Sabtu, 09 November 2013

Makalah Landasan dan Problematika Pendidikan Tinjauan Tujuan Pendidikan Dalam Persfektif Teknologi



TINJAUAN TUJUAN PENDIDIKAN
 DALAM PERSPEKTIF LANDASAN TEKNOLOGI



Pendahuluan
Pembahasan tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang penting, mengingat perjalanan setiap institusi memiliki visi  yang jelas akan selalu dimulai dari adanya suatu tujuan. Dalam tujuan pendidikan di Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2003 (dalam Pidarta, 2007:14) ttentang sistem pendidikan nasional beserta peraturan-peraturannya pemerintah yang bertalian dengan pendidikan pada pasal 4 mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah berakhlak mulia, memiliki pengetahuam, terampul, mandiri, mampu menemukan, mengembangkan, dan menerapkan ilmu, teknologi, serta seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Berdasarkan kutipan tersebut ada sisi teknologi yang menjadi fokus atau tujuan dari pendidikan. Pendidikan diharapkan memiliki potensi untuk menerapkan dan mengembangkan teknologi bagi kepentingan hidup orang banyak.
Tulisan ini akan mendalami lebih lanjut tentang hakikat tujuan pendidikan di tinjau dari perspektif teknologinya, mulai dari hubungan antara teknologi dengan pendidikan, kemudian mengkhusus ke bagian hubungan teknologi dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

Hakikat Tujuan Pendidikan
Menurut  Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara.  Adapun menurut Mudyahardjo (2010:46) pendidikan adalah keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya. Senada dengan pendapat tersebut Sa’ud (2009:6) mengungkapkan pengertian pendidikan sebagai upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat didik dan mendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan, dan ketakwaan manusia. Maka dari itu, pendidikan dapat disimpulkan sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh individu atau kelompok melalui proses belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik yang berlandaskan tujuan pendidikan.
Menurut Mudyahardjo (2010:12) tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat pengembangan kemampuan-kemampuan pribasi secara optimal dengan tujuan-tujuan social yang bersifat manusia seutuhnya yang dapat memainkan peranannya sebagai warga dalam berbagai lingkungan persekutuan hidup dan kelompok sosial. Tujuan pendidikan mencakup tujuan-tujuan setiap jenis kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran, dan latihan), tujuan-tujuan satuan pendidikan sekolah dan luar sekolah, dan tujuan-tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan adalah sebagian dari tujuan hidup yang bersifat menunjang terhadap pencapaian tujuan-tujuan hidup.
Plato (dalam Komarudin, 2009:14) mengatakan bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran terhadap self knowing dan self realization kemudian inquiri dan reasoning and logic. Kemudian Aristoteles (Komarudin, 2009: 14) mengatakan bahwa tujuan pendidikan penyadaran terhadap self realization, yaitu kekuatan efektif (virtue) kekuatan untuk menghasilkan (efficacy) dan potensi untuk mencapai kebahagiaan hidup melalui kebiasaan dan kemampuan berpikir rasional.
Menurut Tirtahardja (2008:37) tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, benar dan indah untuk kehidupan, sebab tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan merupakan sebuah penyadaran mengenai terhadap apa yang diketahuinya, kemudian pengetahuan tersebut harus direalisasikan dan selanjutnya mengadakan penelitian untuk mencapai kebahagiaan atau tujuan hidup melalui kebiasaan dan kemampuan berpikir rasional.

Jenis Tujuan Pendidikan
Secara garis besar, tujuan pendidikan terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum pendidikan dan tujuan khusus pendidikan.
1.      Tujuan Umum Pendidikan
Menurut Mudyahardjo (2010:97) Tujuan umum pendidikan berkenaan dengan keseluruhan peristiwa-peristiwa pendidikan dan cita-cita ideal tentang manusia atau masyarakat. Kemudian Mudyahardjo melanjutkan bahwa tujuan pendisdikan merupakan tujuan dari keseluruhan jenis kegiatan dan waktu berlangsungnya peristiwa-peristiwa pendidikan.
2.      Tujuan Khusus Pendidikan
Menurut Mudyahardjo (2010:97) Tujuan pendidikan bergerak dari tujuan pendidikan setiap peristiwa pendidikan (tujuan incidental pendidikan) sampai dengan tujuan keseluruhan peristiwa-peristiwa pendidikan (tujuan pendidikan). Diantara keduanya terdapat tujuan sementara pendidikan, tujuan tak lengkap pendidikan, tujuan institusional, tujuan kurikulum dan tujuan instruksional pendidikan.
  1. Tujuan incidental pendidikan: Tujuan yang terkandung dalam setiap peristiwa pendidikan, atau tujuan setiap kegiatan pendidikan.
  1. Tujuan instruksional pendidikan: Tujuan yang hendak dicapai dalam satu kesatuan kegiatan-kegiatan pendidikan atau rangkaian kegiatan pendidikan.
  1. Tujuan kurikuler pendidikan: Tujuan yang berkenaan dengan pencapaian penguasaan suatu lingkup isi atau materi sesuatu jenis pendidian.
  1. Tujuan institusional pendidikan: Tujuan pendidikan sesuatu jenis dan/atau jenjang pendidikan (TK, SD, SLTP, SMU/SMK, PT, Kursus, dan sebagainya).
  1. Tujuan tak lengkap pendidikan: Tujuan yang berkenaan dengan pencapaian perkembangan sesuatu aspek kepribadian (intelektual, moral,sosial, dan sebagainya)
  1. Tujuan sementara pendidikan: Tujuan yang berkenaan dengan pencapaian tugas-tugas perkembanggan pada setiap tahap perkembangan (masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak pertengahan, masa remaja, masa dewasa, dan masa usia lanjut).

Hakikat Teknologi
Iskandar (dalam Miarso, 2004:131) menyatakan bahwa teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur, dan lebih sejahtera. Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa sejak awal peradaban, sebenarnya telah ada teknologi.
Menurut Miarso (2004:131) teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera, dan otak manusia. Kemudian Jaques Ellul (dalam 2004:131) menyatakan bahwa teknologi merupakan keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki cirri efesiensi dan setiap bidang kegiatan manusia. Sedangkn baiquni (dalam Miarso, 2004:131) mengartikan teknologi sebagai hasil penerapan sistematik dari sains, yang merupakan himpunan rasionalitas insane kolektif, untuk memanfaatkan hidup dan mengendalikan gejala-gejala di dalam proses produktif yang ekonomis. Sedangkan AECT yang mengutip pendapat Hoban (dalam Miarso, 2004:131) teknologi bukanlah sekedar mesin dan orang tetapi perpaduan yang kompleks dari organisasi manusia dan mesin, ide, prosedur dan pengelolaan.
Berdasarkan beberapa ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa teknoogi adalah perpaduan yang kompleks dari organisasi manusia dan mesin, ide, prosedur dan pengelolaan untuk memanfaatkan hidup dan mengendalikan gejala-gejala di dalam proses produktif agar lebih ekonomis dan memiliki ciri efisiensi dari setiap kegiatan manusia.

Tujuan Pendidikan dipandang dari Perspektif Teknologi
Berdasarkan penjelasan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, Cakupan proses pendidikan salah satunya adalah pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu Pendidikan mengembangkan kurikulum atas dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mendorong peserta didik dapat mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun latar belakang tujuan pendidikan berlandaskan teknologi tidak terlepas hubungannya dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat di Indonesia bahkan di seluruh dunia.
Mudyahardjo (2010:13) mengutip dari laporan Komisi Internasional Untuk Pengembangan Pendidikan yang mengungkapkan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan laporan Komisi Internasional Untuk Pengembangan Pendidikan dijelaskan bahwa revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, arus informasi yang membanjiri manusia, adanya jaringan-jaringan media komunikasi ukuran raksasa, bersama-sama dengan banyak faktor ekonomi dan sosial lainnya, telah banyak mengubah sistem pendidikan tradisional. Isi laporan tersebut mengemukakan pula kelemahan-kelemahan dalam bentuk pengajaran tertentu dan kekuatan-kekuatan sistem lainnya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem yang telah ada, memperluas ruang lingkup kegiatan belajar sendiri dan mempertinggi nilai sikap aktif dan sadar dalam mencari ilmu.
Adapun Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menyatakan upaya menghadapi tuntutan era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan bebas dalam pergaulan dunia adalah melalui pengelolaan pendidikan harus dirancang secara komprehensif dan integratif, direncanakan secara matang, dan mendapat dukungan dari semua pihak. Pada prinsipnya, kutipan tersebut berhubungan dengan pengembangan pendidikan yang hakekatnya ingin selalu berkembang menjadi lebih baik lagi. Pengembangan pendidikan ini berkaitan dengan tujuan pendidikan. Pengembangan dan perubahan tersebut terjadi karena menjawab tantangan zaman karena terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nya semakin maju. Hal ini memperlihatkan bahwa antara pendidikan dan teknologi memiliki hubungan yang erat.
Dalam Mudyahardjo (2010:504)  dikatakan bahwa Pendidikan sebagai usaha sadar, membantu generasi muda mempergunakan kekayaan yang ada dalam peradaban ama dalam bentuk ilmu, seni, dan cita-cita, sebagai isi bahan ajar yang disampaikan. Dengan demikian, pendidikan memungkinkan peradaban masa lampau diakui keberadaanya, dan tidak menjadi harta karun yang tersia-siakan. Disamping itu, pendidikan mencoba meneruskan peradaban masa lampau kepada generasi muda yang mencoba merekamnya. Pendidikan melestarikan peradaban lama sehingga tidak punah dan hidup dibawa oleh generasi muda. Generasi muda sebagai pembawa peradaban masa lampau berfungsi sebagai penyimpan khazahah peradaban lama, pengguna peradaban lama, dengan cara mengekspresikannya dalam bentuk perbuatan atau karya budaya, penyebar peradaban lama.
Pendidikan tidak hanya berfungsi mewariskan peradaban lama, tetapi dapat pula menyumbangkannya melalui karya-karya orang terdidik melalui sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Orang terdidik secara potensial bukan hanya dapat mengekpresikan peradaban yang ada, tetapi juga menciptakan unsur-unsur peradaban baru, yang antara lain dipelopori Copernicus, Galileo. Dan Newton. Ilmu dan teknologi merupakan salah satu ciri peradaban baru yang mempunyai pengalaman.
Keberadaan teknologi sebagai sarana mencapai tujuan pendidikan berperan penting pula dalam pendidikan dengan teknologi dapat membantu pemecahan masalah  pendidikan,  Upaya peningkatan mutu pendidikan dan memperluas kesempatan belajar sebagai agenda reformasi pendidikan dilaksanakan melalui pendayagunaan teknologi pendidikan (Prawiradilaga, 2008:83). Peranan teknologi dalam pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensinya tidak dapat dipisahkkan keberadaannya dari adanya permasalahan yang dihadapi manusia maka dari itu pendidikan dirancang secara terorganisasi dan berkelanjutan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tujuan pendidikan yang dirumuskan harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini bisa menjawab kebutuhan sehingga proses pendidikan yang dijalankan sesuai dengan yang diharapkan.  Dalam menjawab perkembangan zaman, tujuan pendidikan yang ditetapkan baik secara khusus maupun umum harus mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan zaman dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten memanfaatkan, mengelola, dan mengembangkan teknologi tersebut. Bahkan sumber daya manusia yang dianggap memiliki kompetensi lebih dapat menghasilkan teknologi baru yang bisa membantu mempermudah kegiatan hidup manusia.
Keberadaan teknologi dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan tidak terlepas pula dari kemampuan teknologi yang mampu menenbus batas ruang dan waktu. Sehingga pada masa sekarang, berbagai problematika pendidikan khususnya problema pendidikan di daerah terpencil dapat diatasi dengan menyelenggarakan program pendidikan jarak jauh. Pentingnya program ini dialaksanakan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan yang menekankan pada konsep pemerataan pendidikan bagi setiap individu dimanapun berada. Desmond Keegan dalam Smaldino (2011:206) mengidentifikasi elemen yang merupakan kunci bagi definisi formal untuk pendidikan jarak jauh yang terdiri dari : pemisahan fisik pembelajar dari guru, program pengajaran yang terkelola, teknologi telekomunikasi, dan komunikasi dua arah.
Pendidikan sebagai suatu proses yang sadar tujuan, memiliki maksud bahwa dalam pendidikan terjadi proses kegiatan belajar dan pembelajaran yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari subjek belajar (Sardiman, 2010:57). Tujuan pendidikan dalam persfektif teknologi memiliki prinsip terikat dan terarah dengan tujuan menghasilkan keluaran dari proses pendidikan yang memiliki kualitas, mampu berkompetensi, dan tanggap terhadap perkembangan dan perubahan zaman.
Dengan demikian pendidikan yang baik sesuai dengan kebutuhan hidup manusia seperti yang diungkapkan oleh Morgan dalam (Sardiman, 2010:78) bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan seperti kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas; kebutuhan untuk menyenangkan orang lain; kebuthan untuk mencapai hasil; dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.  Maka dari itu, tujuan pendidikan tidak terikat dalam dimensi ruang, namun pendidikan itu bersifat terbuka. Pada kajian teknologi pendidikan telah dirancang dan dilaksanakan konsep pendidikan terbuka dan jarak jauh. Menurut Miarso (2011:309), Sistem pendidikan terbuka memungkinkan perolehan pendidikan yang sesuai dengan hakikat manusia, yang meliputi diantaranya minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing. Sistem ini merupakan suatu unsur penting dalam masyarakat madani atau masyarakat warga (civil society). Untuk memenuhi tujuan pendidikan terbuka dan jarak jauh maka dimanfaatkanlah teknologi seperti e-learning. Menurut Prawiradilaga (2008:197), e-learning  atau  online course merupakan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan yang menggunakan jasa batuan perangkat ekeltronika, khususnya perangkat komputer.
Menurut UNESCO (United Nation Education, Scientific, and Cultural Organization), ada empat pilar dalam bidang pendidikan yang bila dikaitkan keberadaannya dengan teknologi maka akan sangat tampak peran teknologi dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapun empat pilar tersebut adalah :
1)      Learning to know (belajar untuk mengetahui)
Sikap ingin tahu dapat mendorong seseorang untuk mencari jawaban atas masalah yang dihadapi sehingga mampu mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2)      Learning to do (proses belajar melakukan atau mengerjakan sesuatu)
 Pada kegiatan ini dilakukan pemecahan masalah melalui  pengetahuan dan teknologi.
3)      Learning to live together ( belajar untuk hidup bersama)
ketergantungan hubungan antara sesama manusia dapat memanfaatkan keberadaan teknologi dalam kehidupan
4)      Learning to be (belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri)
Pada tahap ini seseorang dapat mengaktualisasikan dirinya melalui teknologi baik dalam hal pemanfaatan atau pengembangan teknologi.
Dengan demikian berdasarkan kajian pilar pendidikan tersebut, maka pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan tersebut akan terwujud melalui kurikulum yang dirancang dengan memperhatikan aspek-aspek kebutuhan peserta didik, perkembangan ilmu dan teknologi, tuntutan masyarakat berdasarkan analisi situasi yang ada (Munir, 2007:4).
Oleh karena itu, tujuan pendidikan dipandang dari perspektif teknologi dapat dikatakan tujuan pendidikan yang di rencanakan harus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga proses pendidikan itu sendiri bisa menghasilkan sumber daya manusia yang peka terhadap tekonologi, artinya dapat menggunakan, memanfaatkan dan mengembangkan teknologi lebih baik lagi sehingga membantu memunculkan inovasi-inovasi mempermudah kegiatan hidup orang banyak. Orang-orang yang keluar dari lembaga pendidikan yang tujuan pendidikannya telah memiliki perspektif teknologi akan menghasilkan karya-karya orang terdidik yang bukan hanya dapat mengekpresikan peradaban yang ada, tetapi juga menciptakan unsur-unsur peradaban baru yang disebut dengan teknologi.
Kesimpulan
Teknologi dan tujuan pendidikan memiliki hubungan yang sangat jelas. Dalam merancang sebuah tujuan pendidikan, hal yang perlu dipertimbangkan adalah sisi perkembangan teknologinya. Teknologi menjadi acuan untuk mengarahkan seperti apakah tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Jika teknologi yang sedang berkembang sekarang misalnya adalah computer, maka  tujuan pendidikan yang dirancang harus memasukkan unsur berbasis teknologi informasi dan komunikasinya.
Daftar Pustaka
Jurnal Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
Komarudin, dkk. 2009. Landasan Pendidikan.  Jakarta: Rajawali Pers.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mudyahardjo. 2010. Pengantar Pendidikan.  Jakarta: Rajawali Pers.
Munir, dkk. 2007. Kurikulum Berbasis TIK. Jakarta : SPS Universitas Pendidikan Indonesia
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2012. Wawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
Sa’ud, Syaefuddin dan Abin Syamsuddin Makmun. 2009. Perencanaan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Smaldino, Sharon E. dkk. 2011. Instructional Technology & Media For Learning (Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar). Jakarta: Prenada Media Group
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
___________. 2006. Permendiknas 2006 Tentang SI dan SKL Dilengkapi Permendiknas No 11 th 2005 dan PP RI no. 19 Th. 2005. Jakarta: Sinar Grafika
___________.2012. Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 tahun 2011 dilengkapi UU RI Nomor 20 Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta









Tidak ada komentar:

Posting Komentar