;  pertama, tentang “kebutuhan” yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas.   Kedua, tentang” pemuas kebutuhan” yang memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya (Abdullah, 1992: 5; Sastradipoera, 2001: 4)
Ahli ekonomi lainnya yaitu J.L. Meij (Abdullah, 1992: 6) mengemukakan  bahwa ilmu ekonomi adalah  ilmu tentang usaha manusia ke arah kemakmuran. Pendapat tersebut sangat realistis, karena ditinjau  dari aspek ekonomi di mana manusia sebagai mahluk ekonomi (Homo Economicus) pada hakekatnya mengarah kepada pencapaian kemakmuran.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah manajemen penyediaan dan administrasi pendapatanyang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia untuk menuju arah kemakmuran.
Hakikat Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan
            Pada zaman modern dan globalisasi sebagian besar manusia cenderung mengutamakan kesejahteraan materi yang membuat kedudukan ekonomi menjadi salah satu perhatian yang sangat besar karena pengaruhnya akan mampu berdampak pada seluruh aspek kehidupan termasuk dalam pendidikan. Menurut Mujib dalam Maunah (2009:99), landasan ekonomi memberikan persfektif tentang potensi-potensi manusia, keuangan, materi, persiapan yang mengatur sumber keuangan dan bertanggung jawab terhadap anggaran pembelajaran.
            Pendekatan pendidikan bersifat ekonomi yang berpangkal pada konsep investment in human capital (investasi pada sumber daya manusia).Setiap investasi diharapkan akan mampu menimbulkan keuntungan. Pendidikan memerlukan investasi yang besar karena keuntungan tersebut harus dapat diperhitungkan bila pendidikaan tersebut memiliki nilai ekonomi.Pentingnya memahami landasan ekonomi dalam pendidikan berkaitan dengan peran pendidikan sebagai penghasil tenaga kerja yang berpengetahuan dan peningkatan status perekonomian bangsa.Sebab incom seseorang banyak dipengaruhi oleh jenis pendidikan dan tingkat pendidikan yang diperoleh. Secara umum income lulusan SD lebih rendah bila dibandingkan dengan income lulusan SMA, dan dengan demikian pula lulusan SMA akan berpenghasilan lebih rendah bila dibandingkandengan lulusan perguruan tinggi (Sa’ud, 2009:245-246)..
Manusia sebagai makhluk ekonomi memiliki kemampuan dan kebiasaan yang tampak pada ciri-cirinya sebagai makhluk ekonomi(homo economicus)yaitu memiliki etos kerja, bisa bekerja dengan sempurna, bersifat produktif, biasa hidup hemat, tidak bermewah-mewah, dan bisa hidup efisien. Maka dari itu sangat penting melakukan proses pembelajaran terhadap peserta didik yang menekankan pentingnya tinjauan ekonomi dan penerapannya dalam kehidupan. Kondisi ini tidak terlepas dari fungsi ekonomi pendidikan sebagai penunjang kelancara proses pendidikan dan sebagai bahan pelajaran untuk membentuk manusia ekonomi (Pidarta, 2009:274).
Kegiatan ekonomi dalam pendidikan dapat ditinjau dari fungsi produksi dalam bidang pendidikan diantaranya fungsi produksi administrator, fungsi produksi psikologi, dan fungsi produksi ekonomi. Adapun fungsi pertama ialah fungsi produksi administrator meliputi (a) sarana dan prasarana belajar yang dapat dinilai dari luas dan kuaitas bangunan; (b) Perlengkapan belajar, media, dan alat peraga dengan menghitung harganya; (c) buku-buku dan bentuk material lainnya; (d) barang-barang habis pakai yag dihitung dalam wujud uang; dan (e) waktu guru bekerja dan personalia lainnya yang dipakai dalam merespon peserta didik yang juga dinilai dengan uang (Pidarta, 2009:246).
Fungsi kedua adalah fungsi produksi psikologi yang berhubungan dengan out put  fungsi produksi yang mencakup peningkatan kepribadian,  pengarahan dan pembentukan sikap, penguatan kemauan peningkatan estetika, penambahan pengetahuan, ilmu, dan teknologi, dan peningkatan keterampilan. Sedangkan fungsi ketiga yaitu fungsi produksi ekonomi yang meliputi semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi administrator, semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan seperti uang saku, transportasi, membeli buku, dan uang yang mungkin diperoleh ewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu terseutdipakai untuk belajar atau kuliah (opportunity cost)(Maunah, 2009:101-102).
            Menurut Link (dalam Pidarta, 2009:253), di masa pembangunan Indonesia sekarang dilaksanakan pengembangan perilaku ekonomi mendapat tempat yang strategis dengan munculnya Link and Match.Kebijakan ini meminta dunia pendidikan untuk menyaiapkan tenaga-tenaga kerja yang sesuai dengan pasaran kerja yang mencakup mutu, jumlah, dan jenisnya.
Tinjauan Peserta Didik Dalam Persfektif Ekonomi.
Kehidupan masyarakat akan terus mengalami perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan menimbulkan berbagai dampak perubahan dalam pendidikan dan kehidupan perekonomian. Implikasinya dalam pendidikan adalah terjadi penyesuaian dalam mengantasipasi perubahan melalui berbagai jenjang pendidikan melalui peningkatan kemampuan peserta didik khususnya dalam peningkatan keterampilan diri (life skill)yang  befungsi sebagai inventasi untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
Adapun menurut pendapat Tirtarahardja (2008:52), peserta didik memiliki ciri-ciri yaitu (a) individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan insan yang unik; (b) individu yang sedang berkembang; (c) individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, dan (d) individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka tinjauan peserta didik sebagai individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sebab sejak lahir peserta didik telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. Proses pengaktualisasian ini membutuhkan bantuan dan bimbingan dari pendidik. Dengan demikian potensi fisik dan psikis yang dimiliki peserta didik akan mampu membentuk manusia sebagai makluk ekonomi yang memiliki etos kerja, bersifat produktif, hidup hemat dan bekerja dengan profesional.
Menurut Hakiim (2009:216) melalui proses pembelajaran maka, dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik agar mempunyai kecakapan hidup dan berjiwa kewirausahaan. Kecakapan hidup seperti kecakapan vokasional (vocational skill) atau kemampuan kejuruan akan membekali peserta didik dengan kecakapan teknis dan sikap yang dibutuhkan oleh perusahaan atau lemaga yang menyediakan lapangan pekerjaan.
Selain adanya potensi-potensi peserta didik yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan dalam persfektif ekonomi, maka tinjauan persfektif ekonomi terhadap peserta didik dapat pula diamati melalui ciri-ciri individu yang sedang berkembang. Pendekatan ini mengutamakan kepada keterkaitan lulusan sistem pendidikan dari in put (bahan mentah) kemudian mengalami proses dalam sistem pendidikan dan berkembang lebih optimal sebagai hasil (out put). Dalam istilah ini dikenal sebagai proses produksi ekonomi dalam pendidikan. Dengan demikian, peserta didik akan mampu memenuhi tuntutan terhadap tenaga kerja pada berbagai sektor pembangunan seperti sektor ekonomi, pertanian, perdagangan, dan industri. Kesempatan kerja yang diperoleh lebih baik akan mampu meningkatkan dan memperbaiki tingkat kehidupan dengan penghasilan  yang digunakan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan (Sa’ud, 2009:240).
Selanjutnya tinjauan ekonomi terhadap peserta didik ditinjau melalui ciri-ciri individu sebagai individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Menurut Tirtarahardja (2008:53), dalam diri peserta didik ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu keadaan tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan dan adanya kemampuan untuk mengembangkan ekonomi. Maka dari itu, perlu dipahami latar belakang kehidupan perekonomian peserta didik.
Dengan memahami latar belakang peserta didik akan mampu memahami permasalahan (problem) peserta didik seperti ketidakmampuan memenuhi perlengkapan belajar menyangkut buku pelajaran dan peralatan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang bila diabaikan akan menghambat proses produksi pendidikan untuk menghasikan out put  yang berdaya guna dan mampu bersaing dalam mengahadapi tantangan zaman seperti dalam menghadapi perdagangan bebas selain itu, peserta didik perlu mendapat perlakukan yang sama tanpa membeda-bedakan keadaaan latar belakang perekonomiannya.
Anak-anak yang terancam putus sekolah dan anak-anak yang putus sekolah adalah mereka yang memperoleh prioritas dalam pembiayaan pembangunan pendidikan. Mereka adalah anak-anak dari keluarga miskin, anak-anak yang tinggal didaerah terpencil, anak-anak yang tinggal di daerah perbatasan dengan Negara lain, anak-anak yang berasal dari suku-suku terasing, anak-anak yang tinggal di daerah konflik, anak-anak yang tinggal di daerah bencana, anak jalanan dan anak yang bekerja, anak yang mempunyai kebutuhan khusus dan lain-lain.
Pemberian kesempatan pendidikan melalui sekolah inklusif bagi peserta didik yang sering termarginalkan karena kondisi latar belakanya, merupakan suatu investasi bangsa dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sekolah inklusif yang relatif lebih murah akan menghasilkan output pendidikan yang berkualitas dengan keahlian yang sesuai kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Peserta didik yang berasal dari keluarga dengan kehidupan perekonomian lemah akan membutuhkan bantuan pendidikan dan terkadang karena permasalahan ekonomi mereka menjadi pribadi yang tertutup dan sulit untuk beradaptasi dengan lingkunganya, disinilah dibutuhkan peran pendidik dalam memberikan bimbingan individual dan perlakukan manusiawi.
Setelah melakukan tinjauan persfektif ekonomi terhadap peserta didik melalui ciri peserta didik sebagai individu yang memiliki potensi, individu yang sedang berkembang, dan individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusia, maka ciri terakhir yang perlu mendapat perhatian yang berfokus pada keberadaan peserta didik sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Dalam persfektif ekonomi berkaitan dengan fungsi produki ekonomi peserta didik memiliki kemampuan mandiri yang dapat diwujudkan dengan adanya kreativitas dalam berkarya atau menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai atau harga jual. Seperti adanya siswa yang bekerja setelah bersekolah dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup khususunya biaya pendidikan, mereka tidak tergantung dengan pihak lain dan berusaha memenuhi biaya pendidikan melalui usahanya sendiri dengan bersikap mandiri dan tampa bantuan pihak lain.Maka dari itu, pentingnya melakukan tinjauan peserta didik dalam aspek ekonomi yang berlandaskan fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan untuk menunjang kelancaran proses pendidikan dan menyukseskan misi pendidikan yang semuanya bermuara pada perkembangan peserta didik.
Kesimpulan
Tinjauan peserta didik dalam aspek ekonomi dapat dipahami dengan terlebih dahulu memahami ciri-ciri peserta didik seperti individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan insan yang unik; individu yang sedang berkembang; individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, dan individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri yang keseluruhan ciri-ciri tersebut memiliki hubungan yang erat dengan konsep ekonomi pedidikan.

Daftar Putaka

Abdullah. 1992.  Materi Pokok Pendidikan IPS-2: Buku 1, Modul 1, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , PPPG Tertulis.
Ahmadi, A. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Nomor 19 tahun 2003: tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati. 2002. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hakiim, L. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Maunah, B. 2009.Landsan Pendidikan.Yogyakarta: Teras
Pidarta, M. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sa’ud, S. 2009. Perencanaan Penddidikna. Bandung: Rosdakarya
Sinolungan, R.E. 1997. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Gunung Agung.
Tirtarahardja, U. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar