Nama : Sri Purwati
Kelas : Jumat-Sabtu A
1.
Apa yang dimaksud difusi dan inovasi
pendidikan?
2.
Bagaimana pengaruh sistem sosial
terhadap difusi dan inovasi?
Jawaban
1.
Pengertian
Inovasi Pendidikan
An innovation is any idea, practice,
or mate artifact perceived to be new by the relevant unit of adopt. The
innovation is the change object. A change is the altera in the structure of a
system that requires or could be required relearning on the part of the actor
(s) in responseto a situation. The requirements of the situation often involve
a res to a new requirement is an inventive process producing an invention.
However, all innovations, since not everything an individual or formal or
informal group adopt is perceived as new (Duncan, 1977:12) Sebuah inovasi adalah
gagasan, praktik, atau pasangan benda masa sebelumnya yang dianggap baru yang
relevan dengan unit mengadopsi. Inovasi adalah perubahan obyek. Perubahan
adalah altera di dalam struktur sistem yang requires atau dapat diperlukan relearning
pada bagian dari aktor (s) dalam merespon situasi. Persyaratan dari keadaan tersebut
sering melibatkan permintaan baru adalah proses yang penuh daya cipta
menghasilkan sebuah ciptaan. Tapi tidak semua individu atau kelompok formal dan
kelompok informal yang mengadopsi
dianggap sebagai suatu yang baru.
Ibrahim
(1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi
pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati
berbagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat),
baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan
orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan
masalah pendidikan.
Sedangkan M. Rogers (1983:11)
menyatakan , An innovation is an idea, practice,
or object that is perceived as new by an individual or other unit of adoption.
It matters little, so far as human behavior is concerned, whether or not an
idea is "objectively" new as measured by the lapse of time since its
first use or discovery. The perceived newness of the idea for the individual
determines his or her reaction to it. If the idea seems new to the individual,
it is an innovation. inovasi adalah suatu
ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu
hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Dengan demikian
dapat disimpulkan inovasi pendidikan merupakan suatu ide, suatu
barang, suatu metode, yang digunakan
oleh seseorang sebagai hasil yang dibuat
oleh seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse
(penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Pengertian Difusi Pendidikan
Menurut Parker
(1974), difusi adalah suatu proses yang berperan memberi nilai tambah pada
fungsi produksi atau proses ekonomi. Porker juga menyebutkan bahwa difusi
merupakan suatu tahapan dalam proses perubahan teknik (technical change).
Menurutnya difusi merupakan suatu tahapan dimana keuntungan dari suatu inovasi
berlaku umum. Dari inovator, inovasi diteruskan melalui pengguna lain hingga
akhirnya menjadi hal yang biasa dan diterima sebagai bagian dari kegiatan
produktif.
Adapun menurut Suyatiningsih Difusi didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu
terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe
komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga
dapat diangap sebaai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi sistem sosial.
Sedangkan menurut Everett
Rogers (1983), bahwa The essence of the diffusion process is the information exchange
by which one individual communicates a new idea to one or several others‟ (Esensi
dari proses difusi adalah pertukaran informasi dari individu yang mengkomunikasikan sebuah ide
baru kepada pihak
-pihak
lain. Dengan demikian dapat disimpulkan, difusi merupakan upaya penyaluran
informasi dari yang menyampaikan inovasi kepada pihak yang lain.
2.
Pengaruh sistem sosial terhadap difusi dan inovasi
Konsep sistem sosial terdiri dari dua suku kata sistem dan
sosial. Secara Etimologis, bahwa kata Sistem merupakan kata serapan yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu systema. Menurut (Damsar, 2011), sistem merupakan suatu kelompok
elemen-elemen yang saling berhubungan secara independen ( Saling
ketergantungan) dan konstan. Sedangkan kata sosial, salah satunya
dapat berakar dari kata latin , yaitu socious yang
berarti bersama-sama, bersatu, terikat , sekutu berteman. Atau kata Socio
yang bermakna menyekutukan, menjadi teman, mengikat atau mempertemukan. Secara
Etimologis kata sosial dimengerti sebagai sesuatu yang
dihubungkan atau dikaitkan dengan teman, pertemanan dan masyarakat.
Menurut Ibrahim (1988:68) Norma sebagai bagian dari sistem sosial
akan berpengaruh terhadap kecepatan penerimaan inovasi. Norma yang berlaku
dalam sistem sosial merupakan pedoman tingkah laku anggota sistem sosial yang
ditaati. Norma memberikan petunjuk tentang standar perbuatan para anggota
sistem sosial. (Ibrahim 1988:68). Apabila sebuah inovasi bertentangan dengan
Norma maka akan mempengaruhi sebuah inovasi itu cepat diterima atau tidak. Hal
ini sangat berhubungan dengan derajat kesesuaian (compatibility) inovasi dengan nilai atau kepercayaan masyarakat
dalam suatu sistem sosial. Jadi, derajat ketidak sesuaian suatu inovasi dengan
kepercayaan atau nilai-nilai yang dianut oleh individu (sekelompok masyarakat)
dalam suatu sistem social berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi
tersebut.
Sistem sosial sangatlah berpengaruh terhadap proses difusi
inovasi pendidikan. Sistem sosial yang berhubungan dengan sekelompok manusia
memiliki tujuan yang sama akan saling bekerja sama dalam memecahkan
sebuah masalah. Selanjutnya Ibrahim (1988:70) menjelaskan masyarakat
sebagai kesatuan dari system sosial terdapat agen pembaharu yang bisa mempengaruhi
sebuah difusi. Agen pembaharu merupakan pekerja profesional yang berusaha
mempengaruhi klien atau sasaran inovasi untuk mengambil keputusan
mengikuti inovasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh Lembaga Pembaruan
dimana dia bekerja. Mereka yang termasuk agen pembaharu adalah guru,
penyuluh lapangan, pekerja sosial, juru dakwah, missionaris.
Dalam pengertian yang lebih luas: penjaja dagangan,
kader partai di desa, juru penerang, konsultan atau siapa saja yang berusaha
menawarkan gagasan-gagasan baru, barang-barang baru atau tindakan-tindakan baru
(inovasi) kepada anggota masyarakat dan berusaha agar orang-orang itu
mengadopsi inovasi yang ditawarkan bisa disebut agen pembaru. Fungsi utama agen
pembaru adalah: menjadi mata rantai penghubung antara dua sistem sosial
atau lebih. Sebagai contoh, penyuluh pertanian lapangan adalah mata rantai yang
menghubungkan dinas pertanian dengan para petani. Agen pembaru tidak selalu
orang pemerintah, bisa juga orang swasta atau tenaga sukarela dalam
menyampaikan berbagai barang atau ide pembaharuan untuk meningkatkan kualitas
pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar