Sabtu, 31 Mei 2014

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER INOVASI PENDIDIKAN



JAWABAN  UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama          : Sri Purwati
NIM             :  06032681318031                   
Mata kuliah : Defusi Inovasi
Program      : S2 Teknologi Pendidikan  Pascasarjana Unsri
Pengasuh   : Dr. Aisyah. A.R, M.Pd
           Dr. Sri Sumarni

                       
Soal:
1.  Jelaskan yang dimaksud dengan saluran komunikasi dalam tahapan proses pengambilan keputusan
2. Rogers mengemukakan 7 langkah tugas dari pembaharu inovsi, menurut saudara mengapa harus dipenuhi langkah-langkah tersebut
3.   Bagaimana aplikasi dari unsur-unsur inovasi dalam dunia pendidikan!
4.  Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu, jelaskan menurut pendapat saudara mengapa hal ini penting?
5. Dimana letak suatu keberhasilan antara komunikasi dengan keputusan inivasi, untuk memperjelas jawaban berikan contoh.

Jawaban
1.            Hakikat saluran komunikasi dalam tahapan proses pengambilan keputusan
Komalasari (2010:238) menjelaskan saluran komunikasi merupakan alat yang menyebabkan suatu pesan berpindah dari sumber inovasi kepada penerima inovasi.  Adapun Sa’ud (2010:30) menyatakan saluran komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari seorang ke orang lain. Kondisi kedua pihak yang berkomunikasi akan mempengaruhi pemilihan atau penggunaan saluran yang tepat untuk mengefektifkan proses komunikasi. Selanjutnya Pendapat Rogers (1983), menyatakan bahwa saluran komunikasi adalah alat atau media yang dapat dimanfaatkan oleh individu-individu atau kelompok serta organisasi yang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan (messages) mereka. Sedangkan berpendapat oleh Berlo (1960), saluran komunikasi dapat diartikan sebagai: saluran sebagai alat pembawa pesan; saluran yang dilalui oleh alat pembawa pesan; media/wahana yang memungkinkan alat pembawa pesan itu melalui jalan atau saluran yang harus dilaluinya, dan media/wahana yang dapat dijadikan sarana untuk berkomunikasi, seperti: pertemuan serta pertunjukan. Lebih lanjut saluran somunikasi dapat diartikan pula sebagai suatu istilah yang diberikan untuk cara di mana kita berkomunikasi. Ada berbagai saluran komunikasi yang tersedia bagi kita saat ini, misalnya percakapan tatap muka, telepon, pesan teks, email, internet (termasuk media sosial seperti Facebook dan Twitter), radio dan TV, surat tertulis, atau brosur. (http://www.pengertian.info/pengertian-definisi-komunikasi.html)
Adapun perwujudan saluran komunikasi menurut Sa’ud (2010:31) dapat berupa media massa seperti radio, televise, surat kabar, dan sebagainya yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang banyak (massa). Selain saluran komunikasi media massa terdapat pula saluran komunikasi interpersonal (hubungan langsung antar individu) yang lebih efektif untuk mempengaruhi atau membujuk seseorang untuk menerima inovasi.
Dari berbagai pendapat yang diungkapkan tersebut, maka dapat disimpulkan saluran komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari seseorang kepada orang lain yang saluran tersebut dapat berupa saluran komunikasi media massa atau saluran komunikasi interpersonal. Dengan tujuan agar proses komunikasi yang terjadi menjadi lebih efektif dan memudahkan penyampaikan pesan pada proses komunikasi yang dilakukan sehingga sesuai dengan  keinginan yang diharapkan.

2.            Tujuh langkah kegiatan agen pembaharuan menurut Roger
Roger mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan agen pembaharuan dalam pelaksanaan tugasnya untuk memperkenalkan inovasi sebagaimana yang ungkapkan oleh Ibrahim (1988:103-104) dalam bukunya Inovasi Pendidikan, bahwa tujuh langkah dalam kegiatan agen pembaharuan meliputi: Pertama, membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Biasanya agen pembaharu pada awal tuganya diminta untuk membantu kliennya agar mereka sadar akan perlunya perubahan. Pada tahap ini agen pembaharua menentukan kebutuhan klien dan juga membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara konsultattif; Kedua, memantapkan hubungan pertukaran informasi. Sesudah ditentukannya kebutuhan untuk berubah, agen pembaharu harus segera membina hubungan yang lebih akrab dengan klien. Agen pembaharu dapat meningkatkan hubungan yang baik dengan klien dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada kemampuannya, saling mempercayai dan juga agen pembaharu harus menunjukkan empati pada masalah kebutuhan klien: ketiga, mendiagnosa masalah yang dihadapi. Agen pembaharu bertanggung jawab untuk menganalisa situasi masalah yang dihadapi klien, agar dapat menentukan mengapa berbagai alternative yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan klien (diperlukan alternative baru). Untuk sampai pada kesimpulan diagnose, agen pembaharu harus meninjau situasi penuh empati. Agen pembaharu harus melihat masalah sama dengan pandangan klien terhadap masalah tersebut artinya diagnose itu harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan berdasarkan pandangan pribadi agen pembaharu; keempat, membangkitkan kemauan klien untuk berubah. Setelah agen pembaharu menggali berbagai macam cara yang memungkinkan dapat dipakai oleh klien untuk mencapai tujuan, maka agen pembaharu bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik perhatian klien agar timbul kemauannya untuk berubah (membuka diri dan menerima inovasi). Tetapi cara yang digunakan harus berorientasi pada klien artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu menonjolkan inovasi. Kelima, mewujudkan kemauan dalam perbuatan, agen pembaharu berusaha untuk mencoba mempengaruhi tingkah laku klien dengan persetujuan dan berdasarkan kebutuhan klien (jangan memaksa) Dimana komunikasi interpersonal akan lebih efektif kalau dilakukan antar teman yang dekat dan sangat bermanfaat kalau dimanfaatkan pada tahap persuasi dan tahap keputusan inovasi. Oleh kerena itu dalam hal tindakan agen pembaharu yang paling tepat menggunakan pengaruh secara tidak langsung, yaitu dapat menggunakan pemuka masyarakat agar mengaktifkan kegiatan kelompok lain. Keenam, menjaga kestabilan penerima inovasi dan mencegah tidak berkelanjutan inovasi (discontinuances). Agen pembaharu harus berusaha membina kestabilan penerima inovasi dengan cara member penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi. Perubahan tingkah laku yang sudah sesuai dengan inovasi dijaga jangan sampai berubah kembali pada keadaan sebelum adanya inovasi. Dan ketujuh, mengakhiri hubungan ketergantungan.  Tujuan aklir agen pembaharu adalah dapat menumbuhkan kesadaran untuk berubah dan kemampuan merubah dirinya, sebagai anggota system social yang selalu menghadapi tantangan kemajuan jaman. Agen pembaharu  harus berusaha untuk mengubah posisi klien dari ikatan percaya pada kemampuan agen pembaharu, menjadi bebas dan percaya pada kemampuannya sendiri.
Menurut pendapat saya, tujuh langkah yang telah dipaparkan diatas adalah sangat penting sebab tanpa adanya tahapan yang dilakukan agen pembaharu maka inovasi tidak akan dapat diadopsi oleh orang lain. Selain itu, proses inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung seketika, melainkan harus melalui tahapan-tahapan kegiatan yang berlangsung dalam waktu tertentu, sehingga individu atau klien yang akan menjadi adopter dapat menilai gagasan yang baru atau produk yang baru sebagai hasil inovasi adalah suatu yang layak untuk diterima.
3.      Aplikasi Unsur-Unsur Inovasi Dalam Pendidikan
Unsur-Unsur Inovasi
Teori yang dikemukakan Roger mengenai unsur-unsur inovasi atau elemen-elemen inovasi menjadi titik tolak ukur pengembangan inovasi dalam pendidikan yang kemudian dapat diaktualisasikan melalui pengaplikasian inovasi bagi pendidikan. Pendapat Roger telah mempengaruhi berbagai ahli dalam mengembangkan inovasi pendidikan yang dapat diamati dari pengembangan hasil teori inovasi Roger.
Komalasari (2010:238-242) memaparkan mengenai unsur-unsur inovasi yang diaplikasikan dalam pendidikan diantaranya: (1) atribut inovasi; (2) saluran komunikasi; (3) jangka waktu tertentu; (4) anggota system sosial. Sama halnya dengan pendapat tersebut Sa’ud (2008:29) mengemukakan empat elemen pokok difusi inovasi terdiri dari: (1) inovasi; (2) komunikasi dengan saluran tertentu; (3) waktu; (4) warga masyarakat (anggota system sosial. Sama halnya dengan kedua pendapat diatas bila dihubungkan dengan pendapat Ibrahim (1988:60) yang juga mengutip pendapat Roger bahwa elemen difusi inovasi  diantaranya adalah : (1) inovasi; (2) komunikasi dengan saluran tertentu; (3) waktu; (4) warga masyarakat (anggota) sistem sosial. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan unsur-unsur  inovasi pendidikan yaitu:
1.    Esensi Inovasi itu sendiri
2.    Saluran Komunikasi
3.    Jangka waktu tertentu
4.    Anggota Sistem Sosial
Aplikasi unsur-unsur inovasi dalam pendidikan yaitu:
1.    Esensi Inovasi itu sendiri
Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang diamati sebagai sustu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik itu berupa hasil invesi atau diskoveri yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu. Baru disin diartikan mengandung ketidaktahuan (uncertainty) artinya sesuatu yang mengandung berbagai alternative. Sesuatu yang tidak tentu masih terbuka berbagai kemungkinan bagi orang yang mengamati, baik mengenai arti, bentuk, manfaat, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan suatu inovasi dalam proses difusi terbuka kemungkinan terjadinya perubahan (re-invention) (Ibrahim, 1988:61).
Kecepatan inovasi untuk diadopsi tergantung pada sifat atau atribut inovasi berikut ini: (a) inovasi mendatangkan keuntungan relative bagi calon pengadopsi (relative advantage); (b) inovasi sesuai bagi calon pengadopsi, baik dilihat dari sisi pengetahuan dan pengalaman maupun dari sisi tata nilai serta budayanya (compatibility); (c) inovasi tidak terlalu kompleks bagi calon pengadopsi, bila terlalu kompleks sampai sulit dipahami, maka inovasi itu akan lambat diadopsi (complexity); (d) inovasi harus dapat dicoba oleh calon pengadopsi sampai berhasil dengan baik atau memuaskan (triability);(e) hasil inovasi dapat diamati/dilihat oleh orang lain (observability) (Komalasari, 2010:238).
Inovasi dalam pendidikan seperti adanya pengembangan model pembelajaran/ desain instruksional, pengembangan media pembelajaran berbasis  computer atau web serta pemanfaatan sumber belajar atau bahan ajar online
2.    Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari seseorang ke orang lain (Sa’ud, 2008:30). Saluran komunikasi akan sangat mempengaruhi kecepatan inovasi. Komalasari (2010:238) menjelaskan lebih lanjut bahwa kecepatan inovasi diadopsi tergantung pula pada saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan inovasi kepada calon pengadopsi. Saluran komunikasi ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu saluran interpersonal  dan saluran media massa. Dalam proses difusi inovasi, saluran interpersonal  lebih banyak digunakan pada tahap persuasi, sedangkan saluran media massa lebih banyak digunakan pada tahap inovasi.
Ibrahim (1988:62) mengungkapkan media masa biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi kepada audien dengan maksud agar audien (penerima informasi) mengetahui dan menyadari adanya inovasi, sedangkan saluran interpersonal (hubungan secara langsung antar individu), lebih efektif untuk mempengaruhi atau membujuk seseorang agar mau menerima inovasi, terutama antar orang yang bersahabat atau mempunyai hubungan yang erat.
Aplikasi saluran komunikasi dalam pendidikan berperan dalam menyebarluaskan pembelajaran kontekstual  sebagai suatu inovasi pembelajaran kepada guru.  Saluran komunikasi dapat berupa seminar pendidikan dan pelatihan, MGMP maupun melalui media massa buku-buku pelajaran yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan. Sedangkan saluran komunikasi interpersonal  adalah melalui kontak-kontak personal  diantara guru dengan pendidik/pelatih konstektual, diantara guru di sekolah, dan diantara guru dengan kepala sekolah.


3.    Jangka waktu tertentu
Menurut Komalasari (2010:239-240) Jangka waktu merupakan pertimbangan yang penting dalam proses difusi. Dimensi waktu tampak dalam : (a) Proses pengambilan keputusan inovasi. Secara internal, ada lima tahap yang dilalaui setiap individu dalam proses  keputusan inovasi (Roger, 1983) yaitu pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Disamping keputusan pada tataran/tipe individual di atas, juga terdapat keputusan otoritas yaitu keputusan yang dipaksakan  kepada seseorang oleh individu yang berada pada posisi atasan dan (b) keinovatifan seseorang yaitu relative lebih awal atau lebih lambatnya seseorang dalam menerima. Sedangkan menurut Ibrahim (1988:62) peran dimensi waktu dalam proses difusi terdapat pada tiga hal sebagai berikut: (a) proses keputusan inovasi; (b) kepekaan seseorang terhadap inovasi; (c) Kecepatan penerima inovasi. Peran elemen waktu dalam proses keputusan inovasi tampak dengan adanya urutan waktu pelaksanaan dari tahu adanya inovasi (pengetahun, himbauan, keputusan, penerapan, dan konfirmasi). Mengenai kepekaan seseorang terhadap inovasi, tidak semua orang dalam suatu system sosial (masyarakat) menerima inovasi dalam waktu yang sama. Mereka menerima inovasi dalam urutan waktu, artinya ada yang dahulu ada yang kemudian. Yang dahulu menerima inovasi lebih dahulu secara relative lebih peka terhadap inovasi dari pada yang menerima inovasi lebih akhir.  Berdasarkan kepekaan terhadap inovasi dapat dikategorikan menjadi lima kategori yaitu innovator, pemula, masyoritas awal, masyoritas akhir, dan terlambat (tertinggal). Selanjutnya Kecepatan inovasi biasanya diukur berdasarkan lamanya waktu yang diperlukan untuk mencapai prosentase tertentu dari jumlah waktu masyarakat yang telah menerima inovasi.
Pemanfaatan online system dalam pendidikan dapat mempercepat sampainya pesan atau informasi dari penyampai pesan kepada penerima pesan yang dapat diaktualisasikan dalam proses system belajar jarak jauh sehingga dapat menembus batas ruang dan waktu. Selain itu, Aplikasi unsur inovasi ditinjau berdasarkan kecepatan  jangka waktunya, tidak semua guru memiliki  kecepatan yang sama dalam mengadopsi pembelajaran konstekstual, ada guru termasuk pengikut dini, pengikut akhir, danpaling akhir mengadopsi (kolot). Guru yang telah memperoleh pendidikan dan pembelajaran kontekstual tahap pertama cenderung menjadi pengikut dini pembelajaran kontekstual.



4.    Anggota  sistem sosial.
Komalasari (2010:241) menjelaskan anggota system sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional  dan terikat dalam kerja sama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Anggota system sosial bias perorangan, kelompok informal, organisasi modern atau sub system.  Diantara anggota system sosial yang memegang peran penting dalam proses difusi adalah pemuka pendapat dan  agen pembaharu.  Pemuka pendapat adalah seseorang yang relative sring diminta nasihat dan pendapat tentang suatu perkara oleh anggota ssitem lainnya sehingga mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain untuk bertindak dalam cara tertentu secara informal. Agen pembaru adalah  orang yang aktif berusaha menyebarkan inovasi ke dalam suatu system sosial, yaitu tenaga professional yang mewakili lembaga pembaharuan (instansi atau organisasi) yang berusaha mengadakan pembaharuan masyarakat dengan jalan menyebarkan ide-ide baru.
Anggota system sosial  dalam pendidikan  diantaranya  kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP. Didalam system sosial sekolah, pemuka pendapat biasanya kepala sekolah dan beberapa guru yang dianggap memiliki  wawasan luas dan kemampuan yang lebih maju dalam proses pembelajaran  dibandingkan dengan guru lain. Sedangkan agen pembaharu dalam system sosial sekolah adalah orang yang aktif berusaha menyebarkan inovasi pembelajaran konstekstual disekolah yaitu tenaga professional yang mewakili Dinas Pendidikan yang berusaha mengadakan pembaharuan proses pembelajaran diantaranya para instruktur pendidikan dan pelatihan.

4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu
            Komalasari (2010:342) menyebutkan beberapa faktor yang menunjang keberhasilan agen pembaharu anatar lain (a)  gencarnya usaha promosi, (b) lebih berorientasi pada klien, (c) kerja sama dengan tokoh  msayarakat, dan (d) kredibilitas agen pembaharu.
Sedangkan menurut Ibrahim (1988: 105-106) Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu diantaranya:
    a)     Usaha agen pembaharu.  
     Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu ialah kegigihan usaha yang dilakukan agen pembaharu.Sebagai indikator untuk mengetahui kegigihan usaha yang dilakukan agen pembaharu. Jumlah klien yang dihubungi untuk berkomunikasi, banyaknya waktu yang digunakan untuk berpartisipasi di desa (tempat tinggal) klien dibandingkan dengan waktu di kantor atau dirumah sendiri, banyaknya keaktifan yang dilakukan dalam proses difusi inovasi, ketepatan memilih waktu untuk berkomunikasi dengan klien dan sebagainya. Makin banyak jumlah klien yang dihubungi, makin banyak waktu yang digunakan di tempat tinggal klien, makin banyakkeaktifan yang dilakukan dalam proses difusi dan makin tepat agen pembeharu memilihwaktu untuk berkomunikasi dengan klien, dikatakan makin gigih atau makin besar usaha klien untuk kontak dengan klien.
   b)    Orientasi pada klien 
    Sebagaimana telah kita ketahui posisi agen pembeharu berada di tengah-tengah antara pengusaha pembeharuan dan sistem klien. Agen pembeharu harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pengusaha pembeharuan, tetapi dilain pihak ia juga harus bekerja bersama dan untuk memenuhi kepentingan klien. Agen pembeharu akan mengalami kesukaran jika apa yang diminta oleh pengusaha pembeharu tidak sesusai dengan kebutuhan klien. Namun demikian agen pembaharu akan berhasil melaksanakan tugasnya jika ia mampu untuk mengambil kebijakan dengan lebih berorientasi pada klien. Agen pembaharu harusmenunjukan keakraban dengan klien, memperhatikan kebutuhan klien, sehingga memperoleh kepercayaan yang tinggi dari klien. Dengan dasar hubungan yang baik itu agen pembaharudapat mengambil kebijakan menyesuaikan kebutuhan klien dengan kemauan pengusahaPembaharuan. Tetapi jika agen pembeharu tampat berorientasi pada pengusaha pembaharuan, maka akan dianggap lawan oleh klien dan sama sekali tidak dapat mengadakan kontak atau komunikasi.                   
     c)    Sesuai dengan kebutuhan klien
     Salah satu tugas agen pembaharu yang sangat penting dan sukar melaksanakannya ialah mendiagnosa kebutuhan klien. Banyak terbukti usaha difusi Inovasi gagal karena tidakmendasarkan kebutuhan klien, tetapi lebih mengutamakan pada target inovasi sesuai kehendak pengusaha pembaharuan. Sebagai contoh, disebuah desa suku Indian, mendapat dana dari pemerintah untuk membangu irigasi agar dapat meningkatkan hasil pertaniannya.Tetapi sangat dibutuhkan orang di desa itu tendon air untuk minum, karena mereka harus berjalan sejauh 3 km untuk mendapatkan air sungai. Maka akhirnya penduduk membangunwaduk air bukan di sawah tetapi didekat desa dan menggunakan air itu untuk minum bukan untuk irigasi.
     d)    Empati
  Seperti telah kita ketahui bahwa empati akan mempengaruhi efektifitas komunikasi. Komunikasi yang efektif akan mempercepat diterimanya inovasi. Perlu diperhatikan bahwa makin banyak perbedaan antara agen pembaharu dengan klien makin sukar agen pembaharu menunjukan empati. Untuk mengatasi hal ini biasanya diadakan pemilihan calon agen pembaharu dipilihkan orang yang mempunyai latar belakang kehidupan sesuai dengan klien dimana agen pembaharu akan bekerja.
     e) Homophily
     Sebagaimana telah kita ketahui yang dimaksud dengan homophily ialah pasangan individu yang berinteraksi dengan mimiliki ciri-ciri atau karakteristik yang sama (sama bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan sebagainya). Heterophily ialah pasangan individu yang berinteraksi dengan memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda. Biasanya agen pembaharu yang berbeda dengan klien lebih disegani, dan lebih suka mengadakan dengan klien yang memiliki persamaan dengan dia.
Menurut pendapat saya, seluruh faktor-faktor penunjang keberhasilan agen pembaharu adalah sangat penting, sebab apabila salah satu faktor penunjang pembaharuan tidak  didukung oleh faktor penunjang lainnya akan menimbulkan hambatan bagi agen pembaharu.

5.      letak suatu keberhasilan antara komunikasi dengan keputusan inovasi
Kunci keberhasilan diterimanya inovasi oleh klien terutama terletak pada komunikasi dengan klien dalam mengambil keputusan inovasi. Sebagaimana yang  diungkapkan oleh Thompson dan Eveland (1967) bahwa  inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu dengan demikian agar inovasi berhasil diterima dengan baik diperlukan komunikasi yang baik dalam mengambil keputusan inovasi.
Dalam hal ini Sa’ud (2008:30) menjelaskan pentingnya saluran komunikasi yang menhubungkan anatar kedua pihak.  Jika komunikasi lancar dan efektif proses penerimaan inovasi akan lebih cepat dan makin mendekati tercapainya tujuan yang diinginkan. Saluran komunikasi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam proses penyebaran inovasi, karena melalui itulah inovasi dapat tersebar kepada anggota sistem sosial. Dalam tahap-tahap tertentu dari proses pengambilan keputusan inovasi, suatu jenis saluran komunikasi tertentu juga memainkan peranan lebih penting dibandingkan dengan jenis saluran komunikasi lain.
Agar komunikasi ini dapat efektif, inovasi harus diseleksi/dipilih agar cocok/sesuai dengan kebutuhan klien. Agar pertalian/hubungan dapat berjalan efektif, feedback/umpan balik dari sistem klien harus mengalir/mengarah sampai agen perubahan kepada perwakilan perubahan dengan begitu dapat diatur program yang cocok dengan kebutuhan klien. Keberhasilan agen pembaharu dalam melancarkan proses komunikasi antara pengusaha pembaharu dengan klien, merupakan kunci keberhasilan proses difusi inovasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar