JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama : Sri Purwati
NIM : 06032681318031
Mata
kuliah : Defusi Inovasi
Program :
S2 Teknologi Pendidikan Pascasarjana
Unsri
Pengasuh : Dr.
Aisyah. A.R, M.Pd
Dr. Sri Sumarni
Soal:
1. Jelaskan
yang dimaksud dengan saluran komunikasi dalam tahapan proses pengambilan
keputusan
2. Rogers
mengemukakan 7 langkah tugas dari pembaharu inovsi, menurut saudara mengapa
harus dipenuhi langkah-langkah tersebut
3.
Bagaimana
aplikasi dari unsur-unsur inovasi dalam dunia pendidikan!
4. Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu, jelaskan menurut pendapat
saudara mengapa hal ini penting?
5. Dimana
letak suatu keberhasilan antara komunikasi dengan keputusan inivasi, untuk
memperjelas jawaban berikan contoh.
Jawaban
1.
Hakikat saluran komunikasi dalam
tahapan proses pengambilan keputusan
Komalasari (2010:238) menjelaskan saluran komunikasi
merupakan alat yang menyebabkan suatu pesan berpindah dari sumber inovasi
kepada penerima inovasi. Adapun Sa’ud
(2010:30) menyatakan saluran komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan
informasi dari seorang ke orang lain. Kondisi kedua pihak yang berkomunikasi
akan mempengaruhi pemilihan atau penggunaan saluran yang tepat untuk mengefektifkan
proses komunikasi. Selanjutnya Pendapat Rogers (1983), menyatakan bahwa saluran
komunikasi adalah alat atau media yang dapat dimanfaatkan oleh
individu-individu atau kelompok serta organisasi yang berkomunikasi untuk
menyampaikan pesan-pesan (messages)
mereka. Sedangkan berpendapat oleh Berlo (1960), saluran komunikasi dapat
diartikan sebagai: saluran sebagai alat pembawa pesan; saluran yang dilalui
oleh alat pembawa pesan; media/wahana yang memungkinkan alat pembawa pesan itu
melalui jalan atau saluran yang harus dilaluinya, dan media/wahana yang dapat
dijadikan sarana untuk berkomunikasi, seperti: pertemuan serta pertunjukan.
Lebih lanjut saluran somunikasi dapat diartikan pula sebagai suatu istilah yang
diberikan untuk cara di mana kita berkomunikasi. Ada berbagai saluran
komunikasi yang tersedia bagi kita saat ini, misalnya percakapan tatap muka,
telepon, pesan teks, email, internet (termasuk media sosial seperti Facebook
dan Twitter), radio dan TV, surat tertulis, atau brosur. (http://www.pengertian.info/pengertian-definisi-komunikasi.html)
Adapun perwujudan saluran komunikasi menurut Sa’ud
(2010:31) dapat berupa media massa seperti radio, televise, surat kabar, dan
sebagainya yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari seseorang atau
sekelompok orang kepada orang banyak (massa). Selain saluran komunikasi media
massa terdapat pula saluran komunikasi interpersonal
(hubungan langsung antar individu) yang lebih efektif untuk mempengaruhi atau
membujuk seseorang untuk menerima inovasi.
Dari berbagai pendapat yang diungkapkan tersebut, maka dapat
disimpulkan saluran komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari
seseorang kepada orang lain yang saluran tersebut dapat berupa saluran
komunikasi media massa atau saluran komunikasi interpersonal. Dengan tujuan agar proses komunikasi yang terjadi
menjadi lebih efektif dan memudahkan penyampaikan pesan pada proses komunikasi
yang dilakukan sehingga sesuai dengan keinginan yang diharapkan.
2.
Tujuh
langkah kegiatan agen pembaharuan menurut Roger
Roger mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan agen
pembaharuan dalam pelaksanaan tugasnya untuk memperkenalkan inovasi sebagaimana
yang ungkapkan oleh Ibrahim (1988:103-104) dalam bukunya Inovasi Pendidikan,
bahwa tujuh langkah dalam kegiatan agen pembaharuan meliputi: Pertama, membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Biasanya agen pembaharu pada
awal tuganya diminta untuk membantu kliennya agar mereka sadar akan perlunya
perubahan. Pada tahap ini agen pembaharua menentukan kebutuhan klien dan juga
membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara konsultattif; Kedua, memantapkan hubungan pertukaran informasi. Sesudah ditentukannya
kebutuhan untuk berubah, agen pembaharu harus segera membina hubungan yang
lebih akrab dengan klien. Agen pembaharu dapat meningkatkan hubungan yang baik
dengan klien dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada kemampuannya,
saling mempercayai dan juga agen pembaharu harus menunjukkan empati pada
masalah kebutuhan klien: ketiga,
mendiagnosa masalah yang dihadapi. Agen pembaharu bertanggung jawab untuk
menganalisa situasi masalah yang dihadapi klien, agar dapat menentukan mengapa
berbagai alternative yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan klien (diperlukan
alternative baru). Untuk sampai pada kesimpulan diagnose, agen pembaharu harus
meninjau situasi penuh empati. Agen pembaharu harus melihat masalah sama dengan
pandangan klien terhadap masalah tersebut artinya diagnose itu harus
berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan berdasarkan pandangan
pribadi agen pembaharu; keempat, membangkitkan
kemauan klien untuk berubah. Setelah agen pembaharu menggali berbagai macam
cara yang memungkinkan dapat dipakai oleh klien untuk mencapai tujuan, maka
agen pembaharu bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik perhatian
klien agar timbul kemauannya untuk berubah (membuka diri dan menerima inovasi).
Tetapi cara yang digunakan harus berorientasi pada klien artinya berpusat pada
kebutuhan klien jangan terlalu menonjolkan inovasi. Kelima, mewujudkan kemauan dalam perbuatan, agen pembaharu berusaha
untuk mencoba mempengaruhi tingkah laku klien dengan persetujuan dan
berdasarkan kebutuhan klien (jangan memaksa) Dimana komunikasi interpersonal
akan lebih efektif kalau dilakukan antar teman yang dekat dan sangat bermanfaat
kalau dimanfaatkan pada tahap persuasi dan tahap keputusan inovasi. Oleh kerena
itu dalam hal tindakan agen pembaharu yang paling tepat menggunakan pengaruh
secara tidak langsung, yaitu dapat menggunakan pemuka masyarakat agar
mengaktifkan kegiatan kelompok lain. Keenam,
menjaga kestabilan penerima inovasi dan mencegah tidak berkelanjutan inovasi (discontinuances).
Agen pembaharu harus berusaha membina kestabilan penerima inovasi dengan
cara member penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi. Perubahan
tingkah laku yang sudah sesuai dengan inovasi dijaga jangan sampai berubah
kembali pada keadaan sebelum adanya inovasi. Dan ketujuh, mengakhiri hubungan ketergantungan. Tujuan aklir agen pembaharu adalah dapat
menumbuhkan kesadaran untuk berubah dan kemampuan merubah dirinya, sebagai
anggota system social yang selalu menghadapi tantangan kemajuan jaman. Agen
pembaharu harus berusaha untuk mengubah
posisi klien dari ikatan percaya pada kemampuan agen pembaharu, menjadi bebas
dan percaya pada kemampuannya sendiri.
Menurut pendapat saya, tujuh langkah yang telah
dipaparkan diatas adalah sangat penting sebab tanpa adanya tahapan yang
dilakukan agen pembaharu maka inovasi tidak akan dapat diadopsi oleh orang
lain. Selain itu, proses inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung
seketika, melainkan harus melalui tahapan-tahapan kegiatan yang berlangsung
dalam waktu tertentu, sehingga individu atau klien yang akan menjadi adopter
dapat menilai gagasan yang baru atau produk yang baru sebagai hasil inovasi
adalah suatu yang layak untuk diterima.
3. Aplikasi
Unsur-Unsur Inovasi Dalam Pendidikan
Unsur-Unsur Inovasi
Teori yang dikemukakan Roger mengenai
unsur-unsur inovasi atau elemen-elemen inovasi menjadi titik tolak ukur
pengembangan inovasi dalam pendidikan yang kemudian dapat diaktualisasikan
melalui pengaplikasian inovasi bagi pendidikan. Pendapat Roger telah
mempengaruhi berbagai ahli dalam mengembangkan inovasi pendidikan yang dapat
diamati dari pengembangan hasil teori inovasi Roger.
Komalasari (2010:238-242) memaparkan mengenai unsur-unsur
inovasi yang diaplikasikan dalam pendidikan diantaranya: (1) atribut inovasi;
(2) saluran komunikasi; (3) jangka waktu tertentu; (4) anggota system sosial.
Sama halnya dengan pendapat tersebut Sa’ud (2008:29) mengemukakan empat elemen
pokok difusi inovasi terdiri dari: (1) inovasi; (2) komunikasi dengan saluran
tertentu; (3) waktu; (4) warga masyarakat (anggota system sosial. Sama halnya
dengan kedua pendapat diatas bila dihubungkan dengan pendapat Ibrahim (1988:60)
yang juga mengutip pendapat Roger bahwa elemen difusi inovasi diantaranya adalah : (1) inovasi; (2)
komunikasi dengan saluran tertentu; (3) waktu; (4) warga masyarakat (anggota) sistem
sosial. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan unsur-unsur inovasi pendidikan yaitu:
1.
Esensi
Inovasi itu sendiri
2.
Saluran
Komunikasi
3.
Jangka
waktu tertentu
4.
Anggota
Sistem Sosial
Aplikasi unsur-unsur inovasi dalam
pendidikan yaitu:
1. Esensi Inovasi itu sendiri
Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian,
metode, yang diamati sebagai sustu yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang, baik itu berupa hasil invesi atau diskoveri yang diadakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Baru disin diartikan mengandung ketidaktahuan (uncertainty) artinya sesuatu yang
mengandung berbagai alternative. Sesuatu yang tidak tentu masih terbuka
berbagai kemungkinan bagi orang yang mengamati, baik mengenai arti, bentuk,
manfaat, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan suatu inovasi dalam proses
difusi terbuka kemungkinan terjadinya perubahan (re-invention) (Ibrahim, 1988:61).
Kecepatan inovasi untuk diadopsi
tergantung pada sifat atau atribut inovasi berikut ini: (a) inovasi
mendatangkan keuntungan relative bagi calon pengadopsi (relative advantage); (b) inovasi sesuai bagi calon pengadopsi, baik
dilihat dari sisi pengetahuan dan pengalaman maupun dari sisi tata nilai serta
budayanya (compatibility); (c)
inovasi tidak terlalu kompleks bagi calon pengadopsi, bila terlalu kompleks
sampai sulit dipahami, maka inovasi itu akan lambat diadopsi (complexity); (d) inovasi harus dapat
dicoba oleh calon pengadopsi sampai berhasil dengan baik atau memuaskan (triability);(e) hasil inovasi dapat
diamati/dilihat oleh orang lain (observability)
(Komalasari, 2010:238).
Inovasi
dalam pendidikan seperti adanya pengembangan model pembelajaran/ desain
instruksional, pengembangan media pembelajaran berbasis computer atau web serta pemanfaatan sumber
belajar atau bahan ajar online
2.
Saluran
Komunikasi
Saluran komunikasi merupakan alat
untuk menyampaikan informasi dari seseorang ke orang lain (Sa’ud, 2008:30).
Saluran komunikasi akan sangat mempengaruhi kecepatan inovasi. Komalasari
(2010:238) menjelaskan lebih lanjut bahwa kecepatan inovasi diadopsi tergantung
pula pada saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan inovasi kepada
calon pengadopsi. Saluran komunikasi ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
saluran interpersonal dan saluran media massa. Dalam proses difusi
inovasi, saluran interpersonal lebih banyak digunakan pada tahap persuasi,
sedangkan saluran media massa lebih banyak digunakan pada tahap inovasi.
Ibrahim (1988:62) mengungkapkan media
masa biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi kepada audien dengan
maksud agar audien (penerima informasi) mengetahui dan menyadari adanya
inovasi, sedangkan saluran interpersonal (hubungan
secara langsung antar individu), lebih efektif untuk mempengaruhi atau membujuk
seseorang agar mau menerima inovasi, terutama antar orang yang bersahabat atau mempunyai
hubungan yang erat.
Aplikasi
saluran komunikasi dalam pendidikan berperan dalam menyebarluaskan pembelajaran
kontekstual sebagai suatu inovasi
pembelajaran kepada guru. Saluran
komunikasi dapat berupa seminar pendidikan dan pelatihan, MGMP maupun melalui
media massa buku-buku pelajaran yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan.
Sedangkan saluran komunikasi interpersonal
adalah melalui kontak-kontak personal
diantara guru dengan pendidik/pelatih konstektual, diantara guru di
sekolah, dan diantara guru dengan kepala sekolah.
3.
Jangka
waktu tertentu
Menurut Komalasari (2010:239-240) Jangka
waktu merupakan pertimbangan yang penting dalam proses difusi. Dimensi waktu
tampak dalam : (a) Proses pengambilan keputusan inovasi. Secara internal, ada
lima tahap yang dilalaui setiap individu dalam proses keputusan inovasi (Roger, 1983) yaitu
pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Disamping
keputusan pada tataran/tipe individual di atas, juga terdapat keputusan otoritas yaitu keputusan yang
dipaksakan kepada seseorang oleh
individu yang berada pada posisi atasan dan (b) keinovatifan seseorang yaitu
relative lebih awal atau lebih lambatnya seseorang dalam menerima. Sedangkan
menurut Ibrahim (1988:62) peran dimensi waktu dalam proses difusi terdapat pada
tiga hal sebagai berikut: (a) proses keputusan inovasi; (b) kepekaan seseorang
terhadap inovasi; (c) Kecepatan penerima inovasi. Peran elemen waktu dalam
proses keputusan inovasi tampak dengan adanya urutan waktu pelaksanaan dari
tahu adanya inovasi (pengetahun, himbauan, keputusan, penerapan, dan
konfirmasi). Mengenai kepekaan seseorang terhadap inovasi, tidak semua orang
dalam suatu system sosial (masyarakat) menerima inovasi dalam waktu yang sama.
Mereka menerima inovasi dalam urutan waktu, artinya ada yang dahulu ada yang
kemudian. Yang dahulu menerima inovasi lebih dahulu secara relative lebih peka
terhadap inovasi dari pada yang menerima inovasi lebih akhir. Berdasarkan kepekaan terhadap inovasi dapat
dikategorikan menjadi lima kategori yaitu innovator, pemula, masyoritas awal,
masyoritas akhir, dan terlambat (tertinggal). Selanjutnya Kecepatan inovasi
biasanya diukur berdasarkan lamanya waktu yang diperlukan untuk mencapai
prosentase tertentu dari jumlah waktu masyarakat yang telah menerima inovasi.
Pemanfaatan
online system dalam pendidikan dapat mempercepat sampainya pesan atau informasi
dari penyampai pesan kepada penerima pesan yang dapat diaktualisasikan dalam
proses system belajar jarak jauh sehingga dapat menembus batas ruang dan waktu.
Selain itu, Aplikasi unsur inovasi ditinjau berdasarkan kecepatan jangka waktunya, tidak semua guru
memiliki kecepatan yang sama dalam
mengadopsi pembelajaran konstekstual, ada guru termasuk pengikut dini, pengikut
akhir, danpaling akhir mengadopsi (kolot). Guru yang telah memperoleh
pendidikan dan pembelajaran kontekstual tahap pertama cenderung menjadi
pengikut dini pembelajaran kontekstual.
4.
Anggota sistem sosial.
Komalasari (2010:241) menjelaskan
anggota system sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara
fungsional dan terikat dalam kerja sama
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Anggota system
sosial bias perorangan, kelompok informal, organisasi modern atau sub system. Diantara anggota system sosial yang memegang
peran penting dalam proses difusi adalah pemuka pendapat dan agen pembaharu. Pemuka pendapat adalah seseorang yang
relative sring diminta nasihat dan pendapat tentang suatu perkara oleh anggota
ssitem lainnya sehingga mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain untuk
bertindak dalam cara tertentu secara informal. Agen pembaru adalah orang yang aktif berusaha menyebarkan inovasi
ke dalam suatu system sosial, yaitu tenaga professional yang mewakili lembaga pembaharuan
(instansi atau organisasi) yang berusaha mengadakan pembaharuan masyarakat
dengan jalan menyebarkan ide-ide baru.
Anggota
system sosial dalam pendidikan diantaranya
kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha, dan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran MGMP. Didalam system sosial sekolah, pemuka pendapat biasanya kepala
sekolah dan beberapa guru yang dianggap memiliki wawasan luas dan kemampuan yang lebih maju
dalam proses pembelajaran dibandingkan
dengan guru lain. Sedangkan agen pembaharu dalam system sosial sekolah adalah
orang yang aktif berusaha menyebarkan inovasi pembelajaran konstekstual
disekolah yaitu tenaga professional yang mewakili Dinas Pendidikan yang
berusaha mengadakan pembaharuan proses pembelajaran diantaranya para instruktur
pendidikan dan pelatihan.
4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
keberhasilan agen pembaharu
Komalasari (2010:342) menyebutkan
beberapa faktor yang menunjang keberhasilan agen pembaharu anatar lain (a) gencarnya usaha promosi, (b) lebih
berorientasi pada klien, (c) kerja sama dengan tokoh msayarakat, dan (d) kredibilitas agen
pembaharu.
Sedangkan
menurut Ibrahim (1988: 105-106) Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
agen pembaharu diantaranya:
a)
Usaha agen pembaharu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan agen pembaharu ialah kegigihan usaha yang dilakukan agen
pembaharu.Sebagai indikator untuk mengetahui kegigihan usaha yang
dilakukan agen pembaharu. Jumlah klien yang dihubungi untuk berkomunikasi,
banyaknya waktu yang digunakan untuk berpartisipasi di desa (tempat tinggal)
klien dibandingkan dengan waktu di kantor atau dirumah sendiri, banyaknya
keaktifan yang dilakukan dalam proses difusi inovasi, ketepatan memilih waktu
untuk berkomunikasi dengan klien dan sebagainya. Makin banyak jumlah klien yang
dihubungi, makin banyak waktu yang digunakan di tempat tinggal klien, makin
banyakkeaktifan yang dilakukan dalam proses difusi dan makin tepat agen
pembeharu memilihwaktu untuk berkomunikasi dengan klien, dikatakan makin gigih
atau makin besar usaha klien untuk kontak dengan klien.
b)
Orientasi pada klien
Sebagaimana telah kita ketahui
posisi agen pembeharu berada di tengah-tengah antara pengusaha pembeharuan dan
sistem klien. Agen pembeharu harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada
pengusaha pembeharuan, tetapi dilain pihak ia juga harus bekerja bersama dan
untuk memenuhi kepentingan klien. Agen pembeharu akan mengalami kesukaran jika
apa yang diminta oleh pengusaha pembeharu tidak sesusai dengan kebutuhan klien.
Namun demikian agen pembaharu akan berhasil melaksanakan tugasnya jika ia mampu
untuk mengambil kebijakan dengan lebih berorientasi pada klien. Agen pembaharu
harusmenunjukan keakraban dengan klien, memperhatikan kebutuhan klien, sehingga
memperoleh kepercayaan yang tinggi dari klien. Dengan dasar hubungan yang baik
itu agen pembaharudapat mengambil kebijakan menyesuaikan kebutuhan klien dengan
kemauan pengusahaPembaharuan. Tetapi jika agen pembeharu tampat berorientasi
pada pengusaha pembaharuan, maka akan dianggap lawan oleh klien dan sama sekali
tidak dapat mengadakan kontak atau komunikasi.
c) Sesuai
dengan kebutuhan klien
Salah satu tugas agen pembaharu yang
sangat penting dan sukar melaksanakannya ialah mendiagnosa kebutuhan klien.
Banyak terbukti usaha difusi Inovasi gagal karena tidakmendasarkan kebutuhan
klien, tetapi lebih mengutamakan pada target inovasi sesuai kehendak pengusaha
pembaharuan. Sebagai contoh, disebuah desa suku Indian, mendapat dana dari
pemerintah untuk membangu irigasi agar dapat meningkatkan hasil
pertaniannya.Tetapi sangat dibutuhkan orang di desa itu tendon air untuk minum,
karena mereka harus berjalan sejauh 3 km untuk mendapatkan air sungai. Maka
akhirnya penduduk membangunwaduk air bukan di sawah tetapi didekat desa dan menggunakan
air itu untuk minum bukan untuk irigasi.
d)
Empati
Seperti
telah kita ketahui bahwa empati akan mempengaruhi efektifitas komunikasi.
Komunikasi yang efektif akan mempercepat diterimanya inovasi.
Perlu diperhatikan bahwa makin banyak perbedaan antara agen pembaharu dengan
klien makin sukar agen pembaharu menunjukan empati. Untuk mengatasi hal ini
biasanya diadakan pemilihan calon agen pembaharu dipilihkan orang yang
mempunyai latar belakang kehidupan sesuai dengan klien dimana agen pembaharu
akan bekerja.
e) Homophily
Sebagaimana telah kita ketahui yang dimaksud dengan
homophily ialah pasangan individu yang berinteraksi dengan mimiliki ciri-ciri
atau karakteristik yang sama (sama bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan
sebagainya). Heterophily ialah pasangan individu yang berinteraksi dengan
memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda. Biasanya agen pembaharu
yang berbeda dengan klien lebih disegani, dan lebih suka mengadakan dengan
klien yang memiliki persamaan dengan dia.
Menurut pendapat saya, seluruh
faktor-faktor penunjang keberhasilan agen pembaharu adalah sangat penting,
sebab apabila salah satu faktor penunjang pembaharuan tidak didukung oleh faktor penunjang lainnya akan
menimbulkan hambatan bagi agen pembaharu.
5.
letak suatu keberhasilan antara
komunikasi dengan keputusan inovasi
Kunci keberhasilan diterimanya
inovasi oleh klien terutama terletak pada komunikasi dengan klien dalam
mengambil keputusan inovasi. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Thompson
dan Eveland (1967) bahwa inovasi sama
dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental
dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam
mencapai suatu tujuan tertentu dengan demikian agar inovasi berhasil diterima
dengan baik diperlukan komunikasi yang baik dalam mengambil keputusan inovasi.
Dalam
hal ini Sa’ud (2008:30) menjelaskan pentingnya saluran komunikasi yang
menhubungkan anatar kedua pihak. Jika komunikasi lancar dan efektif proses
penerimaan inovasi akan lebih cepat dan makin mendekati tercapainya tujuan yang
diinginkan. Saluran komunikasi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam
proses penyebaran inovasi, karena melalui itulah inovasi dapat tersebar kepada
anggota sistem sosial. Dalam tahap-tahap tertentu dari proses pengambilan
keputusan inovasi, suatu jenis saluran komunikasi tertentu juga memainkan
peranan lebih penting dibandingkan dengan jenis saluran komunikasi lain.
Agar komunikasi ini dapat efektif,
inovasi harus diseleksi/dipilih agar cocok/sesuai dengan kebutuhan klien. Agar
pertalian/hubungan dapat berjalan efektif, feedback/umpan balik dari sistem
klien harus mengalir/mengarah sampai agen perubahan kepada perwakilan perubahan
dengan begitu dapat diatur program yang cocok dengan kebutuhan klien. Keberhasilan
agen pembaharu dalam melancarkan proses komunikasi antara
pengusaha pembaharu dengan klien, merupakan kunci keberhasilan proses
difusi inovasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar